Hobi, Caraku Melupakanmu
katamu, kopi benar-benar membuatku
menomorduakanmu
tetapi, aku merasa tidak menomorduakanmu
aku cuma melupakanmu
karena setiap cemburu pada hobiku
malah membuatku lupa bagaimana caranya lagi mencintaimu
tanpa dinding alibi
bahkan tulang daun
tulang punggung
sudah sama saja
semua sama, kecuali hobiku itu
tanyaku, “apakah kamu pecinta kopi?”
“aku tidak mencintai kopi, aku mencintaimu,” jawabmu
jika kamu tidak pecinta kopi
jangan coba-coba mencampuradukkan cintaku
dengan kopi
kopiku ya kopiku
cintaku ya untukmu
bila kamu sudah samakan,
itu perpisahan namanya, Sayang
(2021)
Uang yang di-Tuhan-kan
bila uang telah dianggap Tuhan
beras di dapur habis
rokok ranting pohon jambu
tandan-tandan pohon kelapa berduyun
jatuh dari hati gersang
-ini pilihan terakhir
bila uang telah banyak
kucing, itik, dan ayam
tak lagi disapa
pun tetangga
adalah cacing dalam perut
adalah ular dalam mulut
dan tikus dalam kepala
menjelma manusia setengah hewan
o, uang yang di-Tuhan-kan
betapa takaburnya
penghuni negeri subur ini
dipenuhi hewan-hewan
dalam tubuhnya penghuni
(2021)
Tanah Lumpuh
kiri kanan jalan
sawah-sawah semakin terjajah
di atas kereta orang-orang menggila
: telah tumbuh gedung di sana oleh singa
tak bisa dibayangkan nasib anak cucu
kelak akan kembali makan tumbuhan liar, sekalipun jelatang!
hewan liar, sekalipun babi!
o, orang-orang berbulu singa
kawat-kawat bungkusan sudah basi
mana tanah dan tanaman-tanaman itu?
sepertinya lumpuh sudah negeri ini dibangun
dengan menghilangkan tanah penghidupan
(2021)
Malam Keluku
malam ini aku tidur di atas bulan matamu
agar keluku yang lindap
bercahaya dan lekas tertawa
(2021)
Siang Keluku
siang ini aku makan dari raut senyummu
agar tidak ada lagi kelu
yang berlalu lalang
setiap duka yang berkumandang
(2021)
Biodata Penulis
Rilen Dicki Agustin lahir di Bangun Raya, Pasaman, Sumatera Barat, 10 Agustus dan tinggal di Kota Padang. Puisinya terbit di berbagai media cetak maupun media online, seperti Singgalang, Haluan, Bangka Pos, Radar Cirebon, dan lain-lain. Buku puisi tunggalnya Air Mata Rindu dalam Gelas (2020). Selain itu, puisinya juga termaktub di antologi puisi Banjarbaru’s Rainy Day Literary Festival 2020 dan antologi bersama lainnya. Ia bisa dihubungi lewat; email: rilendickiagustin12@gmail.com, WhatsApp: 0822 6897 7196, FB: Rilen Dicki Agustin, dan IG: @rilendickiagustin12.
Discussion about this post