![Anggota DPRD Sumbar, Firdaus. [foto : ist]](https://scientia.id/wp-content/uploads/2025/05/IMG-20250510-WA00352.jpg)
Pariaman, Scientia – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat, Firdaus, menunjukkan komitmen kuatnya dalam menggalakkan kembali pelestarian budaya memasak juadah, sebuah tradisi yang mulai pudar dalam acara perhelatan pernikahan di tengah masyarakat. Salah satu langkah nyata yang diambil adalah dengan mendukung penuh penyelenggaraan festival juadah yang berlangsung meriah di Pasar Cubadak, Nagari Toboh Gadang Barat, Kabupaten Padang Pariaman.
Festival yang dipadati oleh masyarakat setempat ini menampilkan beragam jenis juadah tradisional khas Pariaman. Firdaus yang hadir langsung dalam acara tersebut menyampaikan bahwa inisiatif ini bukan hanya sekadar upaya melestarikan warisan kuliner, tetapi juga memiliki dimensi sosial yang lebih dalam.
“Saya melihat festival juadah ini bukan hanya tentang melestarikan budaya. Lebih dari itu, festival ini mampu membangkitkan kembali semangat gotong royong antar masyarakat nagari,” ujar Firdaus di sela-sela acara, Sabtu (10/5/2025).
Menurutnya, tradisi memasak juadah secara bersama-sama oleh masyarakat setempat untuk acara pernikahan memiliki nilai kebersamaan dan kekeluargaan yang tinggi. Ia menyayangkan jika tradisi ini semakin menghilang dan masyarakat lebih memilih untuk membeli juadah dari luar.
“Dulu, setiap ada acara pernikahan, ibu-ibu dan remaja putri di kampung ini akan bahu-membahu membuat berbagai macam juadah. Proses ini bukan hanya menghasilkan kue yang lezat, tetapi juga mempererat tali silaturahmi dan gotong royong. Saya berharap melalui festival ini, semangat itu bisa kembali tumbuh,” lanjut Firdaus dengan penuh harap.
Festival juadah di Pasar Cubadak ini tidak hanya menampilkan berbagai jenis kue tradisional yang menggugah selera, tetapi juga menjadi ajang bagi para pedagang lokal untuk memperkenalkan dan menjual produk mereka. Antusiasme masyarakat terlihat jelas dari ramainya pengunjung yang mengikuti kegiatan.
Firdaus berharap, ke depannya, tradisi memasak juadah untuk acara perhelatan, khususnya pernikahan, dapat kembali dihidupkan oleh masyarakat setempat. Ia menekankan pentingnya kesadaran akan nilai budaya dan sosial yang terkandung dalam tradisi tersebut.
“Saya sangat berharap, pada setiap acara perhelatan di nagari kita ini, juadah kembali dimasak secara gotong royong oleh masyarakat setempat, bukan lagi sekadar dibeli. Ini adalah bagian dari identitas budaya kita yang harus kita jaga dan lestarikan,” pungkas Firdaus.
Festival juadah di Pasar Cubadak ini juga diharapkan menjadi momentum kebangkitan kembali tradisi memasak juadah di Pariaman, sekaligus menjadi daya tarik wisata kuliner yang unik bagi daerah tersebut. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan tokoh masyarakat, akan sangat penting untuk mewujudkannya. (yrp)