Senin, 01/12/25 | 20:13 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home DESTINASI

Musim Semi di Tengah Hamparan Kanola

Sabtu, 20/5/23 | 19:27 WIB

Oleh: Elly Delfia
(Dosen Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas)

 

Pada suatu sore yang cerah di musim semi tahun 2018, saya dan seorang sahabat berkunjung ke taman bunga kanola yang tengah mekar di Taman Ekologi Daejo, Busan, Korea Selatan. Betapa senangnya hati ketika itu, terutama bagi saya yang akan “pulang habis” ke Indonesia pada Januari tahun depannya karena tugas di sana sudah selesai. Perjalanan ke taman bunga kanola menjadi salah satu kenangan yang tidak terlupakan.

BACAJUGA

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Perkembangan Kosakata di Era Komunikasi Digital

Minggu, 16/11/25 | 07:55 WIB
Menyingkap Makna Kata “saja “ dalam Berbagai Konteks Kalimat

Menyingkap Makna Kata “saja “ dalam Berbagai Konteks Kalimat

Senin, 20/10/25 | 07:36 WIB

Saya dan sahabat berfoto-foto di sela-sela kelopak kanola yang sedang mekar. Para pengunjung tidak hanya berasal dari Korea Selatan, tetapi dari berbagai negara. Mereka terlihat menikmati momen yang sama dengan saya. Mereka berswafoto dan bercengkerama bersama keluarga, teman sebaya, dan rombongan. Ternyata Korea Selatan tidak melulu tentang drama dan k-pop, tetapi juga tentang keindahan bunga-bunga yang mekar pada musim semi.

Selain sakura atau beotkott, kanola adalah bunga yang juga menghangatkan hati ketika musim semi tiba. Bunga kanola dalam bahasa Korea disebut dengan yuchae. Bunga ini berwarna kuning cerah dengan serbuk sari di tengah kelopak yang berjumlah empat helai. Bunga dengan nama ilmiah Brassica napus juga disebut dengan bunga rapa. Bunga dengan tinggi 1 sampai 1,5 meter ini tumbuh di tepian Sungai Nakdong (Nakdong-gang) yang mengalir tenang membelah Kota Busan. Taman bunga kanola Daejo merupakan yang terbesar di Korea Selatan.

Foto 1: Penulis di tengah bunga kanola Taman Ekologi Daejo, Busan, Korea Selatan

Kanola termasuk famili kubis-kubisan (Brassicaceae) yang dikembangkan pertama kali di Canada. Canola merupakan singkatan dari canada oil low acid yang diperkenalkan pada tahun 1978. Kemudian, bunga ini juga dikembangkan di beberapa negara lain di dunia, seperti di Eropa (Jerman dan Prancis), Australia, dan di Asia (Jepang dan Korea Selatan).

Kanola tidak hanya dinikmati karena keindahan dan kecantikan bunga-bunganya, tetapi juga dapat diolah menjadi minyak goreng yang sehat dan bahan bakar untuk mobil. Umbi bunga yang hidup selama lebih kurang dua bulan akan diolah setelah kelopaknya mengering dan jatuh satu per satu. Minyak kanola dapat diolah jadi minyak goreng yang kaya akan manfaat karena mengandung alfalinoleat, vitamin E, dan omega 3 yang bagus untuk kesehatan. Manfaat bunga kanola di antaranya meningkatkan kesehatan jantung, mengurangi kolesterol, menjaga kelembaban kulit, mencegah kerusakan sel, dan mengurangi peradangan.

Hamparan kebun bunga kanola yang menguning di tepian Sungai Nakdong dapat  dicapai dengan naik kereta bawah tanah di Jalur 1 (orange line) dari Terminal Nopo, lalu transit Samyon dan pindah ke jalur hijau (green line) menuju Stasiun Deokcheon dan kemudian pindah ke jalur coklat (brown line) menuju ke arah Daejo dan turun di Stasiun Gungseo-gu pintu keluar 1 (exit 1), lalu berjalan sekitar 500 meter ke kebun bunga kanola yang terletak di bawah Jembatan Gungseo-gu. Biaya satu kali perjalanan dengan kereta bawah adalah 1300 won atau sekitar 14.000 rupiah. Jika dijumlahkan untuk tiga kali pindah jalur atau line, biayanya menjadi 3900 won atau sekitar 50.000 ribu rupiah sekali jalan. Selain dengan kereta bawah tanah, tempat ini juga dapat dicapai dengan mobil pribadi, dengan taksi, atau angkutan umum lainnya. Setelah itu, kita tidak perlu khawatir dengan biaya masuk karena masuknya gratis tanpa tiket dan tanpa biaya apa pun.

Foto 2: Penulis sedang berjalan di tengah hamparan bunga kanola

Pada saat bunga ini mekar di bulan April, wisatawan yang berkunjung ke sana bisa mencapai ribuan orang setiap minggunya. Bunga ini mekar dua sampai tiga minggu saja setelah itu pengunjung hanya dapat menyaksikan bunga ini mekar pada musim semi tahun depannya. Pada minggu-minggu saat kanola mekar dengan sempurna, Busan Nakdong River Canola Flower Festival diadakan di sana. Sebuah festival untuk menyambut mekarnya bunga kanola dengan penuh kegembiraan. Orang-orang datang beramai-ramai ke taman bunga kanola, termasuk saya dan sahabat. Kami berhasil mengabadikan momen menarik saat berada di tengah hamparan lautan kanola melalui jepreten foto-foto yang cantik.

Sepanjang jalan menuju taman bunga kanola yang luasnya sekitar 90 hektar didirikan tenda-tenda yang menjual aneka jenis makanan, seperti jagung rebus, ubi bakar, hotdong, bungeoppang (kue ikan), tteok (kue beras), odeng, tteopokki, dan makanan Korea lainnya. Selain itu, ada juga tenda penyewaan  hanbok, pakaian tradisional Korea. Pengunjung dapat menyewanya untuk berfoto-foto di tengah hamparan bunga kanola.

Kemasan (packaging) wisata yang bersih dan rapi seperti taman bunga kanola, Daejo membuat wisatawan nyaman saat berkunjung ke sana. Mereka terlihat menikmati keindahan suasana alam musim semi melalui hamparan bunga kanola yang sedang mekar. Semoga wisata alam Indonesia yang indah dan eksotik juga dapat dikemas dan dikelola dengan baik seperti taman bunga kanola. Kemasan wisata yang baik dan apik tentunya akan membuat nyaman para wisatawan saat berkunjung.

Tags: #Elly Delfia
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Dari Balik Saputangan Hitam

Berita Sesudah

“Jangan Kencing di Sini”, Hasrat yang Tak Terpenuhi

Berita Terkait

UNAND, USU, dan UNSOED Perkuat Kerja Sama dalam Studi Bahasa, Sastra, Budaya Jepang

UNAND, USU, dan UNSOED Perkuat Kerja Sama dalam Studi Bahasa, Sastra, Budaya Jepang

Kamis, 23/10/25 | 20:08 WIB

UNAND, USU, dan UNSOED usai menandatangani Implementation Agreement sebagai bagian dari momentum Seminar Nasional Dinamika Bahasa, Sastra, dan Budaya Jepang...

Kota Kuno Berusia 4.000 Tahun Ditemukan di Tengah Gurun Arab Saudi

Kota Kuno Berusia 4.000 Tahun Ditemukan di Tengah Gurun Arab Saudi

Sabtu, 11/10/25 | 06:03 WIB

Jakarta, Scientia.id - Para arkeolog dari Prancis dan Arab Saudi menemukan sisa-sisa kota kuno berusia sekitar 4.000 tahun di barat...

Jejak Asteroid Purba di Dasar Laut Utara Akhirnya Terungkap

Jejak Asteroid Purba di Dasar Laut Utara Akhirnya Terungkap

Kamis, 02/10/25 | 09:26 WIB

Jakarta, Scientia.id - Selama lebih dari 20 tahun, Kawah Silverpit di dasar Laut Utara menjadi perdebatan sengit para ilmuwan. Ada...

Pedang Diduga Milik Firaun Berusia 3.000 Tahun Ditemukan

Pedang Diduga Milik Firaun Berusia 3.000 Tahun Ditemukan

Sabtu, 13/9/25 | 17:09 WIB

Jakarta, Scientia.id - Jejak kekuasaan Ramses II kembali terungkap. Para arkeolog Mesir baru-baru ini menemukan pedang diduga milik Firaun legendaris...

Lele Raksasa (Foto: Ist)

Pria ini Taklukan Lele Raksasa Ukurannya Nyaris Tiga Meter

Senin, 18/8/25 | 06:10 WIB

Lele Raksasa (Foto: Ist) Jakarta, Scientia.id - Seorang pemancing asal Republik Ceko kembali mengukir prestasi luar biasa di dunia perikanan....

Misteri Gunung Padang: Diduga Lebih Tua dari Piramida Giza

Misteri Gunung Padang: Diduga Lebih Tua dari Piramida Giza

Senin, 11/8/25 | 09:57 WIB

Jakarta, Scientia.id - Situs prasejarah Gunung Padang di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, kembali jadi sorotan setelah tim kajian menduga usianya...

Berita Sesudah
Wednesday: antara Science Fiction dan Magical Realism

"Jangan Kencing di Sini", Hasrat yang Tak Terpenuhi

Discussion about this post

POPULER

  • Kantor PDAM Kota Padang.[foto : net]

    PDAM Padang Kerahkan Mobil Tangki Gratis, Krisis Air Bersih Dipastikan Tetap Terkendali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jalan Water Front City Amblas 200 Meter di Pariaman Selatan, Tanpa Rambu dan Penerangan: Warga Terancam Nyawa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jejak Sastra Melayu Klasik dalam Kehidupan Masyarakat Lampau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Kata “bapak” dan “ibu” Harus Ditulis dalam Huruf Kapital ?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Donizar Desak Pemerintah Siapkan Layanan Medis Pasca Banjir

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Prabowo Tinjau Lokasi Bencana di Sumbar Hari Ini, Pastikan Penanganan Berjalan Cepat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024