Senja di Ujung Pandang
Di ujung pandang, senja melukis angkasa
Menyulap langit dengan warna emas
Angin berbisik lembut, membawa kenangan masa lalu
Di bawah pohon tua, aku merenung, dengan penuh rasa
Burung-burung kembali, dan terbang pulang ke sarangnya
Menari di langit, bebas seperti tanpa beban
Alam berbisik cerita, tentang waktu yang cepat berlalu
Mengajarkan hati ini, tentang arti sebuah perjalanan
Setiap cahaya yang mulai memudar, dan setiap bayangan yang telah hilang
Adalah tanda waktu yang tak pernah bisa diulang kembali
Namun, di setiap akhir pasti melalui dari awal yang menjelang
Seperti malam yang datang, membawa mimpi dan harapan yang besar
Senja di ujung pandang, adalah jeda yang menyejukkan hati
Sejenak berhenti, menikmati segala yang terhampar dilautan pikiran
Sebab hidup adalah tentang merasakan dan mengenang masa lalu
Setiap detik yang berlalu, adalah anugerah yang takkan terulang kembali
Senandung Malam di Tengah Kota
Di tengah sunyinya malam kota yang berisik
Ada lampu-lampu jalan yang merangkai mimpi
Asa yang terjaga di sela hiruk-pikuk
Menjunjung harapan di langit gelap
Hati manusia bagaikan pelita
Terang di tengah kegelapan
Menelusuri langkah di lorong-lorong sepi
Menggapai bintang yang tak pernah mati
Rindu terselip di sudut-sudut gedung
Mengiringi langkah kecilnya
Di bawah cahaya rembulan yang terang
Ada kehidupan yang tak pernah ada kata lelah
Kota ini merupakan saksi bisu perjalanan
Setiap detik menjadikan kisah terukir di dalamnya
Antara sebuah harapan dan kenyataan
Di sinilah mimpi dan realita kehidupan tercampur
Matahari di Hari Hujan
Di balik langkah yang tak begitu cepat
Ada cerita yang tak bisa diceritakan
Orang tua merupakan pilar yang tak pernah redup
Dalam setiap hela napasnya ada kehidupan
Mereka bukan sekadar wajah yang berkerut dan berkeriput
Tapi, ini merupakan kisah panjang yang telah mereka lalui
Di setiap garis di wajah mereka
Terukir pengorbanan dan cinta yang tulus
Mereka adalah matahari di hari hujan
Pelabuhan yang aman di lautan badai
Dalam pelukan mereka ada ketenangan dan kehangatan
Dalam senyuman mereka ada kebahagiaan
Dengan sabar mereka mengajar
Dengan lembut mereka menyayangi
Mereka adalah pahlawan bagi anak-anaknya
Tak terhingga seperti samudra yang tak terbatas
Ketika senja menjelang dan cahaya mulai redup
Mereka tetap menjadi menara yang kokoh
Mereka ialah orang tua yang cintanya takkan tergantikan
Di hatiku mereka akan tetap abadi selamanya
Biodata Penulis:
Azzatun Naziratul Jannah lahir di Alahan Mati pada 24 Desember 2003. Ia berasal dari Kabupaten Pasaman dan anak tunggal. Ia menyelesaikan pendidikan formalnya di TK Islam Bakti 30 Simpati selesai pada tahun 2010, SDN 08 Bukit Malintang selesai pada tahun 2015, SMPN 2 Simpati pada tahun 2018, dan SMAN 1 Bonjol selesai pada tahun 2022. Pada tahun 2022, ia terdaftar sebagai mahasiswi di Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas melalui seleksi penerimaan mahasiswa baru berjalur SIMA-UTBK. Motto hidup: hiduplah untuk mati, hiduplah untuk orang banyak, dan berikan ilmu yang bermanfaat untuk sesama walaupun hanya sekecil biji sawi.