Oleh: Andina Meutia Hawa
(Dosen Program Studi Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas)
Kampung halaman dalam KBBI VI diartikan sebagai daerah atau desa tempat kelahiran. Istilah kampung halaman kerap diidentikkan dengan tempat atau daerah asal-usul seseorang. Namun, bagaimana jadinya jika seseorang terpaksa harus meninggalkan kampung halamannya? Inilah yang terjadi pada tokoh Leila dan Getrud dalam novel sastra anak Jerman, Apfelkuchen und Baklava (2016) karya Kathrin Rohmann.
Narasi novel Apfelkuchen und Baklava dituturkan melalui sudut pandang dua tokoh utama, Max dan Leila; dan menggunakan sudut pandang orang ketiga. Max adalah anak laki-laki Jerman berusia sebelas tahun. Ia berteman Leila, gadis asal Suriah yang merupakan murid baru di sekolahnya. Leila menyimpan sebuah biji kenari yang ia petik dari kebun neneknya. Ia selalu membawa biji itu kemanapun ia pergi. Benda itu mengingatkannya akan neneknya yang masih berada di Suriah. Suatu hari, ia kehilangan benda berharganya itu.
Novel Apfelkuchen und Baklava tergolong dalam karya sastra anak Jerman yang mengangkat kehidupan tokoh migran. Dalam kesusasteraan Jerman dikenal istilah sastra migran atau Migrationliteratur. Sastra migran ialah karya yang ditulis oleh tokoh yang memiliki latar belakang seorang migran, serta menceritakan kehidupan tokoh yang melakukan imigrasi. Sastra migran juga mengisahkan berbagai permasalahan yang dihadapi tokoh sebagai imigran, mulai dari kesulitan beradaptasi, kerinduan terhadap kampung halaman, stereotipe, rasisme, hingga bagaimana akhirnya tokoh dapat berintegrasi dengan negara baru hingga menemukan solusi dari permasalahannya.
Mengkaji sastra migran tidak dapat dilepaskan dari hal-hal yang mempengaruhi proses kreatif penulisan sebuah karya, di antaranya latar pengarang dan penyebab mengapa tokoh melakukan imigrasi. Novel Apfelkuchen und Baklava ditulis penulis bernama Kathrin Rohmann. Rohmann lahir dan besar di sebuah kota kecil di provinsi Hanover. Kota ini dijadikannya latar tempat utama dari novel sastra anak pertamanya itu. Masa kecil Rohmann dihabiskannya dengan beternak hewan menjadi inspirasi dari latar belakang tokoh Getrud, nenek Max, yang juga digambarkan memiliki beberapa hewan ternak. Selain itu, diketahui pula bahwa kakek nenek Rohmann berasal dari Suriah.
Selanjutnya, penggambaran mengapa tokoh melakukan migrasi. Migrasi adalah perpindahan manusia dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari perlindungan. Selain migration, dalam bahasa Jerman dikenal pula istilah Flucht (pelarian diri). Flucht artinya meninggalkan negara secara tidak atau sukarela dari situasi kehidupan yang dianggap tidak menyenangkan atau berbahaya. Orang yang melakukan Flucht disebut Fluchtlinge atau pengungsi. Para pengungsi terpaksa harus meninggalkan kampung halaman mereka dan mencari negara suaka, misalnya karena situasi berbahaya seperti perang. Seperti itulah yang terjadi pada tokoh Leila dan Getrud, perang menyebabkan mereka harus melarikan diri dari kampung halaman mereka dan bermigrasi ke Jerman. Mengapa Jerman? Karena Jerman adalah salah satu negara Eropa yang ramah terhadap para pencari suaka. Dengan kemajuan teknologi dan kestabilan ekonomi, Jerman menawarkan kenyamanan, keamanan, dan perlindungan bagi para pengungsi.
Discussion about this post