Puisi-puisi Surya Hafizh
beberapa nasihat ketika
kamu memutuskan memiliki anak
biarkan anak-anakmu bermain
sebab tumpukan mayat boneka
telah memenuhi rusuk kota
selalu pastikan pintu dan jendela terkunci
agar kucing tetangga tak memecahkan pot bunga
atau meninggalkan bekas cakaran di kulit sofa
ajari mereka cara mengikat tali sepatu
atau menjerat leher dengan dasi kupu-kupu
jangan tanya mengapa matahari
senang merawat warna-warni bunga mati.
burung-burung gereja
ia tak tahu-menahu mengapa
burung burung gereja bersarang atas kepalanya
bukan pada ranting-ranting beringin
yang telah memahami segala perangai angin
ia hanya berusaha menemukan cangkang telur
menemukan tempat baik untuk tidur
bukan menjadi sepasang ikan mas
yang bersikeras diam di lekuk gelas
hanya segerombolan awan
yang selalu kau coba ikat ke dahan
hanya seringai hewan
yang selalu susah payah kausembunyikan
kita hanya dikutuk mencintai jendela
yang fana dan tak pernah terbuka.
apa yang membuatmu lebih bahagia
apa yang membuatmu lebih bahagia
selain menghirup botol beraroma kembang gula
bisikan kecil dari telepon kaleng
membiarkan diri mengantuk
merasakan hangat peluk bantal kapuk
secangkir teh hangat dan senyum yang tak dibuat-buat
atau kau lebih memilih memainkan saklar lampu
mengendap-endap di bawah tempat tidurku
lebih senang melukai jari manis
dan berpura-pura tak ada yang menangis
mendengarkan ranjang rumah sakit yang tak berhenti menjerit
tak dapat dibedakannya aroma mawar dan padang terbakar
kebahagian adalah kembang api
gelembung sabun yang meletus tadi pagi.
TENTANG PENULIS
Surya Hafizh lahir dan menetap di Payakumbuh, Sumatera Barat. Tulisan-tulisannya tergabung dalam antalogi Buah Sebuah Pilihan (2017), Berkisah di Kimia (2019), Empati (2020), dan Sehimpun Sajak Rindu (2021). Dapat ditemui di suryahafizh979@gmail.com dan Instagram @surya.hafizh
Beberapa Nasihat yang Membuat Bahagia
Oleh Ragdi F. Daye
(buku kumpulan puisinya Esok yang Selalu Kemarin, 2019)
kita hanya dikutuk mencintai jendela
yang fana dan tak pernah terbuka
Puisi adalah karya sastra yang yang lahir dari ungkapan isi hati seorang penulis. Di dalamnya ada irama, lirik, rima, dan ritme yang tersemat di setiap baris. Puisi dikemas dalam bahasa yang imajinatif. Permainan kata-katanya padat dan mengandung pesan yang syarat makna. Puisi memiliki keteraturan meskipun diciptakan secara bebas oleh penyair. Menurut Herbert Spencer, puisi merupakan bentuk pengucapan gagasan yang memiliki sifat emosional dengan mempertimbangkan efek keindahan.
Puisi dengan identitas kreatifnya sering digunakan orang untuk mengungkapkan gagasan personal yang mengandung muatan emosi dan pengalaman intuitif, seperti suasana interaksi sosial yang dialaminya, hasrat dan keinginan terpendam, atau pesan khusus yang ingin disampaikan kepada seorang teman. Pada kondisi lain, puisi diniatkan sebagai karya seni yang mengandung misi kebudayaan untuk memperbaiki perikehidupan dengan aneka elemen estetika sebagai prasyarat nilai budi manusia.
Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poites, yang berarti pembangun, pembentuk, pembuat. Dalam bahasa Latin dari kata poeta, yang artinya membangun, menyebabkan, menimbulkan, menyair. Dalam perkembangan selanjutnya, makna kata tersebut menyempit menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak dan kadang-kadang kata kiasan (Situmorang, 1980:10).
Puisi adalah karya sastra yang sangat bermanfaat sebagai sarana ekspresi diri. Melalui puisi, seseorang dapat mencurahkan perasaan atau pemikirannya dengan menggunakan simbol-simbol tertentu untuk menghasilkan suatu pemikiran yang mendalam. Pendapat ini diperkuat oleh kritikus sastra dan analis puisi Rachmat Djoko Pradopo dalam buku Pengkajian Puisi. Pradopo mengatakan bahwa sesuatu dalam karya sastra dapat dikatakan bersifat puitis jika hal itu dapat membangkitkan perasaan, menarik perhatian, menimbulkan tanggapan yang jelas, dan menimbulkan keharuan (2009:13).
Pada edisi kali ini, Kreatika memuat tiga buah puisi karya Surya Hafizh, seorang mahasiswa Universitas Negeri Padang yang berasal dari Kota Payakumbuh. Ketiga puisi Surya berjudul “beberapa nasihat ketika kamu memutuskan memiliki anak”, “burung-burung gereja “, dan “apa yang membuatmu lebih bahagia”.
Puisi pertama “beberapa nasihat ketika kamu memutuskan memiliki anak” memiliki permainan kata yang enak dibaca. Antarlarik memiliki hubungan makna yang tersurat pada judul puisi, yakni ‘nasihat’ kepada orang yang memiliki anak. Di antaranya agar membiarkan anak-anak bermain, selalu memastikan pintu dan jendela dalam keadaan terkunci, dan ajari mereka cara mengikat tali sepatu. Pesan-pesan tersebut terkesan sederhana sebagai petuah untuk orang yang berencana akan memiliki anak. Akan tetapi bila dikaji lebih jauh, puisi ini mengandung muatan pesan yang berat seperti materi penyuhan keluarga yang disampaikan seorang konselor atau pakar parenting.
Pertama, pentingnya bermain atau melakukan aktivitas fisik. Bermain mampu menyegarkan dan mengembangkan kognitif melalui kreativitas, memecahkan masalah, menguasai konsep-konsep baru. Bermain juga baik untuk membangun kepercayaan diri anak, menumbuhkan kemauan berbagi, dan mengontrol fisik, menguji ketahanan fisik, melatih otot-otot tangan, dan menghasilkan gerakan baru. Surya menulis: ‘biarkan anak-anakmu bermain/ sebab tumpukan mayat boneka/ telah memenuhi rusuk kota’. Boneka adalah benda mati yang tidak mempunyai pikiran, perasaan, ataupun kreativitas. Anak yang tidak diberi kesempatan bermain akan berakhir laksana boneka.
Kedua, pentingnya menjaga keamanan dan wilayah pribadi (privacy). Menghargai privasi anak merupakan sebuah bentuk kepercayaan orang tua terhadap anak. Apalagi ketika sedang menuju usia remaja, anak pasti ingin dianggap telah dewasa dan bisa bertanggung jawab atas setiap tindakan yang dilakukan. Dengan memberikan mereka privasi, orang tua berarti memberikan mereka ruang untuk belajar mandiri dan membangun rasa percaya diri mereka. Pentingnya menghargai privasi anak harus menjadi kesadaran para orang tua karena privasi adalah hak setiap anak yang tengah menjelang dewasa yang menjadi bagian dari pendidikan berkarakter. Dengan memiliki privasi maka anak akan mandiri dan bertanggung jawab dengan kehidupan mereka dan segala tingkah laku yang mereka kerjakan. Larik ‘selalu pastikan pintu dan jendela terkunci’ menyiratkan pesan pentingnya rasa aman bagi anak, termasuk soal privasi mereka.
Nasihat ketiga ‘ajari mereka cara mengikat tali sepatu’ mengandung makna tentang kemandirian. Bagaimana anak akan mampu nantinya melaksanakan tugas atau pekerjaan berat bila memasang tali sepatu sendiri tidak bisa? Latihan tanggung jawab dimulai terlebih dahulu dari hal-hal kecil yang berkenaan dengan diri sendiri. Setelah selesai dengan diri sendiri baru ke area interaksi dengan orang lain yang memerlukan keterampilan berkomunikasi dan memahami norma yang berlaku.
Puisi kedua berkembang dari premis ‘ia tak tahu-menahu mengapa / burung burung gereja bersarang atas kepalanya’ dan berpadu dengan larik ‘kita hanya dikutuk mencintai jendela/ yang fana dan tak pernah terbuka.’ Ketidaktahuan atas fenomena yag terjadi tanpa ada paksaan untuk menemukan jawaban dan memahami. Kadang-kadang kita hanya perlu menjalani dan menerima fenomena apapun yang terjadi di muka bumi tanpa banyak tanya, tidak neko-neko.
Puisi ketiga “apa yang membuatmu lebih bahagia” bergaya sama dengan puisi sebelumnya, dibuka dengan pertanyaan bernada ironis yang diiringi jawaban naif: ‘apa yang membuatmu lebih bahagia/ selain menghirup botol beraroma kembang gula/ bisikan kecil dari telepon kaleng / membiarkan diri mengantuk/ merasakan hangat peluk bantal kapuk/ secangkir teh hangat dan senyum yang tak dibuat-buat’. Larik-larik ini seperti tingkah main-main perilaku kanak-kanak yang polos, murni, ceria, tanpa rekayasa.
Namun, gambaran kebahagiaan yang ceria tersebut berubah menjadi antitesa. Keceriaan pada bait satu berganti dengan suasana tertekan dan suram: ‘atau kau lebih memilih memainkan saklar lampu/ mengendap-endap di bawah tempat tidurku/ lebih senang melukai jari manis/ dan berpura-pura tak ada yang menangis/ mendengarkan ranjang rumah sakit yang tak berhenti menjerit// tak dapat dibedakannya aroma mawar dan padang terbakar.’ Kebahagiaan merupakan sesuatu yang abstrak dan nisbi. Kebahagiaan dan ketidakbahagiaan kadang memiliki manifestasi yang sama. Tergantung kepada orang yang menjalaninya.[]
Catatan
Kolom ini diasuh oleh FLP Sumatera Barat bekerja sama dengan Scientia.id. Kolom ini diperuntukkan untuk pemula agar semakin mencintai dunia sastra (cerpen dan puisi). Adapun kritik dalam kolom ini tidak mutlak merepresentasikan semua pembaca. Kirimkan cerpen atau puisimu ke karyaflpsumbar@gmail.com.
Discussion about this post