Minggu, 13/7/25 | 12:22 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI RENYAH

Jas Hujan di Jemuran, Aku di Persimpangan

Minggu, 23/3/25 | 16:30 WIB

Salman Herbowo
(Kolumnis Rubrik Renyah)

 

Hujan sering mengingatkan kita bahwa tidak semua hal dapat dikendalikan. Siang itu, saya yakin perjalanan akan lancar. Mendung tipis tak membuat khawatir, dan dengan sedikit perhitungan, saya merasa bisa tiba sebelum hujan turun. Namun, alam punya kehendak sendiri. Beberapa kilometer menjelang tujuan, hujan deras mengguyur tanpa peringatan, memaksa saya menepi di kedai kosong, persinggahan tak terduga yang akan menjadi ruang refleksi.

Sering kali saya terburu-buru, yakin segalanya berjalan sesuai rencana tanpa menyiapkan kemungkinan sebaliknya. Terlalu percaya diri membaca tanda, mengandalkan intuisi, dan lupa bahwa alam semesta tak selalu mengikuti logika saya. Saat hujan turun dan langkah terhenti, itu bukan sekadar hambatan, melainkan jeda yang mengajarkan bahwa persiapan adalah kunci, dan ketergesaan jarang berakhir baik.

BACAJUGA

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Pesan yang Tak Pernah Usai

Minggu, 06/7/25 | 16:34 WIB
Satu Tikungan Lagi

Yang Tersembunyi di Balik Ramalan

Minggu, 29/6/25 | 19:13 WIB

Di bawah atap kedai yang sepi, dengan pakaian yang mulai basah, saya merenung bahwa hujan mengajarkan bukan hanya kesabaran, tetapi juga kepasrahan. Tidak semua rencana berjalan mulus, dan sering kali, perhentian tak terduga justru memberi perspektif baru. Bukankah hidup juga begitu? Kita terus melaju, yakin memahami segalanya, hingga satu kejadian kecil menyadarkan bahwa berhenti sejenak bukanlah kemunduran, melainkan kesempatan untuk berpikir lebih jernih sebelum melanjutkan perjalanan.

Saat duduk di kedai itu, saya tersenyum getir mengingat satu hal sederhana, jas hujan. Biasanya, benda itu selalu tersimpan rapi di bagasi motor, siap sedia menghadapi cuaca tak menentu. Namun kali ini, justru saya yang lengah. Sore kemarin, saya pulang dalam kondisi hujan, dan setibanya di rumah, jas hujan itu saya gantungkan di jemuran agar kering. Esoknya, karena terburu-buru takut terlambat, saya melesat begitu saja, tanpa ingat bahwa jas hujan masih tergantung, menunggu dijemput bukan ditinggalkan.

Ironis, bukan? Saya lupa membawa hal yang selalu diandalkan, hanya karena terburu-buru mengejar waktu. Seperti dalam hidup, bekal penting kesabaran, perhitungan, atau sekadar jeda untuk berpikir kerap terabaikan demi ambisi yang tergesa. Lalu, saat kenyataan menghadang, kita hanya bisa menepi, merenung, dan menertawakan kebodohan sendiri. Mungkin ini bukan sekadar jas hujan yang tertinggal, melainkan pengingat bahwa kesiapan bukan sekadar kebiasaan, tetapi juga kesadaran.

Maka, di sinilah saya, terjebak di kedai sepi, menggigil sambil menatap hujan yang tak kunjung reda. Waktu terus berjalan, dan perlahan, saya mulai menerima kenyataan, perjalanan ini tak akan sampai tujuan. Hujan terlalu deras, terlalu lama, dan entah bagaimana, semesta seolah berbisik, “Pulang saja”.

Setelah sekian lama menunggu dengan harapan yang menipis, saya menyerah. Dengan tubuh setengah basah dan hati yang sedikit nelangsa, saya memutar balik motor, menembus angin dingin yang menyelinap di sela pakaian. Di jalan, terbayang jas hujan yang masih tergantung di jemuran, mungkin tengah menikmati kebebasan sejenak dari tugasnya.

Tags: #Salman Herbowo
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Jiwa Merah Putih, Iman di Jiwa: PPI Dharmasraya Pererat Silaturrahmi di Bulan Ramadan

Berita Sesudah

Puisi-puisi Muhammad Yusuf Husein dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Berita Terkait

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Pesan yang Tak Pernah Usai

Minggu, 06/7/25 | 16:34 WIB

  Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Pekan lalu, tepatnya Minggu, 29 Juni 2025, saya menuliskan kembali kenangan tentang masa...

Satu Tikungan Lagi

Yang Tersembunyi di Balik Ramalan

Minggu, 29/6/25 | 19:13 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Semasa sekolah menengah, saya dan banyak teman sebaya gemar mengakses ramalan, dari situs mistis...

Belajar dari Menunggu

Minggu, 22/6/25 | 18:32 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Menunggu ujian bukan hanya soal duduk diam di luar ruang kelas dengan segelas air...

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Jalan Pagi atau Jajan Pagi

Minggu, 15/6/25 | 17:57 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Beberapa minggu terkahir ini, di akhir pekannya saya suka jalan-jalan pagi. Niat awalnya olah...

Satu Tikungan Lagi

Masih Tentang Busa dan Bilasan

Minggu, 08/6/25 | 17:51 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Minggu lalu, di rubrik Renyah, saya menulis tentang pengalaman mencuci pakaian—aktivitas sederhana yang diam-diam...

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Cerita dari Balik Busa dan Bilasan

Minggu, 01/6/25 | 16:05 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Ada satu kebiasaan yang tak pernah absen menemani masa-masa kuliah saya dulu, menumpuk cucian....

Berita Sesudah
Puisi-puisi Muhammad Yusuf Husein dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Puisi-puisi Muhammad Yusuf Husein dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

POPULER

  • Efisiensi di Negeri Petro Dolar: Jalan Penuh Lubang, Jembatan Reyot Vs Mobil Dinas Baru yang Lukai Rasa Keadilan

    Efisiensi di Negeri Petro Dolar: Jalan Penuh Lubang, Jembatan Reyot Vs Mobil Dinas Baru yang Lukai Rasa Keadilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mambangkik Batang Tarandam dalam Naskah Drama “Orang-orang Bawah Tanah” karya Wisran Hadi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 100 Hari Kerja Wali Kota Padang Capai Kepuasan 80 Persen

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penggunaan Kata Ganti Engkau, Kau, Dia, dan Ia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Angka Penyalahgunaan Narkoba di Sumbar Sempat Tempati Posisi Tertinggi, Kapolda : Kita Bakal All Out

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanda Titik pada Singkatan Nama Perusahaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Festival Sepak Bola Usia Dini KNPI CUP Bentuk Mental Juara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024