Selasa, 15/7/25 | 02:49 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI ARTIKEL

“Jangan Kencing di Sini”, Hasrat yang Tak Terpenuhi

Minggu, 21/5/23 | 07:00 WIB

Oleh: Rizky Amelya Furqan
(Dosen Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas)

 

Jari-jari manusia ku rasa bahkan mereka punya pikiran sendiri. Mereka bisa melakukan hal-hal tertentu tanpa kita mengajarinya. Dengan jari-jari, manusia merasakan sesuatu (Eka Kurniawan)

BACAJUGA

Memori Kolektif Warisan Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto

Memori Kolektif Warisan Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto

Minggu, 06/10/24 | 06:53 WIB
“Pendokumentasian” dan Cultural Tourism

“Pendokumentasian” dan Cultural Tourism

Minggu, 18/8/24 | 10:49 WIB

Kepribadian menjadi salah satu unsur yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Bahkan penilaian yang diberikan oleh seseorang pada orang lain berdasarkan pada kepribadian yang mereka miliki. Kepribadian dekat kaitannya dengan ilmu psikologi. Psikologi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti ilmu yang berkaitan dengan proses mental, baik normal maupun abnormal dan pengaruhnya kepada perilaku atau ilmu pengetahuan tentang gejala dan kegiatan jiwa. Hal ini juga menjadi satu indikator menarik yang tidak bisa dipisahkan dari sastra karena pada dasarnya sastra bergerak dari fenomena yang ada di masyarakat. Dengan demikian, kepribadian tokoh dalam karya sastra juga menarik perhatian para peneliti sastra yang dikenal dengan ilmu psikologi sastra.

Analisis mengenai psikologi sastra salah satunya dikemukan oleh Jacques Lacan. Lacan adalah seorang psikoanalis yang memiliki fokus mengenai konsep ketidaksadaran yang berarti berlawanan dengan seluruh produksi kesadaran (Noland, 1993). Menurut Lacan, perkembangan kepribadian manusia akan melalui beberapa tahapan yang dikenal dengan tripartite model, yaitu yang nyata (the real), yang imajiner (the imaginary), dan tahap simbolik (the symbolic) (Sarup, 1993: 31-33). Lintasan tahapan tersebut dikaitkan dengan konsep kebutuhan (need), permintaan (demand), dan hasrat (desire).

Lacan menyatakan hasrat (desire) sebagai konsep sentral dalam pemikiran psikoanalisis. Lacan memahami hasrat sebagai dorongan tak terpuaskan yang mendasari dan menggerakkan individu dalam pencarian kepuasan yang tidak pernah sepenuhnya terpenuhi. Hasrat dalam pemikiran Lacan melibatkan ketegangan antara keinginan individu dan realitas objek yang selalu tidak dapat dipenuhi. Oleh sebab itu, Lacan mengklasifikasikan hasrat pada tahapan simbolik karena pada tahap simbolik individu mulai berinteraksi dengan dunia simbolik melalui bahasa dan tanda-tanda. Kemudian, individu tidak sepenuhnya dikuasai oleh insting-insting biologisnya, tetapi menjadi terlibat dalam pemahaman simbolik tentang keinginan dan kepuasan.

Salah satu penulis Indonesia yang menggambarkan tokoh-tokoh dengan kepribadian menarik dalam karyanya adalah Eka Kurniawan yang lahir di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, pada tanggal 28 November 1975. Ia merupakan alumni dari jurusan Filsafat di Universitas Gadjah Mada. Beberapa karya Eka Kurniawan adalah Cantik itu Luka, Lelaki Harimau, Cinta Tak Ada Mati dan Cerita-cerita Lainnya, Gelak Sedih dan Cerita-cerita Lainnya, Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi, O, dan sebagainya.

Salah satu cerpenya yang menarik perhatian penulis terkait kepribadian tokoh diterbitkan dalam buku kumpulan cerpen Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi, yaitu cerpen dengan judul Jangan Kencing di Sini. Dalam cerpen ini terlihat ada hasrat tidak terpenuhi yang dimanifestasikan pada tokohnya, yang bernama Sasha oleh Eka Kurniawan. Dalam cerpen Jangan Kencing di Sini digambarkan Sasha yang memiliki butik, tetapi selalu mencium bau pesing setiap paginya. Sasha juga sudah memasang tulisan besar di dinding tokonya, yaitu “Jangan Kencing di Sini” dan ia akan selalu marah kepada Marjan, salah satu karyawannya. Namun, hal ini malah menyebabkan Sasha malas untuk kencing karena teringat bau pesing di depan tokonya, tetapi ketika menahan kencing Sasha menemukan pemenuhan kekosongan hasrat yang dimiliki sebelumnya.

Pada cerpen Jangan Kencing di Sini terlihat ada fantasi yang berbeda yang terjadi pada Sasha. Fantasi tersebut dilakukan untuk mengisi kekosongan yang dia miliki, yaitu berkaitan dengan kehangatan yang kosong ketika berhubungan dengan suaminya. Namun, Sasha mendapatkan kehangatan yang “utuh” ketika dia menahan kencingnya. Hal ini tergambar dalam kutipan berikut,

“Ia tidak kencing. Ia masih menahannya. Otot-otot vaginanya bergerak, mengencang dan mengendur. Ia merasa dirinya terbang, semakin lama semakin melayang tinggi. Napasnya mulai berirama lebih cepat. Ia menggumamkan kata-kata yang tidak jelas. Lalu, ia mendengar dirinya sendiri setengah mendengus. Ia lelah. Ia bersandar ke tabung penampung air di belakang. Tubuhnya terasa lemas. Tak lama kemudian, air kencing tumpah ke lubang kakus.”(Kurniawan; 59)

Dari kutipan di atas terlihat usaha Sasha untuk memenuhi hasrat yang dia miliki dengan cara menghangatkan dirinya sendiri. Hasrat yang dimiliki Sasha hadir karena kekosongan dan ketidaklengkapan yang dia rasakan. Kekosongan yang hadir tersebut sebenarnya hadir karena ada fase permintaan (demand) yang berkaitan dengan desakan simbolik. Dalam pemikiran Lacan, desakan simbolik mengacu pada ketidakpuasan yang selalu ada dalam kehidupan individu. Meskipun individu mungkin mendapatkan kepuasan sementara melalui pemenuhan permintaan mereka, tetapi rasa ketidakpenuhan akan tetap ada. Hal ini, mendorong individu untuk terus mencari kepuasan baru dan mengungkapkan permintaan mereka dalam berbagai bentuk.

Hal di atas terlihat dari pengisian kekosongan yang dilakukan Sasha dengan menahan kencing masih saja tidak memenuhi demand yang dia miliki dengan seutuhnya. Muncul keraguan antara yang realitas dan imajinary. Ia masih mencoba melakukan pemenuhan kepercayaan terhadap kehangatan yang bisa ia dapatkan secara utuh dari suaminya. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut,

“Sasha menghampiri tempat tidur dan Matta, suaminya, langsung memeluknya. Mencium pipinya dan kemudian bibirnya. Sentuhan bibirnya terasa dingin di pipi dan bibirnya. Tak ada yang istimewa dengan sentuhan itu. Ia bahkkan lupa, apakah pernah di suatu masa sentuhan itu memberinya kehangatan dan sedikit gelora. Barangkali sejak awal, ia tak pernah merasakannya”

Dari kutipan di atas terlihat ada orientasi yang berbeda yang dirasakan oleh Sasha. Dia tidak bisa merasakan apa yang pada umumnya orang lain rasakan. Eka Kurniawan menggambarkan hasrat yang tidak tersampaikan melalui tokohnya dalam cerpen Jangan Kencing di Sini. Eka Kurniawan juga mencoba merepresentasikan permintaan-permintaan yang menurut Lacan berada dalam tahapan The Imaginary, yaitu permintaan yang ada pada diri manusia itu tidak dapat terpenuhi secara seutuhnya. Ketika timbul berbagai permintaan tersebutlah hasrat berada pada tahapan simbolik. Keberadaan antara yang imajiner dan yang simbolik tidak memiliki batas yang jelas. Manusia dianggap selalu berada dalam keadaan lack atau berkekurangan dan hasrat dianggap dapat memenuhi kekurangan tersebut. Namun, kekurangan yang terpenuhi hanyalah sebuah kesemuan karena masih akan terus merujuk pada hasrat yang lainnya.

Tags: #Rizky Amelya Furqan
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Musim Semi di Tengah Hamparan Kanola

Berita Sesudah

Puisi-Puisi Linda Tanjung dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Berita Terkait

Ekspresi Puitik Penderitaan Palestina dalam Puisi “Tamimi” karya Bode Riswandi

Ekspresi Puitik Penderitaan Palestina dalam Puisi “Tamimi” karya Bode Riswandi

Minggu, 06/7/25 | 11:11 WIB

Oleh: Aldi Ferdiansyah (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas)   Karya sastra adalah hasil proses kreatif yang...

Psikologi Kekuasaan dalam Cerpen “Seekor Beras dan Sebutir Anjing”

Psikologi Kekuasaan dalam Cerpen “Seekor Beras dan Sebutir Anjing”

Minggu, 06/7/25 | 10:56 WIB

Oleh: Nikicha Myomi Chairanti (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia Universitas Andalas) Cerita pendek "Seekor Beras dan Sebutir Anjing" karya Eka Arief...

Tantangan Kuliah Lapangan Fonologi di Era Mobilitas Tinggi

Tantangan Kuliah Lapangan Fonologi di Era Mobilitas Tinggi

Minggu, 29/6/25 | 08:21 WIB

Oleh: Nada Aprila Kurnia (Mahasiswa Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas dan Anggota Labor Penulisan Kreatif/LPK)   Kridalaksana (2009),...

Mendorong Pemberdayaan Perempuan melalui KOPRI PMII Kota Padang

Mendorong Pemberdayaan Perempuan melalui KOPRI PMII Kota Padang

Minggu, 22/6/25 | 13:51 WIB

Oleh: Aysah Nurhasanah (Anggota KOPRI PMII Kota Padang)   Kopri PMII (Korps Putri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) merupakan organisasi yang...

Aspek Pemahaman Antarbudaya pada Sastra Anak

Ekokritik pada Fabel Ginting und Ganteng (2020) Karya Regina Frey dan Petra Rappo

Minggu, 22/6/25 | 13:12 WIB

Oleh: Andina Meutia Hawa (Dosen Prodi Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas)   Kajian ekokritik membahas hubungan antara manusia, karya sastra,...

Perkembangan Hukum Islam di Era Digital

Mencari Titik Temu Behaviorisme dan Fungsionalisme dalam Masyarakat Modern

Minggu, 22/6/25 | 13:00 WIB

Oleh: Nahdaturrahmi (Mahasiswa Pascasarjana UIN Sjech M. Jamil Jambek Bukittinggi)   Sejarah ilmu sosial, B.F. Skinner dan Émile Durkheim menempati...

Berita Sesudah
Puisi-Puisi Linda Tanjung dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Puisi-Puisi Linda Tanjung dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Discussion about this post

POPULER

  • Sekitar 150 warga Jorong Kampuang Surau, Nagari Gunung Selasih, Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, menggelar aksi unik dengan mengarak TOA (pengeras suara) keliling kampung pada Minggu malam (13/7/2025).

    Warga Kampuang Surau Arak TOA Keliling Kampung, Tuntut Pengembalian 20 Persen Lahan dari PT BPSJ

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanda Titik pada Singkatan Nama Perusahaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perayaan HUT Koperasi ke-78 di Bukittinggi, Bung Hatta Kembali Jadi Inspirasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hegemoni Deiksis “We” dalam Perspektif Analisis Wacana Kritis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penggunaan Kata Ganti Engkau, Kau, Dia, dan Ia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yusri Latif: Koperasi Harus Jadi Kunci Kebangkitan UMKM dan Potensi Lokal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024