Minggu, 13/7/25 | 15:15 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI KREATIKA

Cerpen “Antaro Amak jo Pitih” Karya Dilha Rahmanadia Putri dan Ulasannya oleh Azwar

Minggu, 14/7/24 | 10:41 WIB

“Kau karajo mulai bisuak, latak barang kau di biliak yang itu, dih. Mamak nak mancaliak lapau sabanta,” ucap Mamak Safi membiarkan Meli membereskan barang bawaannya. Setelah selesai, Meli merebahkan badannya, ia teringat pesan amak.

“Ambo harus lulus kuliah,” ucapnya menyemangati diri.

Meli memulai hari barunya dengan menjadi karyawan di toko baju juga grosiran milik Mamak Safi. Mamak Safi sudah memberitahu bahwa Meli boleh bekerja di salah satu toko, tapi Meli dengan semangatnya ingin bekerja di dua toko sekaligus. Di grosiran saat pagi, dan toko baju saat sore.

Setiap harinya Meli selalu bekerja keras untuk uang sekolahnya. Selama ia tinggal di rumah Mamak Safi, ia sempat beberapa kali meminjam peralatan dapur untuk membuat kue yang kemudian ia jual di warung dekat SD. Bentala terus berputar tak peduli dengan sekitarnya membuat hari kian berganti, tak terasa hampir satu tahun Meli bekerja di tempat Mak Safi, dan sebentar lagi penerimaan mahasiswa baru akan dibuka.

BACAJUGA

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

Minggu, 08/6/25 | 16:36 WIB
Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Minggu, 01/6/25 | 06:46 WIB

“Bilo kau nak mendaftar sakola tu, Mel,” tanya anak pertama Mak Safi.

“Tigo pakan lai, Ni,” jawab Meli dengan semangat. Setelah Meli hitung dengan baik, sekitaran minggu depan uangnya sudah cukup untuk biaya pendaftaran hingga membayar uang satu semester ke depan. Tiba-tiba Mamak Safi datang dengan tergesa-gesa ke toko grosiran dengan wajah panik.

“Mel, amak kau sakik. Capek naiak ka oto.” Ucap Mamak Safi dengan terburu-buru. Mendengar kabar itu, tanpa menunggu lama Meli langsung pergi ke mobil bak terbuka milik Mamak Safi. Selama di perjalanan, Meli terus merapalkan doa untuk amak. Akhirnya mobil Mamak Safi berhenti di halaman parkir rumah sakit daerah.

“Amak,” ucapnya menatap wanita yang paling ia cintai yang kini terbaring lemah di kasur.

“Baa ndak ado dokter di sinan, Da,” tanya Meli pada kakak ke tiganya.

“Ndak bisa do, Mel. Pitih untuak mambaia rumah sakik ndak cukuik,” ucap kakaknya dengan raut sedih.

Meli meremas kuat jemarinya, dan tanpa berlama-lama ia telah membulatkan pilihan. “Pakai se lah pitih Meli, Da.” Ucapan Meli membuat kakak-kakak nya juga Mamak Safi terkejut, karena mereka tau bahwa uang itu akan digunakan untuk kuliah yang tak lama lagi akan membuka pendaftaran.

“Jan lai, itu pitih kau untuak sakola,” tolak kakaknya.

“Ndak baa, Da. Bialah Meli ndak jadi sakola dari pado harus mancaliak amak sakik.” Meli menyerahkan uang yang sudah ia kumpulkan selama hampir setahun itu untuk biaya kuliahnya.  Meli tersenyum, dan senyuman itu bagai mentari yang menghangatkan Gunung Talamau di tiap paginya. Kakak keduanya menerima uang yang diberikan Meli, berusaha mencegah air yang akan keluar dari pelupuk matanya.

“Ko pitih untuak manambah,” ucap Mamak Safi menyerahkan uang pada kakak ketiga Meli.

Halaman 5 dari 9
Prev1...456...9Next
Tags: AzwarDilha Rahmanadia PutriFLP SumbarKreatika
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Memimpin di Era Disrupsi

Berita Sesudah

Ketika Paket Data Lebih Mengenyangkan: Sebuah Renungan

Berita Terkait

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

Minggu, 08/6/25 | 16:36 WIB

  Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara Alienasi Hidup Kita hanya seorang pelancong Yang mengembara segala tempat Lalu tinggal – termenung Di...

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Minggu, 01/6/25 | 06:46 WIB

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra Gambar Diri Ini gambar diri. Aku yang berjalan tak selalu lurus, kadang tersandung bayangan sendiri, cerobohku...

Cerpen “Seberkas Titik yang Masih Tertinggal” Karya Arifah Prima Satrianingrum dan Ulasannya oleh Azwar

Cerpen “Seberkas Titik yang Masih Tertinggal” Karya Arifah Prima Satrianingrum dan Ulasannya oleh Azwar

Minggu, 25/5/25 | 09:15 WIB

Seberkas Titik yang Masih Tertinggal Cerpen Oleh: Arifah Prima Satrianingrum   Siang itu, matahari dengan terik mengambang di Padang. Ruas-ruas...

Puisi-puisi Karya Farha Nabila dan Ulasannya Oleh Dara Layl

Puisi-puisi Karya Farha Nabila dan Ulasannya Oleh Dara Layl

Minggu, 11/5/25 | 07:10 WIB

Puisi-puisi Farha Nabila   Kanak-Kanak dalam Diri Tatkala kutemukan diriku dalam relung kesepian Yang disana takkan kutemukan dengungan sumpah serapah...

Cerpen “Sejauh Apapun, Kau Akan Selalu Hebat” karya Balqin Adzra dan Ulasannya oleh M. Adioska

Cerpen “Sejauh Apapun, Kau Akan Selalu Hebat” karya Balqin Adzra dan Ulasannya oleh M. Adioska

Minggu, 04/5/25 | 08:40 WIB

Sejauh Apapun, Kau Akan Selalu Hebat Karya: Balqin Adzra   “Silahkan mampir! Kami mempunyai mochi varian baru!” teriak sang penjual...

Puisi-puisi Feiruzy Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Puisi-puisi Feiruzy Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Minggu, 27/4/25 | 16:31 WIB

Puisi-puisi Feiruzy Azzahra   Merindu Nagari Nan Jauh Tiap langkah yang menapak Meninggalkan rindu yang menjejak Risau nan gulandah memenuhi...

Berita Sesudah
Satu Tikungan Lagi

Ketika Paket Data Lebih Mengenyangkan: Sebuah Renungan

Discussion about this post

POPULER

  • Efisiensi di Negeri Petro Dolar: Jalan Penuh Lubang, Jembatan Reyot Vs Mobil Dinas Baru yang Lukai Rasa Keadilan

    Efisiensi di Negeri Petro Dolar: Jalan Penuh Lubang, Jembatan Reyot Vs Mobil Dinas Baru yang Lukai Rasa Keadilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 100 Hari Kerja Wali Kota Padang Capai Kepuasan 80 Persen

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mambangkik Batang Tarandam dalam Naskah Drama “Orang-orang Bawah Tanah” karya Wisran Hadi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penggunaan Kata Ganti Engkau, Kau, Dia, dan Ia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Psikologi Kekuasaan dalam Cerpen “Seekor Beras dan Sebutir Anjing”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Festival Sepak Bola Usia Dini KNPI CUP Bentuk Mental Juara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Moral dalam Cerpen “Robohnya Surau Kami”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024