Jakarta, Scientia.id – Kurang tidur bukan sekadar membuat tubuh lelah, tetapi juga bisa membahayakan kesehatan jantung. Kondisi ini kerap dialami orang dewasa akibat jadwal kerja padat dan tekanan hidup sehari-hari.
“Memang penyakit kurang tidur yang kronis itu akan mencetuskan serangan jantung,” ungkap dr. Rony M. Santoso, Sp.JP (K), FIHA, FESC, FAPSC, FSCAI, dokter spesialis jantung dari Primaya Hospital Tangerang dalam Primaya Cardiovascular Conference 2025, Jakarta, Sabtu (20/9/2025).
dr. Rony menuturkan, terdapat dua gangguan tidur yang erat kaitannya dengan risiko penyakit jantung:
Sleep apnea, ketika seseorang tampak tidur tetapi sebenarnya tidak tidur karena saluran napas kerap tersumbat. Ditandai dengan mendengkur keras lalu berhenti mendadak.
Insomnia, yaitu kondisi sulit tidur atau tidak bisa tidur sama sekali meskipun tubuh sudah waktunya beristirahat.
Gangguan tidur tersebut menyebabkan jantung bekerja lebih keras dan tidak mendapat waktu istirahat optimal. Jika dibiarkan, risiko serangan jantung, hipertensi, bahkan stroke bisa meningkat.
“Snoring (mendengkur) terus tiba-tiba dia berhenti, terus dia kayak keselak waktu tidur, itu tanda sleep apnea,” jelas dr. Rony memberi contoh.
Menurutnya, kurang tidur harus diwaspadai sama seriusnya dengan faktor risiko lain seperti tekanan darah tinggi, kolesterol, dan diabetes. Ia mendorong masyarakat lebih peduli pada kualitas tidur, menjaga pola hidup sehat, serta melakukan pemeriksaan kesehatan jantung lebih awal.
Baca Juga: Kopi vs Teh di Pagi Hari: Mana yang Lebih Baik untuk Tubuh?
Dengan begitu, masalah tidur tidak hanya dianggap gangguan kecil, melainkan bagian penting dari upaya pencegahan penyakit jantung. (*)