Selasa, 01/7/25 | 19:39 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI KREATIKA

Puisi-puisi Isnaini Fadhillah Saragih dan Ulasannya Oleh Ragdi F Daye

Minggu, 24/3/24 | 10:18 WIB

Puisi-puisi Isnaini Fadhillah Saragih

Nama yang Ibu Buat Tidak Berawalan S

 

Saat pekikan itu datang dadaku berdesir

Adakah tamu itu belum juga diusir?

BACAJUGA

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

Minggu, 08/6/25 | 16:36 WIB
Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Minggu, 01/6/25 | 06:46 WIB

Di pangkuan  Ibu aku pulang

Bilang benci kalau pekikan itu diberi ruang

Maka esok, saat pekikan itu kembali datang

Tak kubukakan gerbang, tak kubuatkan pisang goreng

Biar dia letih menyerang

Aku cabuti saja rumput yang sudah memanjang

Dia pulang, hatiku pun tenang

Sumatera Utara, 2024

 

Ibu Buat Nama Adikku Berawalan K

 

Kepalaku penuh, dihantam badai yang semoga tak menjadi nyata

Aku takut kehilangan kendali, lalu besok lupa aku ini siapa

Pagi ini sembuh nanti sore kambuh

Nanti kambuh besok tertawa gemuruh

Aku ini hilang lalu datang

Sebentar riang sedihnya panjang

Jangan dipasung

Biarkan saja aku berlarian dengan kaki telanjang

Sumatera Utara, 2024

 

Namaku Berawalan I

 

Ini malam, lindapan lampu di atas kepalaku berlubang

Aku belum ngantuk sampai pukul 12 teng

Malam, terlelap aku sangat mau

Kasihan kapsul penenang yang tak bisa meninabobokkanku

Malam, beri aku kapal dan senandung

Aku mau berlayar dan tumbang

Sumatera Utara, 2024

 

Padahal Ibu Suka Huruf Z

 

Jangan bilang “ingatkan aku”

Saat inisal namaku saja aku lupa dari huruf apa dibuatkan ibu

Jangan cap aku “kurang iman”

Saat adzan berkumandang saja kau sibuk menghitung kesabaran

Aku memang tak berdarah tapi ini sakit sungguhan

Aku ini bekerja tapi hilang kendali tanpa kau sangkakan

Biji matamu bulat sedang aku redup,

Takut dibayangi hal-hal yang tak cukup.

Sumatera Utara, 2024

 

O Golongan Darah Ayah

Darah ayah mengaliri hidupku

Ia gila, dan kurasa setengahnya aku meniru

Oh, ini yang mereka sebut gila itu

kendali yang tak bertali

tali yang tak mengait.

Sumatera Utara, 2024

 

 

Tentang Penulis

Isnaini Fadhillah Saragih lahir di Sumatera utara pada 12 Desember 1996. Cerpennya yang berjudul “Celana Bolong” pernah diterbitkan di Harian Waspada. Beberapa karyanya juga pernah memenangkan lomba dan diterbitkan dalam antalogi cerpen, salah satunya adalah cerpen berjudul “Seseorang yang Paling Ingin Kuajak Berbincang”. Wanita berdarah Batak ini dapat dihubungi melalui akun instagram pribadinya @itsneyn_12.


 

Pesan Khusus di Balik Puisi Inisial

Ragdi F Daye

Oleh Ragdi F. Daye

(buku kumpulan puisinya Esok yang Selalu Kemarin, 2019)

 

 

Malam, beri aku kapal dan senandung

Aku mau berlayar dan tumbang

 

Puisi secara etimologi berasal dari bahasa Yunani, yakni poites, yang artinya pembangun, pembentuk, dan pembuat. Puisi dalam bahasa Inggris disebut poem atau poetry yang memiliki arti membuat dan pembuatan. Dalam bahasa latin, puisi berasal dari kata poeta yang artinya membangun, menyebabkan, menimbulkan dan menyair. Dalam perkembangannya, puisi bisa diartikan sebagai hasil seni sastra yang di dalamnya terdapat susunan tertentu. Melalui puisi, penyair bisa menciptakan dunia tersendiri yang di dalamnya berisi pesan dan cerminan suasana tertentu, baik secara fisik maupun batin (Setiawan, 2019).

Puisi merupakan sistem tanda (semiotika) yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Puisi juga menjadi suatu ekspresi yang tidak langsung. Oleh sebab itu, bahasa yang menjadi mediumnya tidak hanya sebatas bahasa sebagai Langue (bahasa dalam sistem linguistik) tetapi juga memiliki makna dalam sastra yang dapat merefleksikan banyak hal dan multi tafsir (Endraswara, 2013).

Sebagai sebuah genre, puisi tentunya berbeda dengan novel, drama atau cerita pendek. Perbedaan tersebut terdapat dalam komposisi dengan konvensi yang ketat. Oleh sebab itu, puisi merupakan bentuk sastra yang paling padat dan terkonsentrasi. Kepadatan komposisi tersebut ditandai dengan pemakaian sedikit kata, namun bisa mengungkap lebih banyak hal (Siswantoro, 2010).

Hal tersebut secara implisit menjelaskan bahwa puisi sebagai bentuk sastra menggunakan bahasa sebagai media pengungkapnya. Meskipun demikian, puisi memiliki ciri khas tersendiri, yakni puisi dapat mengungkap lebih intensif dan lebih banyak daripada kemampuan yang dimiliki oleh bahasa biasa.

Pada edisi kali ini, Kreatika memuat lima buah puisi karya Isnaini Fadhillah Saragih. Kelima puisi gadis Batak ini berjudul “Nama yang Ibu Buat Tidak Berawalan S”, “Ibu Buat Nama Adikku Berawalan K”, “Namaku Berawalan I”, “Padahal Ibu Suka Huruf Z”, dan “O Golongan Darah Ayah”. Judul kelima puisi sama-sama mengandung sebuah huruf tunggal yang menjadi daya tarik.

Puisi pertama, “Nama yang Ibu Buat Tidak Berawalan S”, memberi isyarat mengenai gaya puisi-puisi Isnaini yang cenderung naratif dan personal. Struktur teks puisi menggunakan kalimat naratif seperti ini ‘Saat pekikan itu datang dadaku berdesir/ Adakah tamu itu belum juga diusir?’ Struktur ini memberikan gambaran peristiwa yang terjadi di dalam sebuah realitas imajiner yang diciptakan penulis. Pembaca tidak diberikan petunjuk jelas tentang ‘nama berawalan huruf S’, apakah itu mengacu pada si  tamu atau siapa.

Secara sederhana, puisi ini mengungkapkan ketidaksenangan hati si aku lirik atas kedatangan seorang tamu ke rumah ibunya. Dia merasa benci dan gundah sehingga berencana akan menghalangi si tamu masuk ke dalam rumah, ‘Maka esok, saat pekikan itu kembali datang, Tak kubukakan gerbang, tak kubuatkan pisang goreng, Biar dia letih menyerang’. Tingkah aku lirik terkesan kekanak-kanakan, tapi itu ungkapan ketidaksukaan yang jujur.

Puisi kedua, “Ibu Buat Nama Adikku Berawalan K”, juga memberi teka-teki melalui inisial K yang menjadi nama si adik. Siapa sebenarnya K? Siapa pula aku di dalam puisi, apakah narator atau si adik yang namanya berawalan K? Baris ini ‘Kepalaku penuh, dihantam badai yang semoga tak menjadi nyata/ Aku takut kehilangan kendali, lalu besok lupa aku ini siapa’ memberi gambaran tentang kodisi psikis aku lirik yang mengalami gangguan. Lebih jauh, penulis melukiskan kondisi aku lirik ‘Pagi ini sembuh nanti sore kambuh/ Nanti kambuh besok tertawa gemuruh/ Aku ini hilang lalu datang/ Sebentar riang sedihnya panjang’, kondisi ini terlihat cukup buruk.

Puisi sering digunakan untuk melepaskan emosi atau perasaan yang berkecamuk di relung kalbu penyair, baik yang menyangkut kehidupan pribadinya, maupun resonansi dari kehidupan orang lain yang tercerap ke batinnya didorong oleh adanya empati. Seorang penulis dengan kepekaan imajinasinya dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain kemudian mengekspresikan seolah merupakan pengalaman pribadinya.

Puisi kedua ini mengarah ke persoalan sosial yang dialami penderita gangguan mental atau dalam istilah kesehatan disebut ODGJ (orang dengan gangguan jiwa). Apa yang mereka alami dan rasakan tidak mudah dipahami oleh orang normal. Mereka terlihat aneh dan menakutkan, namun Isnaini berpesan lantang: ‘Jangan dipasung/ Biarkan saja aku berlarian dengan kaki telanjang!’. Bersyukurlah kita yang hdup dalam kondisi normal.

Puisi kedua ini bertautan makna dengan puisi terakhir “O Golongan Darah Ayah”, begini isinya: ‘Darah ayah mengaliri hidupku/ Ia gila, dan kurasa setengahnya aku meniru/ Oh, ini yang mereka sebut gila itu/ kendali yang tak bertali/ tali yang tak mengait.’ Aku lirik mengaku bahwa ayahnya gila dan dia mewarisi kegilaan itu di dalam dirinya. Orang yang sama-sama memiliki kelainan memang cenderung lebih dapat memahami keganjilan-keganjilan.

Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) dan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) merupakan orang yang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang bermanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala dan atau perubahan perilaku yang bermakna serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia.

Salah satu jenis gangguan jiwa adalah gangguan jiwa psikotik, dimana individu kesulitan untuk membedakan realita dengan halusinasi. Meskipun demikian, individu yang mengalami gangguan psikotik sangat bisa dipulihkan dengan pengobatan yang baik dan dukungan dari lingkungan sekitar. ODGJ sering mengalami masalah kekerasan fisik dan emosional di fasilitas pelayanan kesehatan dan juga masyarakat, kurangnya kepedulian dan kurangnya tenaga kesehatan yang berkompeten serta buruknya fasilitas yang ada mengarahkan individu dengan masalah kesehatan jiwa rentan mengalami kekerasan.

Puisi-puisi Isnaini mempunyai keunikan dengan gaya bertutur penuh teka-teki, namun dapat dinikmati dan berhasil menggugah kepedulian terhadap orang lain di lingkungan sekitar kita. []

 

Tentang Kreatika

Logo FLP

Kolom ini diasuh oleh FLP Sumatera Barat bekerja sama dengan Scientia.id. Kolom ini diperuntukkan untuk pemula agar semakin mencintai dunia sastra (cerpen dan puisi). Adapun kritik dalam kolom ini tidak mutlak merepresentasikan semua pembaca. Kirimkan cerpen atau puisimu ke karyaflpsumbar@gmail.com.

Tags: #Ragdi F. DayeFLP SumbarIsnaini Fadhillah SaragihKreatika
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Mihandrik Minta BMT Ar Raudhah Bukittinggi Kembangkan Usaha Kecil Mikro

Berita Sesudah

Peribahasa tentang Perempuan dalam KBBI

Berita Terkait

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

Minggu, 08/6/25 | 16:36 WIB

  Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara Alienasi Hidup Kita hanya seorang pelancong Yang mengembara segala tempat Lalu tinggal – termenung Di...

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Minggu, 01/6/25 | 06:46 WIB

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra Gambar Diri Ini gambar diri. Aku yang berjalan tak selalu lurus, kadang tersandung bayangan sendiri, cerobohku...

Cerpen “Seberkas Titik yang Masih Tertinggal” Karya Arifah Prima Satrianingrum dan Ulasannya oleh Azwar

Cerpen “Seberkas Titik yang Masih Tertinggal” Karya Arifah Prima Satrianingrum dan Ulasannya oleh Azwar

Minggu, 25/5/25 | 09:15 WIB

Seberkas Titik yang Masih Tertinggal Cerpen Oleh: Arifah Prima Satrianingrum   Siang itu, matahari dengan terik mengambang di Padang. Ruas-ruas...

Puisi-puisi Karya Farha Nabila dan Ulasannya Oleh Dara Layl

Puisi-puisi Karya Farha Nabila dan Ulasannya Oleh Dara Layl

Minggu, 11/5/25 | 07:10 WIB

Puisi-puisi Farha Nabila   Kanak-Kanak dalam Diri Tatkala kutemukan diriku dalam relung kesepian Yang disana takkan kutemukan dengungan sumpah serapah...

Cerpen “Sejauh Apapun, Kau Akan Selalu Hebat” karya Balqin Adzra dan Ulasannya oleh M. Adioska

Cerpen “Sejauh Apapun, Kau Akan Selalu Hebat” karya Balqin Adzra dan Ulasannya oleh M. Adioska

Minggu, 04/5/25 | 08:40 WIB

Sejauh Apapun, Kau Akan Selalu Hebat Karya: Balqin Adzra   “Silahkan mampir! Kami mempunyai mochi varian baru!” teriak sang penjual...

Puisi-puisi Feiruzy Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Puisi-puisi Feiruzy Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Minggu, 27/4/25 | 16:31 WIB

Puisi-puisi Feiruzy Azzahra   Merindu Nagari Nan Jauh Tiap langkah yang menapak Meninggalkan rindu yang menjejak Risau nan gulandah memenuhi...

Berita Sesudah
Kata “dalem“ dan Pronomina Serapan dalam Bahasa Indonesia

Peribahasa tentang Perempuan dalam KBBI

Discussion about this post

POPULER

  • Ketua DPD Partai Golkar Sumbar terpilih, Khairunnas saat menerima dokumen persidangan. [foto : ist]

    Khairunnas Kembali Pimpin Golkar Sumbar, Terpilih Secara Aklamasi dalam Musda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Musda Golkar Sumbar Digelar Besok, Ketua Umum Bahlil Lahadalia dan Sejumlah Tokoh Nasional Hadir

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanda Titik pada Singkatan Nama Perusahaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Waspada Korsleting, Yosrizal Ingatkan Warga Cek Instalasi Listrik di Rumah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • DPRD dan Wali Kota Bahas Perubahan APBD 2025 Kota Padang, Anggaran Naik 14,6 Miliar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Wujudkan Smart City, Pemko Padang Gandeng UPI YPTK

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024