Salman Herbowo
(Kolumnis Rubrik Renyah)
Setiap langkah kaki yang diayunkan memiliki cerita tersendiri. Begitu juga dengan langkah kaki yang menggunakan sepatu. Hal paling setia menurut saya adalah cerita dari ayunan sepasang kaki bersepatu kets. Bagi saya sepatu kets bukan sekadar alas kaki, melainkan “sahabat” setia yang menyimpan kisah unik saat memakainya. Cerita yang terpatri dalam setiap ayunan kaki, sebuah jejak unik dalam setiap langkah keseharian.
Saya teringat saat masih menempuh pendidikan program sarjana. Gaya hidup mahasiswa yang “tercermin” dalam jejak sepatu kets saya. Setiap langkah, dari koridor perkuliahan hingga aroma kopi di kafetaria, menjadi catatan kehidupan penuh makna. Desain simpel sepatu ini adalah saksi bisu fase transisi, menyatu dengan proses pembelajaran agar menjadi orang yang nantinya berguna bagi agama dan bangsa.
Saat itu, saya hanya punya satu sepatu, yaitu sepatu kets warna abu-abu produk Indonesia. Saya sengaja membeli produk original buatan Indonesia. Karena hanya punya satu sepatu, jadi selalu saya gunakan dalam segala aktivitas, entah itu kuliah, bepergian, atau hadir dalam kegiatan-kegiatan formal. Tentu saja, saya selalu menjaga kebersihannya agar percaya diri saat dipakai.
Saya sangat nyaman menggunakan sepatu kets tersebut hingga semester enam. Saya kira kualitas sepatu ini sungguh luar biasa. Selama tiga tahun selalu saya gunakan dalam segala aktivitas. Karena itu, saat ingin mengganti sepatu baru, saya membeli dari merek dan warna yang sama tapi benda tipe dikarenakan sudah tidak diproduksi lagi.
Sama halnya dengan sepatu sebelumnya, sepatu baru ini juga selalu saya gunakan dalam segala aktivitas. Karena masih sama dengan sebelumnya, saya tetap membeli satu sepatu saja. Sepatu ini pun menemani langkah kaki saya sampai wisuda sarjana dan dunia kerja. Namun, tidak menami saat prosesi wisuda, karena saat itu saya menggunakan sepatu pantofel hitam.
Jejak sepatu kets itu semakin menarik saat sudah masuk dunia kerja. Sepatu kets yang awalnya hanya berpapasan dengan jalanan kampus, kini menapaki jalan-jalan lantai perkantoran. Dalam serangkaian rapat hingga perjalanan dinas, sepatu ketsnya menjadi saksi setiap langkah profesionalisme yang saya jalani.
Tidak hanya cerita baik saja yang terpatri dalam setiap langkah sepatu kets tersebut. Jejak lumpur akibat hujan atau noda makanan dan minuman yang tumpah menjadi bagian dari kisah harian. Dalam setiap cela dan goresan, tergambar realitas bahwa hidup tak selalu mulus, tetapi sepatu kets tetap setia menemani di setiap medan.
Dalam dunia yang terus berubah, sepatu kets dengan jejak uniknya mengingatkan bahwa setiap langkah memiliki makna. Setiap goresan melambangkan perjuangan, dan setiap noda menciptakan kenangan. Dalam jejak sepatu ini, terukir bukan hanya perjalanan keseharian, tapi juga aroma nostalgia dan kehidupan yang tak terlupakan. Mari jaga kebersihan sepatu yang kita gunakan.
Discussion about this post