Beberapa hari setelah amak keluar dari rumah sakit, Meli pun berangkat menuju Bukittinggi. Meli dengan senang dan riangnya menjalani kuliahnya. Semua tugas dari dosen ia kerjakan tanpa mengeluh dan malas-malasan. Gadis dari pinggang Gunung Talamau itu berhasil mewujudkan impian abaknya. Tahun terus berganti hingga tibalah hari kelulusan, semua keluarganya datang ke acara wisuda pertama penghuni pinggang Gunung Talamau. Tak terkira kebahagiaan amak melihat Meli dengan gelar sarjananya. Meli mengajak semua keluarganya untuk berfoto disalah satu tempat yang telah disediakan.
Meli tersenyum lebar ke arah kamera, hingga ekor matanya menangkap sosok di antara kerumunan orang. Wajah itu tampak familiar. Wajah yang seperti pernah ia lihat saat masih di Gunung Talamau. Matanya membulat mengingat wajah itu. Itu adalah lelaki yang pernah melamarnya saat tamat SMA. Lelaki itu datang dengan senyum merekah yang tak kalah lebar dengan senyum yang Meli berikan pada kamera. (*)
Tentang Penulis
Dilha Rahmanadia Putri atau yang kerap dipanggil Dilha merupakan siswi SMA IT Insan Cendekia Boarding School. Dilha sangat menyukai membaca buku, sehingga juga tertarik dengan dunia penenulisan, serta berharap suatu hari nanti bisa konsisten menulis dan bisa menjadi penulis yang bermanfaat.
Analisis Sosiologi Sastra Cerpen “Antaro Amak jo Pitih” Karya Dilha Rahmanadia Putri
Oleh: Azwar
(Dewan Penasihat Pengurus, FLP Wilayah Sumatera Barat)
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Sosiologi Sastra adalah pengetahuan tentang sifat dan perkembangan masyarakat. Lebih jauh Sosiologi Sastra adalah analisis mengenai sastra dan yang mengungkapkan bagaimana pengarang dipengaruhi oleh status lapisan masyarakat tempat ia berasal, ideologi politik dan sosialnya, kondisi ekonomi serta khalayak yang ditujunya.
Sementara itu menurut Purnamasari dkk dalam artikel mereka yang berjudul “Analisis Sosiologi Sastra dalam Novel Bekisar Merah karya Ahmad Tohari” yang dimuat dalam Jurnal Ilmu Budaya, Volume 1 Nomor 2 Edisi April 2017 menyatakan bahwa Sosiologi sastra tidak terlepas dari manusia dan masyarakat yang bertumpu pada karya sastra sebagi objek yang dibicarakan.
Sosiologi sebagai suatu pendekatan terhadap karya sastra yang masih mempertimbangkan karya sastra dan segi-segi sosial. Sosiologi sastra memiliki perkembangan yang cukup pesat sejak penelitian-penelitian yang menggunakan teori struktualisme dianggap mengalami stagnasi.
Purnamasara dkk (2017) juga menyampaikan bahwa didorong oleh adanya kesadaran bahwa karya sastra harus difungsikan sama dengan aspek-aspek kebudayaan yang lain, maka karya sastra harus dipahami sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan sistem komunikasi secara keseluruhan. Dalam konteks ini, sesungguhnya sosiologi sastra dab sastra berbagai masalah yang sama.
Sapardi Djoko Damono (1979) menyampaikan bahwa seperti halnya sosiologi, sastra juga berurusan dengan manusia dalam masyarakat sebagi usahanya untuk mengubah masyarakat itu. Dengan demikian, karya sastra dapat dianggap sebagai usaha untuk menciptakan kembali dunia sosial, yaitu hubungan manusia dengan keluarga, lingkungan, politik, negara, ekonomi, dan sebaginya yang juga menjadi urusan sosiologi. Dapat disimpulkan bahwa sosiologi dapat memberi penjelasan yang bermanfaat tentang sastra, dan bahkan dapat dikatakan bahwa tanpa sosiologi, pemahaman tentang sastra belum lengkap.
Discussion about this post