Dharmasraya, Scientia.id – Banjir yang melanda Nagari Ampang Kuranji, Kecamatan Koto Baru, pada 3 Maret 2025 lalu, menyebabkan jembatan gantung Buktung yang menjadi akses utama menuju Rimbo Kudo Jorong Sungai Payang amblas. Akibatnya, aktivitas perekonomian masyarakat setempat terganggu.
Menurut keterangan Victora Kurniawan pada Selasa (12/5/2025), jembatan gantung tersebut memiliki peran vital bagi perputaran ekonomi warga.
“Perkebunan masyarakat berkisaran ratusan hektare baik itu karet dan sawit yang berada di seberang Sungai Siat yang dari DAM Brantas itu,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Victora Kurniawan menyoroti kesulitan yang dihadapi petani, terutama kaum perempuan, yang memiliki kebun di seberang sungai. Mereka terpaksa mengambil risiko dengan menyeberangi sungai melalui sisa dua tali sling jembatan yang putus.
“Dari pada mutar jauh jalannya resiko pun besar, buaya pun sering muncul di sekitar jembatan ini,” terangnya.
Alternatif jalan lain yang dapat digunakan adalah melalui jembatan gantung di Jorong Lubuk Agam. Namun, akses ini juga memiliki kendala tersendiri.
“Ketika hujan jalan yang kita tempuh ini cukup parah karena jalannya tanah merah dan pendakiannya tinggi – tinggi, ya terpaksa mendorong motor untuk melewatinya,” bebernya.
Sebelum jembatan putus, kata Victora Kurniawan, petani dapat dengan mudah mengangkut hasil panen menggunakan keranjang melintasi jembatan Buktung, di mana mobil pembeli dari RAM sudah menunggu di seberang.
“Putusnya jembatan ini jelas memberikan dampak signifikan terhadap kelancaran distribusi hasil pertanian dan perekonomian masyarakat setempat,” jelasnya.
Dengan kondisi seperti ini, Victora Kurniawan berharap kepada pemerintah daerah untuk segera mempercepat memperbaiki jembatan ini.
Baca Juga: Jembatan Gantung Ambruk di Nagari Koto Padang Lumpuhkan Ekonomi Petani
“Agar memudahkan petani dalam mengangkut hasil panennya serta mengurangi resiko terhadap petani agar mereka tidak waswas lagi,” pungkasnya. (tnl)