Salman Herbowo
(Kolumnis Rubrik Renyah)
Kata teman saya, kopi pergaulan sudah menjelma menjadi ritual harian yang tak terelakkan. Ini bukan sekadar tentang sebuah minuman, tapi lebih tentang ajang sosialisasi modern yang penuh dengan mini drama. Mulai dari obrolan krisis global hingga menakar politik ideal, semua seolah serius dibahas.
Kalau dulu mungkin dikenal istilah “kopi darat” sekarang “kopi pergaulan”, di mana secangkir kopi jadi tiket masuk sirkel pertemanan. Kopi pergaulan bisa saja membuat si introvert dan si ekstrovert berbagi meja. Mungkin saja mereka bisa membicarakan teori konspirasi sambil tertawa kecil melihat harga kopi.
Tempat menikmati kopi pergaulan seakan berevolusi mengikuti perkembangan zaman, dan memiliki agenda tersendiri. Dulu sebatas tempat menikmati secangkir kopi, sekarang jadi ruang diskusi, begitu adanya sekarang. Mungkin saja di setiap ruang, ada yang sibuk dengan laptopnya, mengejar deadline sambil menghirup aroma kopi segar yang menguar.
Di sisi lain, sekelompok anak muda asyik berdiskusi tentang startup impian mereka, menuliskan rencana besar di atas kertas serbet. Jangan heran kalau tiba-tiba mendengar gelak tawa dan tepuk tangan meriah, bukan karena stand-up comedy dadakan, tapi karena seorang barista berhasil membuat latte art rumit.
Tak hanya itu, kopi pergaulan membawa tren-tren unik. Ada yang mencoba kopi dengan campuran buah-buahan, sampai kopi dengan sentuhan rasa rempah. Meski begitu, banyak yang penasaran dan berbondong mencobanya. Kopi pergaulan bukan sekadar minuman, tapi sebuah budaya yang terus berinovasi dan beradaptasi dengan selera zaman. Menjadikan setiap tegukan sebagai pengalaman baru.
Namun, tak semua orang bisa dengan bebas menikmatinya. Bagi mereka yang menderita asam lambung, menyeruput secangkir kopi bisa jadi tantangan. Alih-alih menikmati, mereka malah harus berhadapan dengan rasa perih di lambung. Namun, hal ini tak menyurutkan semangat untuk tetap bergabung dalam gemerlap kopi pergaulan.
Kedai kopi modern juga semakin menyadari kebutuhan ini, dengan menyediakan berbagai pilihan minuman selain kopi. Dari smoothie sehat hingga infused water yang segar, semua disajikan dengan penuh gaya. Hal ini untuk memastikan semua orang bisa merasakan kehangatan dan kebersamaan. Karena esensi dari kopi pergaulan bukanlah pada minumannya, melainkan pada cerita, tawa, dan kebersamaan yang tercipta di setiap pertemuan.
Jadi, kalau suatu hari melihat seseorang duduk di kedai kopi dengan sebotol air mineral dan sepiring roti bakar, jangan heran, mungkin mereka sedang menikmati “kopi pergaulan” dengan cara yang berbeda. Siapa tahu, obrolan seru bisa jadi awal mula pertemanan yang lebih manis daripada gula pasir di dasar cangkir. Kopi pergaulan, lebih dari sekadar kopi, tapi cerita dan tawa yang tak pernah basi. Selamat ngopi, atau mungkin, selamat menyesap cerita!
Discussion about this post