Minggu, 01/6/25 | 21:08 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI ARTIKEL

Urgensi Mempelajari Bahasa Inggris bagi Masyarakat Zamrud Khatulistiwa

Minggu, 28/3/21 | 07:00 WIB

Oleh: Mita Handayani
(Mahasiswa Sastra Inggris Unand dan Reporter FIB Unand)

 

Bahasa adalah media yang digunakan seseorang agar dapat berkomunikasi dengan orang/kelompok lain. Tidak ada satu pun negara yang tidak memiliki bahasa. Dalam tataran internasional, bahasa Inggris adalah bahasa yang memegang peranan penting. Penulis akan memaparkan tiga alasan pentingnya orang Indonesia mempelajari bahasa ini, yaitu bahasa Inggris adalah basantara (lingua franca) masyarakat dunia, sebagai persiapan untuk penyambutan bahasa Indonesia sebagai basantara di panggung internasional agar masyarakat Indonesia mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan teknologi.

BACAJUGA

Mengenal Predikasi dan Struktur Argumen dalam Klausa/Kalimat

Mengenal Predikasi dan Struktur Argumen dalam Klausa/Kalimat

Minggu, 13/11/22 | 07:00 WIB
Urgensi Mempelajari Bahasa Inggris bagi Masyarakat Zamrud Khatulistiwa

Puisi-Puisi Mita Handayani

Minggu, 15/8/21 | 07:36 WIB

Alasan pertama, pentingnya bahasa Inggris dipelajari oleh masyarakat Indonesia adalah karena bahasa Inggris adalah basantara (lingua franca) masyarakat dunia. Wurianto (2019, 619) mengemukakan bahwa basantara adalah bahasa pengantar atau pergaulan di suatu wilayah tutur yang terdapat bahasa tutur yang berbeda-beda. Crsytal (dalam Rohmah, 108, 2005) mengatakan bahwa ada 30 negara di dunia yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pertama.

Kemudian, ada 70 negara yang menjadikannya sebagai bahasa kedua. Selanjutnya, lebih dari l00 negara memosisikannya sebagai bahasa asing. Data yang dikemukakan oleh Crystal ini menunjukkan pentingnya bahasa Inggris di berbagai belahan dunia. Ada satu hal yang harus diperhatikan ketika mempelajari bahasa Inggris. Bisa berbahasa Inggris dan paham bahasa Inggris adalah dua hal yang berbeda. Seseorang yang bisa berbahasa Inggris belum tentu paham dengan kaidah dan struktur bahasa Inggris. Akan tetapi, orang yang memahami bahasa Inggris adalah orang yang mengerti tata bahasa (grammar), cara penggunaan, sejarah bahasa, dan hal lain yang berkaitan dengan bahasa tersebut.

Terdapat beberapa kasus tentang orang Indonesia yang bisa bahasa Inggris, tetapi tidak paham bahasa Inggris. Sebelum itu, kita perlu mengetahui struktur bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris terlebih dahulu. Bahasa Inggris menggunakan frasa nomina MD (mengerti-dimengerti). Sementara itu, bahasa Indonesia menggunakan frasa nomina DM (dimengerti-mengerti). Kasus yang ditemukan penulis adalah kasus penamaan dalam beberapa badan usaha. Kedua jenis usaha itu adalah usaha yang bergerak di bidang pencucian pakaian dan usaha fotokopi. Dalam bidang pencucian pakaian, ada satu oknum yang menggunakan pilihan kata bahasa Inggris dan Indonesia dengan struktur bahasa Indonesia (DM) yakni laundry Sahabat. Kata laundry adalah frasa nomina dimengerti (D), sedangkan  kata sahabat adalah frasa nomina mengerti (M). Jika mengikuti struktur bahasa Inggris, penulisan yang benar adalah Sahabat Laundry.

Akan tetapi, jika usaha pencucian ini mengikuti struktur bahasa Indonesia, bunyinya akan menjadi Penatu Sahabat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, penatu adalah padanan kata dari laundry. Di sisi lain, penulis juga mengamati masih banyak masyarakat Indonesia yang salah dalam penulisan kata fotokopi. Beberapa di antara mereka cenderung menulis kata fotokopi menjadi foto copy atau photo copy.  Padahal, kata itu sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi fotokopi. Asal katanya adalah bahasa Inggris yakni photocopy.

Baru-baru ini, seorang esais bahasa asal Sumatera Barat, Holly Adib menulis sebuah esai berjudul “Dokumenter Film Festival: Sebuah Kecerobohan Berbahasa”. Tulisan itu bertujuan untuk mengkritisi perbuatan salah satu akun bernama @dokufes di Instagram. Akun ini adalah akun yang memuat informasi tentang sebuah kegiatan festival film berjenis dokumenter. Holly Adib mendapati bahwa akun tersebut sangat abai dalam penggunaan struktur bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Akun ini melakukan campur kode (code mixing) yang salah dalam nama kegiatannya. Mereka menamakan kegiatan tersebut dengan nama Dokumenter Film Festival. Holy Adib berpendapat, jika akun ini ingin menggunakan bahasa Inggris, judul yang tepat adalah Documentary Film Festival. Di sisi lain, jika mereka ingin menggunakan bahasa Indonesia, nama kegiatan yang benar adalah Festival Film Dokumenter. Hal ini adalah bukti bahwa mungkin pengelola akun @dokufes ini bisa berbahasa Inggris, tetapi tidak paham bahasa Inggris.

Alasan kedua, pentingnya mempelajari bahasa Inggris adalah sebagai persiapan untuk penyambutan bahasa Indonesia sebagai basantara di panggung internasional. Masyarakat Indonesia harus mempersiapkan diri untuk sebuah gebrakan luar biasa di masa depan. Kaplan & Baldauf (dalam Setyabudi, 2007, 159) berpendapat bahwa pengekspor telah menyarankan agar bahasa Jepang, bahasa Cina, bahasa Prancis, bahasa Korea, bahasa Spanyol, bahasa Indonesia, dan bahasa Jerman sebagai bahasa-bahasa utama di masa mendatang. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa bahasa Indonesia akan menjadi salah satu basantara (lingua franca) di kancah internasional. Sebagai masyarakat Indonesia, kita patut merasa bangga. karena bahasa Indonesia termasuk salah satu bahasa yang akan dipakai di pentas dunia. Hal ini juga merupakan kesempatan emas bagi masyarakat yang bahasanya tergolong dalam rumpun bahasa Austronesia ini. Orang Indonesia memiliki peluang yang lebih masif dalam memperkenalkan segala sesuatu tentang Indonesia, baik itu bahasa, sosial, budaya, ekonomi, dan lain sebagainya. Bahkan, bahasa Indonesia sudah dipelajari di beberapa negara, misalnya seperti Korea, Belanda, dan Australia.

Ada beberapa alasan mengapa ke-3 negara ini ingin menguasai bahasa Indonesia. Dilansir dari Kompas (2/21), Twitter mencatat bahwa Indonesia adalah negara dengan twit K-Pop terbanyak di dunia. Korea melihat hal ini sebagai sebuah kesempatan yang baik. Jika mereka menguasai bahasa Indonesia, mereka akan lebih mudah mempromosikan budaya mereka pada orang Indonesia.

Lain hal dengan Belanda, salah satu alasan mereka mempelajari bahasa Indonesia adalah karena negara kincir angin ini memiliki hubungan emosional yang cukup kuat dengan Indonesia. Hal ini terjadi karena adanya faktor penjajahan yang dilakukan oleh Belanda pada Indonesia selama 350 tahun silam. Sisi baik dari hal ini adalah banyaknya sejarawan asal Indonesia dan Belanda yang berusaha menyingkap kembali sejarah penjajahan yang terjadi di masa lalu. Hal ini menyebabkan adanya hubungan baik di antara kedua belah pihak. Oleh sebab itu, para sejarawan Belanda butuh memahami bahasa Indonesia agar lebih mudah dalam proses penelitian. Di samping itu, Setyabudi (2007:159) menyatakan bahwa tujuan orang Australia mempelajari bahasa Indonesia adalah untuk meningkatkan kegiatan perdagangan internasional dan mempromosikan pariwisata negaranya.

Terlepas dari apa pun tujuan negara lain mempelajari bahasa Indonesia, kita patut berbangga karena ternyata bahasa Indonesia sudah begitu dilirik oleh bangsa lain. Hanya saja, tentu kita juga perlu menyiapkan amunisi untuk hal ini. Kita perlu sebuah media untuk memperkenalkan semua hal tentang Indonesia kepada negara lain. Salah satu “alat” yang bisa kita gunakan dalam hal ini adalah bahasa Inggris.  Tidak bisa dipungkiri bahwa bahasa Inggris adalah basantara dari negara-negara dunia pada saat ini. Hampir tidak ada negara yang tidak mempelajari bahasa dari rumpun Germanic ini.

Oleh sebab itu, mari berhenti melakukan hal-hal bodoh dalam berbahasa Indonesia. Akhir-akhir ini, ada beberapa generasi muda Indonesia yang senang sekali merusak bahasa Indonesia. Mereka dengan sesuka hati melakukan campur kode (code mixing) antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh kalimat yang pernah didengar oleh penulis adalah Aku tu literally gak suka aja sama dia, which is dia banyak banget kelakuan buruknya. Sungguh sebuah ironi. Negara lain menginginkan agar bahasa Indonesia menjadi bahasa dunia. Sementara itu, generasi mudanya malah merusak bahasanya sendiri. Mereka seperti terjangkit penyakit xenoglossophia. Xenoglossophia adalah gejala psikologi berupa kecendrungan mencintai penggunaan kata-kata yang aneh atau asing dengan cara tidak wajar (Kepferer dalam Riani, 2014:142).

Alasan ketiga, pentingnya mempelajari bahasa Inggris adalah agar masyarakat Indonesia mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan teknologi. Tidak bisa dihindari, bahasa Inggris sudah memengaruhi banyak lini kehidupan, seperti pariwisata, pendidikan, dan masih banyak lagi. Dalam dunia pariwisata, jika dilihat di situs resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, data kunjungan wisatawan mancanegara pada Bulan Agustus tahun 2019 berjumlah 1.530. 268 orang. Dalam hal ini, bahasa Inggris diperlukan oleh pemandu wisata untuk menjelaskan tentang wisata yang ada di Indonesia. Kemudian, jika dilihat dalam aspek pendidikan, dalam sebuah analisis pangkalan data, Narvaez-Berthelemot dan Russell (dalam Genc & Bada, 2010, 146) menemukan bahwa bahasa Inggris adalah bahasa utama dalam publikasi jurnal. Publikasi jurnal ini biasanya diperlukan oleh mahasiswa dan dosen di perguruan tinggi. Pentingnya bahasa Inggris juga bisa dirasakan dalam perkembangan teknologi. Hari ini, tak sedikit teknologi yang menggunakan bahasa Inggris. Oleh sebab itu, agar kita tidak tertinggal oleh perkembangan zaman, kita perlu mempelajari dan memahami bahasa Inggris.

Tiga paparan di atas adalah alasan mengapa bahasa Inggris menjadi bahasa yang penting dipelajari oleh orang Indonesia. Sekali lagi, penulis ingin menekankan bahwa bisa dan paham bahasa Inggris adalah dua hal yang sangat jauh berbeda. Penulis juga mengajak pembaca semua unuk mempelajari bahasa Inggris secara mendalam mengingat pentingnya peranan bahasa ini dalam pentas mancanegara. Semoga tulisan ini memberikan pencerahan dan bermanfaat bagi pembaca terutama dalam dunia kebahasaan.

Tags: #Mita Handayani
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Puisi-puisi DP Dinata

Berita Sesudah

Mengenal Bentuk Terikat dalam Bahasa Indonesia

Berita Terkait

Epigram 60: Perayaan Ulang Tahun Terakhir Joko Pinurbo

Epigram 60: Perayaan Ulang Tahun Terakhir Joko Pinurbo

Minggu, 01/6/25 | 11:46 WIB

Oleh: Ghina Rufa’uda (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia dan Bergiat di Labor Penulisan Kreatif FIB Universitas Andalas)   Rekeningku hanya tempat...

Pesan Moral dalam Cerpen “Robohnya Surau Kami”

Pesan Moral dalam Cerpen “Robohnya Surau Kami”

Minggu, 01/6/25 | 11:18 WIB

Oleh: Sufrika Sari (Mahasiswi Prodi Sejarah dan Bergiat di Labor Penulisan Kreatif FIB Universitas Andalas) Kesalehan lahiriah bukanlah jaminan seseorang...

Literature Review Artikel “Power in the Discourse of West Sumatra Regional Regulation Number 7 of 2018 concerning Nagari”

Literature Review Artikel “Power in the Discourse of West Sumatra Regional Regulation Number 7 of 2018 concerning Nagari”

Minggu, 25/5/25 | 14:40 WIB

Oleh: Raisa Tanjia Ayesha Noori (Mahasiswa S2 Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas) Peraturan Daerah (Perda) sering kali dianggap sebagai...

Kekacauan dalam Film “Pengepungan di Bukit Duri”

Kekacauan dalam Film “Pengepungan di Bukit Duri”

Minggu, 25/5/25 | 13:01 WIB

Oleh:  Queendi Kumala (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia Universitas Andalas) GILA! Bukan karena film ini adalah suatu masterpiece, tetapi semua adegan...

Jumbo, Cermin Estetika Luka Dewasa di Balutan Imaji Anak-Anak

Jumbo, Cermin Estetika Luka Dewasa di Balutan Imaji Anak-Anak

Minggu, 18/5/25 | 07:55 WIB

Oleh: Nayla Aprilia (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia, Universitas Andalas, Padang)   Salah satu film animasi anak yang sedang naik daun...

Realitas Kekuasaan Budaya Politik Elite di Indonesia

Realitas Kekuasaan Budaya Politik Elite di Indonesia

Senin, 12/5/25 | 08:22 WIB

Oleh: Muhammad Syaifuddin Aziz (Mahasiswa Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya) Kekuasaan merupakan konsep sentral dalam...

Berita Sesudah
Perbedaan Kata Petunjuk Arah di Kota Padang dan Yogyakarta

Mengenal Bentuk Terikat dalam Bahasa Indonesia

Discussion about this post

POPULER

  • Kualitas Aspal Jalan di Kecamatan IV Koto Agam Dipertanyakan

    Kualitas Aspal Jalan di Kecamatan IV Koto Agam Dipertanyakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Libur Panjang 29 Mei – 1 Juni 2025, Ini Rekomendasi Wisata Seru di Kota Padang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Zalmadi Sesalkan RS Rasidin Tolak Pasien Hingga Meninggal : Itu Tidak Manusiawi!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Moral dalam Cerpen “Robohnya Surau Kami”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Klarifikasi Wali Nagari Koto Gadang, Lahan Sawit yang Dipinjamkan ke Petani Akan Diremajakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Epigram 60: Perayaan Ulang Tahun Terakhir Joko Pinurbo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024