
Padang, Scientia.id – Penangkapan tiga tersangka pengedar narkoba di Pesisir Selatan, dua diantaranya masih berusia remaja, menjadi tamparan keras bagi semua pihak. Menanggapi hal itu, Ketua Dewan Pengurus Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa (DPW PKB) Sumbar, Firdaus, menyebut bahwa peristiwa itu hanyalah puncak gunung es dari persoalan sosial yang jauh lebih kompleks.
“Kita jangan hanya fokus pada angkat tangkapan atau berat barang buktinya. Saat remaja sudah masuk lingkaran pengadaran narkoba, artinya sistem sosial kita sedang runtuh,” ujar Firdaus pada Scientia.id, Selasa (30/7).
Firdaus menekankan bahwa keterlibatan anak-anak muda dalam jaringan narkotika mencerminkan minimnya ruang edukasi, lemahnya pengawasan keluarga dan absennya negara dalam menyediakan alternatif hidup yang sehat dan layak.
“Kita menghadapi darurat sosial. Anak-anak ini bukan tiba-tiba jahat. Mereka tumbuh di lingkungan yang abai, miskin harapan dan rentan dimanfaatkan oleh jaringan kejahatan,” tegas Firdaus.
Firdaus menilai, pola penanggulangan narkoba selama ini masih terlalu berorientasi pada penindakan hukum semata. Padahal, akar masalahnya berada pada kegagalan sistematik dalam pendidikan karakter, kemiskinan struktural hingga lemahnya ketahanan keluarga.
“Yang harus kita lawan bukan hanya narkoba, tapi kondisi sosial yang membuat remaja menganggap jadi pengedar itu hal biasa. Ini lebih menakutkan,” ujar Firdaus.
Firdaus mendesak agar pemerintah provinsi dan kabupaten/kota tidak lagi melihat persoalan ini secara sektoral. Dibutuhkan kolaborasi lintas sektor, pendidikan, sosial, kepemudaan dan tokoh adat/agama untuk membangun sistem perlindungan sosial yang kuat.
Firdaus juga menyarankan agar rehabilitasi sosial dan program pemberdayaan remaja diperkuat, bukan hanya menunggu mereka ditangkap lalu diproses hukum.
“Kalau kita hanya bergerak setelah polisi menangkap, itu artinya kita sudah terlambat. Negara harus lebih dulu hadir sebelum narkoba yang datang lebih dulu,” pungkas Firdaus. (tmi)