Padang, Scientia.id – Ketua Dewan Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Piaman Raya (DPC IMAPAR) UIN IB Padang, Faril Irvanda menyampaikan keprihatinan mendalam atas maraknya kasus kekerasan seksual yang terjadi di wilayah Padang Pariaman dan kota Pariaman dalam beberapa waktu terakhir. Ia menilai kondisi tersebut sangat ironis, mengingat daerah tersebut dikenal kuat dengan nilai-nilai agama, adat dan budaya.
“Sebagai Ketua DPC IMAPAR UIN IB Padang, saya sangat prihatin dan sedih atas maraknya kasus pelecehan, kekerasan dan pencabulan yang terjadi. Kami mengutuk keras tindakan-tindakan tersebut dan menyerukan kepada seluruh masyarakat untuk meningkatkan kesadaran kepedulian terhadap isu kekerasan dan pelecehan,” ujar Faril pada Scientia.id, Sabtu (21/6).
Faril juga mendesak oleh para penegak hukum agar segera mengusul tuntas setiap kasus dan memberikan hukuman setimpal kepada para pelaku. Salah satu kasus yang disorot ialah kasus mutilasi yang melibatkan tiga korban perempuan oleh pelaku yang sama, yang baru terungkap setelah setahun lebih dua korban dinyatakan hilang.
“Ini menandakan lemahnya keamanan dan aparat penegak hukum di wilayah kita. Sampai kapan kita akan membiarkan kasus-kasus seperti ini terus berulang?” tegas Faril.
Faril menegaskan, IMAPAR tidak akan tinggal diam. Pihaknya telah melakukan kajian internal dan akan mengaspirasikan berbagai temuan serta tuntunan kepada pemerintah daerah dan aparat terkait. Jika tidak ada respon, ia menyatakan IMAPAR siap turun ke lapangan untuk melakukan aksi.
“Sebagai organisasi yang membawa motto ‘Berkumpul, Berfikir dan Berbuat untuk Kampung Halaman’, kami akan terus menyuarakan hak-hak rakyat yang menuntut pemerintah untuk mengambil langkah konkret,” tambah Faril.
Faril juga menyebut bahwa IMAPAR telah bekerja sama dengan DPRD Kabupaten Padang Pariaman, lembaga hukuman komunitas lokal dalam rangka mendorong edukasi dan advokasi terhadap isu kekerasan seksual.
Faril menekankan pentingnya para mahasiswa dan organisasi kepemudaan dalam menciptakan lingkungan sosial yang aman dan adil.
“Mahasiswa harus menjadi agen perubahan, mempromosikan nilai kesetaraan dan keadilan, serta tidak apatis terhadap persoalan-persoalan di wilayah sendiri,” ucap Faril.
Baca Juga: Tolak Bungkam, Kopri PMII Dakwah Gelar Seminar Nasional Bahas Kekerasan Seksual
Faril berharap kepada seluruh elemen agar pemerintah daerah lebih serius mengalokasikan anggaran membuat program pencegahan kekerasan seksual, agar aparat hukum lebih tegas dan profesional dan agar masyarakat serta pemuda menjadi pelopor perubahan menuju lingkungan yang lebih aman, adil dan beradab.