Senin, 01/12/25 | 12:16 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI ARTIKEL

Review Buku Aliansi Monyet Putih: Dari Orang-Orang yang Terpinggirkan

Minggu, 18/9/22 | 07:43 WIB

Oleh: Andina Meutia Hawa
(Dosen Jurusan Sastra, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas)

 

“Aku adalah orang asing yang belajar di sini. Meskipun aku berbicara bahasa selancar mereka, bekerja dengan mereka, bekerja dan tertawa akan hal-hal yang juga lucu bagi mereka, aku tetap orang asing. Mereka yakin, orang asing selalu kesulitan menyesuaikan diri. Selalu berbicara dengan logat yang berwarna. Selalu dikmaklumi jika salah, atau bahkan selalu dianggap salah. Selalu mendapat nilai tambahan sebagai pemakluman karena nilai kami tidak bisa disamakan dengan nilai orang di sini.”

BACAJUGA

Aspek Pemahaman Antarbudaya pada Sastra Anak

Belajar Budaya dan Pendidikan Karakter dari Seorang Nenek yang ‘Merusak’ Internet

Minggu, 16/11/25 | 13:27 WIB
Aspek Pemahaman Antarbudaya pada Sastra Anak

Kecerdikan Kancil dalam Fabel Indonesia dan Melayu: Analisis Sastra Bandingan

Minggu, 21/9/25 | 14:12 WIB

Aliansi Monyet Putih yang terbit pada 18 Mei 2022 merupakan sebuah kumpulan cerpen karya Ramayda Akmal. Buku yang memuat sebelas cerpen ini mengisahkan kehidupan para pendatang di Jerman. Para tokoh yang terdapat di dalam kumpulan cerpen ini kerap mengalami diskriminasi karena ras dan ekonomi sehingga menjalani kehidupan yang terasing di masyakarat.

Para tokoh yang dikisahkan dalam buku ini berasal dari latar belakang yang berbeda-beda. Cerpen Bulan Lemon menceritakan kehidupan seorang pemuda mahasiswa Indonesia yang telah hidup di Jerman selama sepuluh tahun. Setelah gagal ujian kelulusan sebanyak tiga kali, ia juga terancam akan dideportasi karena masa tinggalnya segera habis. Sang pemuda berpikir melakukan cara lain agar ia tidak harus dipulangkan ke kampung halamannya.

Tuan Muda yang Mulia mengisahkan Joachim, bapak tua Jerman berumur tujuh puluh tahun. Tubuh tuanya membuatnya sulit mendapatkan pekerjaan sehingga sehari-harinya Joachim mengemis belas kasihan dari penumpang kereta yang juga ditumpanginya di kota di daerah Hamburg. Ada semacam anekdot yang terkenal di kota tersebut, yaitu tentang musim panas yang hanya muncul tiap tanggal tiga puluh satu Juli, dari pukul dua sampai empat sore. Musim panas merupakan hal yang dinanti-nanti oleh Joachim dan penduduk lain yang tinggal di kota itu.

Cerpen Aliansi Monyet Putih menceritakan tentang Sumarmoto Hidayat yang berasal dari Kalimantan. Di Jerman ia tinggal bersama partnernya, Volker, seorang profesor Sejarah yang sebentar lagi akan memasuki masa purnawaktu. Sepuluh tahun hidup di Jerman membuatnya mantap berganti kewarnganegaraan dan merubah namanya menjadi Marquis. Ia memiliki karier yang cemerlang sebagai fashion consultant di Italia. Dalam setiap kesempatan bertemu dengan kolega Volker, Marquis selalu tahu caranya menempatkan diri.

Bayi Cokelat mengisahkan kaum buruh di Bildstedt yang terletak di pinggiran kota Hamburg. Kehidupan sebagai kaum buruh tidak mudah. Tidak hanya dituntut oleh beban kerja, tetapi juga mereka juga mengalami pelecehan verbal. Kaum buruh tidak punya banyak pilihan. Mereka harus bertahan selama delapan bulan kedepan agar dapat melewati libur pada musim karena pabrik tutup pada saat itu.

Tubuh, ras, kelas, dan kapitalisme

Kumpulan cerpen Aliansi Monyet Putih memuat berbagai empat isu utama dalam masyarakat, di antaranya tubuh, ras, kelas, dan kapitalisme. Pada cerpen Bulan Lemon, isu yang dialami tokoh pemuda mahasiswa mewujud dalam isu ras dan kelas. Sepuluh tahun hidup di negeri orang bukan waktu yang sebentar. Sepuluh tahun lebih dari cukup untuk mempelajari bahasa dan mempraktekkan budaya setempat. Namun, di dalam masyarakat terdapat semacam relasi kuasi kuasa bernama ras, yang pada meletakkan tokoh pemuda mahasiswa berada di kelas orang-orang yang dipinggirkan

Dalam cerpen “Tuan Yang Mulia” isu tubuh ditampilkan. Keterpinggiran tokoh Joachim tidak hanya disebabkan oleh tidak adanya pekerjaan, tetapi juga karena tidak ada lapangan pekerjaan untuk tubuhnya yang renta. Cerpen ini merepresentasikan cerminan masyarakat kapitalisme yang menentukan kelas-kelas sosial masyarakat berdasarkan kepemilikan pekerjaan dan kemampuan ekonomi. Musim dingin merupakan penanda dari karakter masyarakat kapitalisme yang kaku. Musim panas yang hanya terjadi selama sekali setahun melambangkan harapan Joachim untuk dapat dipandang sebagai manusia, dan kehadirannya di tengah-tengah masyarakat merupakan sebuah kritik kemanusiaan.

Aliansi Monyet Putih merepresentasikan praktik kolonialisme modern. Isu “self” dan “the other”, “modern” dan “tradisional”, “Jerman” dan “Indonesia” ditunjukkan melalui narasi tentang kolega-kolega bule Volker yang menyebutkan hutan di daerah-daerah Indonesia sebagai “perawan”. Segala hal yang dilakukan Marquis untuk menyesuaikan diri dengan budaya Volker seolah dikecilkan. Alih-alih meyakini identitas sebagai sebuah konsep yang monolitik dan tunggal, bagi Marquis identitas adalah sebuah praktik penentuan posisi (positioning). Dalam situs Urban Dictionary, istilah White Monkey atau Monyet Putih memiliki makna sebagai sekumpulan orang-orang berkulit putih yang berimigrasi ke Tiongkok dan dipekerjaan sebagai model busana, guru, atau pekerjaan lain berdasarkan warna kulit mereka. Dengan kata lain, bagi Marquis, tingkah orang-orang kulit putih tersebut tak ubahnya seperti monyet putih yang sedang membentuk sebuah aliansi.

Dalam masyarakat kapitalis, terdapat kelas-kelas terdiri atas pemilik modal dan kelas pekerja yang bergantungan satu sama lain. Seringnya, hubungan saling ketergantungan itu lebih menguntungkan kelas pemilik modal, dan kelas pekerja menjadi kaum yang terpinggirkan. Tidak ada reward dan sebutan karyawan terbaik dalam sistem kerja buruh. Pekerjaan dilakukan untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya dengan upah yang rendah. Tenaga kelas pekerja terus dieksploitasi, sehingga tubuh kelas pekerja tak ubahnya seperti mesin yang terus bekerja, seperti tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerpen Bayi Cokelat.

Cerpen-cerpen yang terdapat dalam Aliansi Monyet Putih perlu dibaca dengan saksama agar dapat memahami apa yang ingin disampaikan sang pengarang, Ramayda Akmal. Buku ini tidak tebal namun mampu memuat berbagai kisah hidup orang-orang terpinggirkan dengan latar belakang yang berbeda. Gaya bahasa yang lugas mengupas satu per satu permasalahan yang dihadapi kaum-kaum yang terpinggirkan. Aliansi Monyet Putih tidak terlalu mengangkat isu gender. Namun, cerpen ini sangat bisa diteliti dari perspektif pandangan dunia pengarang, Ramayda Akmal, seorang penulis perempuan yang baru saja memperoleh gelar doktornya dari Universitas Hamburg. Hidup orang-orang yang terpinggirkan!

Tags: #Andina Meutia Hawa
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Puisi-puisi Reno Wulan Sari

Berita Sesudah

Perempuan dan Efek Domino Kenaikan BBM

Berita Terkait

Jejak Sastra Melayu Klasik dalam Kehidupan Masyarakat Lampau

Jejak Sastra Melayu Klasik dalam Kehidupan Masyarakat Lampau

Minggu, 30/11/25 | 15:11 WIB

Oleh: Noor Alifah (Mahasiswi Sastra Indonesia dan Anggota Labor Penulisan Kreatif FIB Universitas Andalas)   Salah satu karya sastra tertua...

Luka Peperangan Musim Gugur pada Cerpen “Tepi Shire” Karya Tawaqal M. Iqbal

Luka Peperangan Musim Gugur pada Cerpen “Tepi Shire” Karya Tawaqal M. Iqbal

Minggu, 23/11/25 | 06:57 WIB

Oleh: Fatin Fashahah (Mahasiswa Prodi Sastra dan Anggota Labor Penulisan Kreatif Universitas Andalas)   Musim gugur biasanya identik dengan keindahan....

Sengketa Dokdo: Jejak Sejarah dan Pelajaran untuk Masa Kini

Sengketa Dokdo: Jejak Sejarah dan Pelajaran untuk Masa Kini

Minggu, 16/11/25 | 13:49 WIB

Oleh: Imro’atul Mufidah (Mahasiswa S2 Korean Studies Busan University of Foreign Studies, Korea Selatan)   Kebanyakan mahasiswa asing yang sedang...

Puisi-puisi M. Subarkah

Budaya Overthinking dan Krisis Makna di Kalangan Gen Z

Minggu, 16/11/25 | 13:35 WIB

Oleh: M. Subarkah (Mahasiswa Prodi S2 Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas)   Di tengah gemerlap dunia digital dan derasnya...

Aspek Pemahaman Antarbudaya pada Sastra Anak

Belajar Budaya dan Pendidikan Karakter dari Seorang Nenek yang ‘Merusak’ Internet

Minggu, 16/11/25 | 13:27 WIB

Oleh: Andina Meutia Hawa (Dosen Prodi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas)   Di ruang keluarga. Seorang nenek sedang...

Identitas Lokal dalam Buku Puisi “Hantu Padang” Karya Esha Tegar

Konflik Sosial dan Politik pada Naskah “Penjual Bendera” Karya Wisran Hadi

Minggu, 02/11/25 | 17:12 WIB

  Pada pukul 10:00 pagi, 17 Agustus 1945, di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta. Berkat desakan dari golongan muda,...

Berita Sesudah
Balada Kaderisasi di Tengah Pandemi

Perempuan dan Efek Domino Kenaikan BBM

Discussion about this post

POPULER

  • Kantor PDAM Kota Padang.[foto : net]

    PDAM Padang Kerahkan Mobil Tangki Gratis, Krisis Air Bersih Dipastikan Tetap Terkendali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • DPW PKB Sumbar dan DKW Panji Bangsa Gerak Cepat Salurkan Sembako di Padang Pariaman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Walikota Padang Desak PDAM Percepat Perbaikan IPA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bahasa Indonesia itu Mudah atau Sulit?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Korban Bencana Hidrometeorologi di Sumbar Terus Bertambah, Tercatat 129 Orang Meninggal Dunia dan 86 Hilang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jejak Sastra Melayu Klasik dalam Kehidupan Masyarakat Lampau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024