Sabtu, 28/6/25 | 23:41 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home Unes

Benda Serbaguna Itu adalah Gantungan Kunci

Minggu, 01/10/23 | 12:14 WIB

Salman Herbowo
(Kolumnis Rubrik Renyah)

 

Gantungan kunci boleh dibilang menjadi benda penting. Ia akan menjadi paduan yang klop saat dipasangkan ke kunci atau tas. Tidak hanya menambah nilai keindahan tapi juga bermanfaat demi keselamatan. Gantungan kunci dapat pula dimasukan dalam kategori suvenir. Tidak berlebihan pula kalau gantungan kunci dapat menjadi benda serbaguna.

Sebagai suvenir, saya kira gantungan kunci menjadi pilihan favorit. Hal itu disebabkan beberapa keunggulan yang menjadikannya populer di kalangan wisatawan. Paling tidak ada beberapa alasan yang menjadikannya populer, seperti ukuran yang kecil dan ringan (mudah dibawa), harga terjangkau, beragam desain, dan terpenting menggambarkan identitas lokal daerah tertentu (biasanya daerah tempat gantungan kunci tersebut dijual). Tentu saja masih banyak alasan lainnya.

BACAJUGA

Belajar dari Menunggu

Minggu, 22/6/25 | 18:32 WIB
Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Jalan Pagi atau Jajan Pagi

Minggu, 15/6/25 | 17:57 WIB

Jika mau dikerucutkan alasan-alasan tersebut, saya menyimpulkan ada dua alasan kuat menjadikan gantungan kunci sebagai suvenir paling dicari, yaitu ukuran dan identitas lokal. Ukuran kecil menjadikannya mudah dibawa dan tidak memerlukan ruang banyak untuk menyimpannya. Hal ini tentu saja menguntungkan si pembeli. Sedangkan desainnya yang menggambarkan identitas lokal mencerminkan identitas budaya atau geografis dari tempat yang dikunjungi.

Saya yakin gantungan kunci menjadi benda paling banyak dijadikan cenderamata. Hal ini dapat dibuktikan dengan sering kita temui desain gantungan kunci mencirikan identitas budaya atau geografis suatu daerah. Paling tidak, saya pernah melihat gantungan kunci miniatur Jam Gadang, Borobudur, Prambanan, Monas, patung Merlion, dan menara Petronas. Tentu masih banyak lagi lainnya.

Benda kecil ini juga memiliki dampak besar saat disatukan dengan kunci, entah itu kunci rumah, lemari, atau kendaraan. Bagi saya kunci kendaraan selalu menggunakan gantungan kunci. Bermacam kegunaanya, mulai dari sebagai pembeda kunci hingga wadah untuk menggantungkannya. Kunci kendaraan terutama roda dua kebanyakan memiliki bentuk yang sama, gantungan kuncilah yang menjadi pembeda.

Pada suatu momen, saya hampir terlambat dikarenakan susah untuk membuka kunci motor. Hal itu dikarenakan salah mengambil kunci motor. Jenis motor dari pabrikan membuat model kuncinya pun sama. Malangnya ketiga motor tersebut tidak menggunakan gantungan kunci, tentu membuat bingung untuk memilihnya. Akhirnya sebagai pembeda saya memberikan gantungan kunci dengan desain yang berbeda. Paling tidak cara ini cukup ampuh, tentu membuat waktu lebih efektif dan efesien.

Menariknya, saya melihat salah satu video pendek tentang gantungan kunci yang memiliki teknologi canggih di youtube. Ternyata di gantungan kunci itu terdapat alat pelacak atau gps. Jika gantungan kunci itu dipadukan dengan kunci kendaraan tentu lebih bagus. Terkadang kunci kendaraan menjadi benda yang sulit ditemukan ketika hendak diperlukan. Dengan adanya teknologi gps menjadi mudah untuk mencarinya.  Dengan begitu, benda kecil ini banyak memberikan manfaat dengan keunikan dan keindahannya.

Tags: #Salman Herbowo
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Cerpen “Senja di Mata Mona” Karya Muttaqin Kholis Ali dan Ulasannya oleh M. Adioska, M.Pd.

Berita Sesudah

Perbedaan Kata Toksik dan Virulen

Berita Terkait

Belajar dari Menunggu

Minggu, 22/6/25 | 18:32 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Menunggu ujian bukan hanya soal duduk diam di luar ruang kelas dengan segelas air...

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Jalan Pagi atau Jajan Pagi

Minggu, 15/6/25 | 17:57 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Beberapa minggu terkahir ini, di akhir pekannya saya suka jalan-jalan pagi. Niat awalnya olah...

Satu Tikungan Lagi

Masih Tentang Busa dan Bilasan

Minggu, 08/6/25 | 17:51 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Minggu lalu, di rubrik Renyah, saya menulis tentang pengalaman mencuci pakaian—aktivitas sederhana yang diam-diam...

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Cerita dari Balik Busa dan Bilasan

Minggu, 01/6/25 | 16:05 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Ada satu kebiasaan yang tak pernah absen menemani masa-masa kuliah saya dulu, menumpuk cucian....

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Jam Tangan dan Seni Menjadi Siapa

Minggu, 25/5/25 | 13:50 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah) Seorang teman pernah berujar tentang urgensi dari jam tangan. Ia menjelaskan tentang benda kecil yang...

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Tertinggal Karena Lupa, Tertawa Karena Ingat

Minggu, 18/5/25 | 16:44 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Lupa adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Dalam keseharian, kita sering kali dibuat repot...

Berita Sesudah
Perbedaan Kata Toksik dan Virulen

Perbedaan Kata Toksik dan Virulen

Discussion about this post

POPULER

  • Jadwal proses pelaksanaan Musda DPD Golkar Sumbar. [foto : ist]

    Jadwal Tahapan Musda DPD Golkar Sumbar Telah Dirilis, Ini Rinciannya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Khairunnas Resmi Daftar Jadi Bakal Calon Ketua DPD Golkar Sumbar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Marak Aksi Kekerasan Seksual di Pariaman, IMAPAR UIN IB: Nilai Agama dan Budaya Tinggal Nama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pandangan Khalil Gibran tentang Musik sebagai Bahasa Rohani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • PT SAK Gerak Cepat Bantu Perbaiki Jembatan Rusak di Nagari Payubarangan Timpeh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yusri Latif Minta Pemerintah Lebih Serius Bantu UMKM Kota Padang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024