Minggu, 13/7/25 | 16:32 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home DESTINASI

Ruang Tunggu Kereta Bawah Tanah Korea Selatan

Sabtu, 23/9/23 | 13:25 WIB

Oleh: Elly Delfia
(Dosen Prodi Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas)

 

Pada destinasi kali ini, saya akan bercerita tentang ruang tunggu yang sering membuat orang-orang merasa bosan, tetapi ruang tunggu kali ini sungguh dinamis dan tidak membosankan. Selama tinggal di Korea Selatan, hal yang menarik perhatian saya adalah ruang publik (public space) yang ramah bagi warga. Salah satu ruang publik tersebut adalah ruang tunggu kereta bawah tanah yang dalam bahasa Inggris disebut subway dan dalam bahasa Korea disebut jihacheol. Ruang tunggu dapat ditemukan hampir di semua stasiun (yok) kereta bawah tanah yang ada di Korea Selatan.

BACAJUGA

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Syarat Sebuah Paragraf yang Ideal

Minggu, 22/6/25 | 20:22 WIB
Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Minggu, 25/5/25 | 17:21 WIB

Ruang tunggu kereta bawah tanah tidak hanya aman dan nyaman, tetapi juga mempunyai fasilitas yang lengkap. Selain berfungsi sebagai tempat menunggu kereta tiba, ruang tunggu itu juga tempat yang asyik untuk duduk-duduk alias nongkrong. Pada setiap ruang tunggu, disediakan beberapa kursi untuk para penumpang yang sedang menunggu kereta. Penumpang kereta bawah tanah selalu ramai karena alat transportasi itu aman, nyaman, murah, dan bersih. Dengan bayar 1300 won saja sekali jalan, kita bisa mencapai tempat-tempat yang diinginkan. Transit atau pindah jalur juga tidak dikenakan biaya tambahan.

Selain itu, di ruang tunggu kereta bawah tanah atau jihacheol juga terdapat minimarket, seperti Seven Eleven, CU, atau minimarket lainnya, seperti halnya Alfamart dan Indomaret di Indonesia. Jadi, para penumpang yang sedang menunggu kereta tidak perlu merasa bosan menunggu karena mereka bisa nongkrong di sana sambil jajan atau ngemil makanan ringan. Tidak hanya itu, di ruang tunggu jihacheol juga terdapat toilet yang dapat digunakan kapan pun oleh penumpang yang sedang menunggu kereta ataupun oleh penumpang yang akan naik dan baru turun dari kereta.

Saya cukup sering nonkrong di ruang tunggu jihacheol meskipun terkadang tidak sedang menunggu kereta tiba. Saya hanya senang melihat orang-orang yang berlalu lalang dan berjalan cepat-cepat. Terkadang saya melihat mereka berlari karena takut ketinggalan kereta. Ya, Korea Selatan sangat terkenal dengan budaya ppalli-ppalli ‘cepat-cepat’. Masyarakat Korea Selatan percaya bahwa untuk hidup sukses, orang-orang harus melakukan pekerjaan apa pun dengan cepat-cepat, termasuk berjalan cepat-cepat.

Foto 1: Penulis sedang duduk di salah satu ruang tunggu kereta bawah tanah pada musim dingin

Selain orang-orang muda dan paruh baya, saya juga sering melihat beberapa haraboji (kakek-kakek) dan halmoni (nenek-nenek) duduk-duduk di ruang tunggu jihacheol sambil mengobrol, tertawa-tawa, dan bercengkerama. Dari para haraboji dan halmoni-halmoni itu, saya dapat melihat hal-hal sederhana yang membahagiakan di ruang tunggu jihacheol selain orang-orang yang berjalan cepat-cepat. Saya suka duduk berlama-lama di ruang tunggu jihacheol hanya untuk menikmati suasana yang ada di sana.

Di beberapa jalur transit, ruang tunggu jihacheol dipenuhi oleh deretan toko-toko yang disebut dengan subway shopping centre. Banyak orang berjalan lalu lalang di sana. Ada yang nongkrong seperti saya, ada yang sedang menunggu kereta tiba, ada juga yang berbelanja, dan ada juga yang jalan-jalan hanya sekadar cuci mata. Sebagian ruang tunggu kereta bawah tanah hampir sama dengan pusat perbelanjaan karena terdapat deretan toko-toko yang menjual aneka macam aksesories, oleh-oleh khas Korea, pakaian, sepatu, handphone dari yang baru hingga bekas, kosmetik, dan makanan, seperti tteok, kue beras dan ppeongopang, kue ikan yang amat disukai orang-orang pada saat musim dingin.

Shopping centre ini biasanya terdapat pada jalur-jalur transit yang ramai, seperti di daerah Samyeon, Nampodong, Gimhae, Sasang, dan beberapa tempat lain di Kota Busan. Ruang tunggu jihacheol seperti itu juga terdapat di Seoul sebagai ibu kota negara Korea Selatan, seperti di dekat stasiun kereta bawah tanah Pasar Dangdaemon, stasiun kereta bawah tanah Pasar Myeongdong, di daerah Gangnam, dan lain-lain.

Pada musim dingin saat cuaca tidak bersahabat, ruang tunggu kereta bawah tanah adalah tempat terfavorit dan pilihan terbaik untuk menghangatkan diri. Ruang tunggu itu nyaman untuk berlindung dari suhu dingin yang menggigit. Seluruh ruangan di kereta bawah tanah mengaktifkan penghangat ruangan pada  musim dingin sehingga suhu di dalamnya terasa hangat. Hal sebaliknya berlaku untuk musim panas, suhu ruang tunggu kereta bawah tanah terasa sejuk karena AC atau pendingin udara.

Foto 2: Pertunjukkan tari di ruang tunggu kereta bawah tanah Stasiun Istana Gyengbok, Kota Seoul

Ruang tunggu kereta bawah tanah bagi saya juga tidak hanya tempat menunggu kereta tiba, tetapi juga tempat yang nikmat untuk ngopi sambil ngobrol dengan teman-teman, tempat cuci mata, hingga tempat berbelanja. Di ruang tunggu jihacheol juga tersedia mesin ATM dan juga mesin isi ulang saldo pembayaran kereta. Selain itu, di mesin isi ulang saldo pembayaran kereta, juga tersedia kartu e-money (electronic money) atau t-money (transit card) yang dalam bahasa Korea disebut dengan kyothong kadeu. Kartu itu dijual dengan harga 5000-6000 won. Kita dapat mengisi saldo pada mesin isi ulang yang disebut dengan kyotong kadeu chungjon-gi. Kita dapat melakukan pengisian sendiri di mesin-mesin itu sesuai dengan jumlah yang diinginkan. Saldo isi ulang mulai dari 5000 won, 10.000 ribu won, 20.000 won, atau 50.000 won. Jumlahnya bisa dipilih sendiri. Won adalah satuan mata uang Korea Selatan.

Di beberapa ruang tunggu stasiun menuju pusat destinasi wisata, terdapat gambar iklan-iklan produk kosmetik, iklan makanan, iklan pertunjukkan seni, hingga lukisan-lukisan indah hasil karya seniman Korea Selatan. Pemandangan seperti itu dapat kita saksikan di lorong-lorong ruang tunggu kereta bawah tanah stasiun menuju Istana Gyeongbok dan Gwanghwamun Square di pusat Kota Seoul. Selain iklan-iklan dan lukisan, di lorong-lorong ruang tunggu juga dapat kita saksikan pertunjukan tari, musik, dan nyanyian dari para seniman jalanan.

Ruang tunggu kereta bawah atau jihacheol dapat dikatakan sebagai ruang publik yang multifungsi. Selain tempat menunggu kereta, tempat nongkrong, jalan-jalan, cuci mata, dan juga berbelanja, kita juga bisa berfoto-foto di ruang tunggu dengan spot-spot yang menarik. Beberapa ruang tunggu menyediakan spot-spot foto gratis dengan latar belakang lukisan dan karya seni lainnya.

Ruang tunggu kereta bawah tanah juga ramah bagi penumpang lansia, ibu hamil, dan kaum difabel. Beberapa ruang di stasiun kereta bawah tanah ada yang mencapai kedalaman sembilan lantai hingga bagian bawahnya. Di lantai paling bawah itu, ada kereta tanpa masinis atau Light Rail Trainset (LRT) dengan jalur-jalur tertentu. Untuk menuju lantai yang paling bawah itu, ada lift dan eskalator yang disediakan untuk penumpang. Eskalator biasanya digunakan oleh orang-orang muda dan paruh baya yang masih kuat, sedangkan lift biasanya digunakan oleh para lansia, ibu hamil, dan kaum difabel. Demikian cerita tentang ruang tunggu kereta bawah tanah atau jihacheol di Korea Selatan.

Tags: #Elly Delfia
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Cerpen “Memilih Jalan Tuhan” Karya Muttaqin Kholis Ali dan Ulasannya Oleh Dara Layl

Berita Sesudah

Stereotip Gender dan Maskulinitas dalam “The Way of the Househusband”

Berita Terkait

Bubur Kirai Kuliner Khas Muaro Bungo Jambi dari Zaman Baheula

Bubur Kirai Kuliner Khas Muaro Bungo Jambi dari Zaman Baheula

Jumat, 13/6/25 | 21:47 WIB

Bubur Kirai, makanan khas tradisional Muaro Bungo yang ada sejak zaman dahulu (Foto: Rahma Yani) Jambi, Scientia.id - Mungkin sebagian...

Foto pantai air manis Padang. [foto : net]

Libur Panjang 29 Mei – 1 Juni 2025, Ini Rekomendasi Wisata Seru di Kota Padang

Rabu, 28/5/25 | 22:36 WIB

Foto pantai air manis Padang. Padang, Scientia – Libur panjang akhir Mei 2025 menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Seiring...

Senja, Kopi dan Ombak di Warkop Baba: Nongkrong Asik Tak Harus Mahal

Senja, Kopi dan Ombak di Warkop Baba: Nongkrong Asik Tak Harus Mahal

Senin, 05/5/25 | 17:37 WIB

Pariaman, Scientia.id - Senja, kopi dan suara ombak. Tiga hal yang bisa dinikmati sekaligus di satu tempat yaitu Warkop Baba....

Halalbihalal LKAAM Undang Duta Pariwisata Sumbar di Luar Negeri

Halalbihalal LKAAM Undang Duta Pariwisata Sumbar di Luar Negeri

Senin, 07/4/25 | 09:46 WIB

Padang, SCIENTIA- Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Republik Indonesia, Nusron Wahid dijadwalkan hadir pada acara Halalbihalal...

Desa Wisata Kampuang Sarugo Raih Asean Tourism Award 2025

Desa Wisata Kampuang Sarugo Raih Asean Tourism Award 2025

Selasa, 14/1/25 | 13:44 WIB

Desa Wisata Kampung Sarugo di Limapuluh Kota raih ATA 2025. (SCIENTIA/Istimewa) Padang, SCIENTIA - Desa Wisata Kampuang Saribu Gonjong Nagari...

Kota Padang Dinobatkan sebagai Destinasi Wisata Terpopuler 2025

Kota Padang Dinobatkan sebagai Destinasi Wisata Terpopuler 2025

Selasa, 07/1/25 | 19:58 WIB

Pengunjung sedang menikmati destinasi wisata tepi laut (taplau) Pantai Padang menyambut tahun baru 2025. (SCIENTIA/Wahyu Amuk) Padang, SCIENTIA - Kota...

Berita Sesudah
Penggambaran Perempuan Muda dalam Serial Hello, My Twenties! Season 1

Stereotip Gender dan Maskulinitas dalam "The Way of the Househusband"

Discussion about this post

POPULER

  • Efisiensi di Negeri Petro Dolar: Jalan Penuh Lubang, Jembatan Reyot Vs Mobil Dinas Baru yang Lukai Rasa Keadilan

    Efisiensi di Negeri Petro Dolar: Jalan Penuh Lubang, Jembatan Reyot Vs Mobil Dinas Baru yang Lukai Rasa Keadilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 100 Hari Kerja Wali Kota Padang Capai Kepuasan 80 Persen

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Forum Mahasiswa Dharmasraya Soroti Konflik Perusahaan dengan Masyarakat, Desak Bupati Bertindak Tegas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penggunaan Kata Ganti Engkau, Kau, Dia, dan Ia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mambangkik Batang Tarandam dalam Naskah Drama “Orang-orang Bawah Tanah” karya Wisran Hadi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Psikologi Kekuasaan dalam Cerpen “Seekor Beras dan Sebutir Anjing”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Keunikan Kata Penghubung Maka dan Sehingga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024