Rabu, 02/7/25 | 02:44 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI KREATIKA

Puisi-puisi Sri Wardani dan Ulasannya oleh Dara Layl

Minggu, 10/9/23 | 21:42 WIB

Sepi Sekeping Hati

Kerjap bintang menjulur dalam kelam
Sunyi menyusuri malam
Denyut sepi merangkak enggan
Pengemis iman datang menyalam

Duka mengakar menjalar jiwa
Lemah, lelah menguasai raga
kehampaan mengganyang rasa
berpilin benang melilit resah

Menyesakkan
Terbelenggu ikatan kenestapaan
Terlempar dalam lumpur yang membenam
Tersadar, dosa memeluk badan menjemput keampunan

Keluh kesahku pada-Mu basah di lidah
Rintihan tangis memecah angkasa
Namun, lisanku kering memuja
Sembahku sujud semiskin tetesan gurun sahara

BACAJUGA

Puisi-puisi Karya Farha Nabila dan Ulasannya Oleh Dara Layl

Puisi-puisi Karya Farha Nabila dan Ulasannya Oleh Dara Layl

Minggu, 11/5/25 | 07:10 WIB
Puisi-puisi Fatma Hayati dan Ulasannya Oleh Dara Layl

Puisi-puisi Fatma Hayati dan Ulasannya Oleh Dara Layl

Minggu, 13/4/25 | 20:49 WIB

Robbi…
Tamparlah wajah mengadu ini
Jiwa rongsok datang tak berarti
Meminta tak bertepi
Di mana sembah selama ini
Harap diukur saat sakit menguliti
tiada malu pada-Mu ibakan diri

Sungguh hina jiwa busuk ini
Datang pergi sesuka hati
Meminta dan memohon, enggan mengabdi
Maafkan hamba yang tidak tahu diri

Pekanbaru, 17 April 2022

 

Separuh Wajah Bulan

Separuh wajah bulan mulai hilang
Melengkung bersembunyi di tirai langit
Tertutup kerlap kerlip gemintang
Cakrawala mengunyahnya dan menggigit

Separuh wajah bulan telah ditukar
Setara amalan puluhan tahun digelar
Menjelma dalam Lailatul Qadar
Masih tidak kau kejar

Hingga wajah bulan benar-benar tenggelam
Memuncrat langit kelam
Malam-malam dilewatkan
Juadah lebaran, baju-baju digunungkan

Tiada menyesal dan risau
Gaung ramadan tak berdesau
Tertimpa keriangan raya menderau

Tak bergegas amalan berlipat
Lebih nikmat mata terlelap
Kesempatan umat Muhammad
Karena umurnya tersingkat

Tak merangkak untuk rukuk
Tak bersujud untuk larut
Kepada dunia badan membungkuk
Sia-sia makhluk terkutuk

Pekanbaru, 17 April 2022

 

Darah Kita Sewarna

Darah kita sewarna
Tetapi merah di sana kasturi surga
Meskipun di bumi yang sama
Di sana deru senjata merebut asa

Setetes darah yang tumpah
Seluruh samudera cinta kami kerahkan
Mereka menebas satu nyawa saja
Di sini berguncang tanah dipijakan
Bergemuruh semangat berjuang
Menggelegak menerjang penghalang.

Satu peluru mereka lesatkan
Berdesir langit menghambur doa yang menjulang
Kami siap membuat musuh melepuh
Tunduk menyesal bersimpuh

Namun…
Maafkan, masih ada cinta yang tersuruk
Tak peduli saudara seiman sedang kikuk
Di sini masih berpeluk lutut
Deritamu belum mengetuk

Sekali lagi maafkan…
Jika senapan kami tersimpan dikotak kekikiran
Masih enggan mengulur harta yang bergelimpangan
Kebiadan mereka belum merengkuh iman

Sungguh…
Kecintaan kami pada negeri para nabi
Lebih luas dari bumi pertiwi
Lebih menghujam menembus ketebalan bumi
Lebih membubung mempelangi
Doa kami terjulur ke langit tinggi

Pekanbaru, 17 April 2022


Biodata penulis:

Sri Wardani, IG @sausanalward. Karya 32 buku antologi fiksi dan nonfiksi. Juara I lomba cerpen nasional Penerbit Kertas Sentuh (2021). Juara II lomba cerpen nasional Penerbit Prospec (2021). Juara 3 Lomba Dongeng Sains nasional Tianisa Bookstore (2021). Juara Harapan I Lomba Cerpen nasional The Journalish Publishing (2021), Peringkat 5 Lomba Cerpen Tinta Misteri. Beberapa kali meraih kategori terbaik 10, 20, 30, 50 dan 100 besar pada lomba cerpen dan puisi lainnya.


Sajak dan Nada-Nada

Oleh: Dara Layl
(Pengurus FLP Wilayah Sumatera Barat)

 

Separuh wajah bulan telah ditukar

Puisi merupakan salah-satu media yang dapat membawa seorang pembaca pada banyak suasana.  Waluyo (2005: 37) mengemukakan bahwa nada dalam puisi mengungkapkan sikap penyair terhadap pembaca sehingga dari sikap penyair tersebut terciptalah suasana puisi. Nada puisi terlihat dari sikap penyair yang tampak dari sajak ciptaanya. Ada puisi yang bernada sedih, sinis, protes, kritikan, penyesalan, dan sebagainya. Selanjutnya, Waluyo (2005: 39) juga mengungkan bahwa perasaan penyair adalah sikap penyair terhadap pokok persoalan yang sedang terjadi.

Puisi pertama pada edisi Kreatika minggu ini yang berjudul “Sepi Sekeping Hati” mengarah kepada permohonan maaf yang berisi nada-nada penyesalan. Hal ini bia dilihat pada sajak  /Menyesakkan/ Terbelenggu ikatan kenestapaan /Terlempar dalam lumpur yang membenam /Tersadar, dosa memeluk badan menjemput keampunan/ kata-kata yang dipilih seakan menguatkan suasana berat dalam puisi.

Puisi pertama ini berkisah tentang pengakuan diri kepada Tuhan yang diselimuti akan kesadaran diri yang seringkali lupa pada tanggung jawab sebagai hamba Tuhan dan hanya datang kepada Tuhan ketika ada sesuatu yang diminta, seperti di dalam sajak /Sungguh hina jiwa busuk ini/ Datang pergi sesuka hati/ Meminta dan memohon, enggan mengabdi/ Maafkan hamba yang tidak tahu diri/

Pusi kedua, “Separuh Wajah Bulan” puisi kedua ini terangkum ke dalam nada-nada yang bersikap menyindir. Kosasih (2012: 109) mengungkapkan bahwa nada adalah sikap seorang penyair terhadap pembaca seperti bersikap menggurui, menasihati, mengejek, menyindir, atau bersikap lugas serta menceritakan sesuatu kepada pembaca yang didukung oleh suasana. Suasana kemudian membentuk keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi yang berpengaruh terhadap jiwa pembaca.

Pada puisi kedua ini penyair seolah ingin menyampaiakan bagaimana kita sebagai manusia banyak menyia-nyiakan kesempatan salah-satunya kesempatan beribadah dengan lebih baik, yaitu pada saat bulan Ramadan terlebih pada saat malam-malam pertengahan sampai akhir yang mana itu adalah malam lailatul qadar. Bisa kita lihat pada sajak /Separuh wajah bulan telah ditukar/ Setara amalan puluhan tahun digelar/ Menjelma dalam Lailatul Qadar /Masih tidak kau kejar/ Tiada menyesal dan risau/ Gaung ramadan tak berdesau/ Tertimpa keriangan raya menderau/ kata-kata yang dipilih oleh penyair sarat sekali akan sindiran kepada kita yang tidak ada kerisauan dan penyesalan ketika akan berpisah dengan bulan Ramadhan.

Puisi terakhir, “Darah Kita Sewarna” sama seperti puisi pertama, merangkum nada harapan yang dibalut dengan penyesalan. Puisi pertama mengisahkan bagaimana kejamnya penjajahan yang ada di Gaza, namun kita sebagai saudara belum maksimal dalam membantu.terlihat pada sajak /Namun…/Maafkan, masih ada cinta yang tersuruk/ Tak peduli saudara seiman sedang kikuk/ Di sini masih berpeluk lutut/ Deritamu belum mengetuk/ Sekali lagi maafkan…/ Jika senapan kami tersimpan dikotak kekikiran/ Masih enggan mengulur harta yang bergelimpangan/ Kebiadan mereka belum merengkuh iman.

Secara kesluruhan ketiga puisi ini banyak menggunakan akhiran huruf konsonan seperti alhiran “–n” dan “–m” yang menyebabkan bunyi ketika puisi dibaca menimbulkan suasana yang lebih berat, sedih, menyesakkan, namun dalam satu waktu juga lugas dan syarat akan nilai-nilai kedidupan yang begitu dalam. Jika ditelisik lebih dalam, selain menggunakan nada-nada penyesalan namun di dalam penyesalan itu ada harapan, seperti penggambaran penyair di dalam puisi seolah kita bisa melihat seseorang dengan banyak penyesalan dan kembali ke hadapan Tuhannya untuk meminta ampun dan pertolongan. Seseorang ini diam-diam melakukan salat malam di dalam sunyi sepi.

Hal yang paling menarik dari Kreatika minggu ini adalah pada puisi kedua. Pada puisi kedua ini judul puisi “Separuh Wajah Bulan” seolah menjadi pintu rahasia besar yang membuat kita ingin segera masuk dan mengetahui apa yang ada di dalamnya. Judul yang diambil sangat bagus dan menarik sehingga membuat rasa penasaran dan keingintahuan pembaca karena kebanyakan puisi yang bagus tidak didukung oleh judul yang bagus pula. Namun, berbeda dengan puisi kedua ini, judul “Separuh Wajah Bulan” seperti menjadi sentral dan magnet dalam ketiga puisi ini.

Ketiga puisi pada Kreatika minggu ini sangat menarik untuk dibaca dan diresapi. Pemilihan diksinya bagus. Tetap semangat menulis, Kak Sri. Ditunggu puisi dengan nada-nada lainnya !!!

Kolom ini diasuh oleh FLP Sumatera Barat bekerja sama dengan Scientia.id. Kolom ini diperuntukkan untuk pemula agar semakin mencintai dunia sastra (cerpen dan puisi). Adapun kritik dalam kolom ini tidak mutlak merepresentasikan semua pembaca.

 

Tags: #Sri WardaniDARA LAYL
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Bapak, Tongkrongan, dan Anak-Anak

Berita Sesudah

Menikmati Senja di Yogyakarta

Berita Terkait

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

Minggu, 08/6/25 | 16:36 WIB

  Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara Alienasi Hidup Kita hanya seorang pelancong Yang mengembara segala tempat Lalu tinggal – termenung Di...

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Minggu, 01/6/25 | 06:46 WIB

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra Gambar Diri Ini gambar diri. Aku yang berjalan tak selalu lurus, kadang tersandung bayangan sendiri, cerobohku...

Cerpen “Seberkas Titik yang Masih Tertinggal” Karya Arifah Prima Satrianingrum dan Ulasannya oleh Azwar

Cerpen “Seberkas Titik yang Masih Tertinggal” Karya Arifah Prima Satrianingrum dan Ulasannya oleh Azwar

Minggu, 25/5/25 | 09:15 WIB

Seberkas Titik yang Masih Tertinggal Cerpen Oleh: Arifah Prima Satrianingrum   Siang itu, matahari dengan terik mengambang di Padang. Ruas-ruas...

Puisi-puisi Karya Farha Nabila dan Ulasannya Oleh Dara Layl

Puisi-puisi Karya Farha Nabila dan Ulasannya Oleh Dara Layl

Minggu, 11/5/25 | 07:10 WIB

Puisi-puisi Farha Nabila   Kanak-Kanak dalam Diri Tatkala kutemukan diriku dalam relung kesepian Yang disana takkan kutemukan dengungan sumpah serapah...

Cerpen “Sejauh Apapun, Kau Akan Selalu Hebat” karya Balqin Adzra dan Ulasannya oleh M. Adioska

Cerpen “Sejauh Apapun, Kau Akan Selalu Hebat” karya Balqin Adzra dan Ulasannya oleh M. Adioska

Minggu, 04/5/25 | 08:40 WIB

Sejauh Apapun, Kau Akan Selalu Hebat Karya: Balqin Adzra   “Silahkan mampir! Kami mempunyai mochi varian baru!” teriak sang penjual...

Puisi-puisi Feiruzy Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Puisi-puisi Feiruzy Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Minggu, 27/4/25 | 16:31 WIB

Puisi-puisi Feiruzy Azzahra   Merindu Nagari Nan Jauh Tiap langkah yang menapak Meninggalkan rindu yang menjejak Risau nan gulandah memenuhi...

Berita Sesudah

Menikmati Senja di Yogyakarta

Discussion about this post

POPULER

  • Ketua DPD Partai Golkar Sumbar terpilih, Khairunnas saat menerima dokumen persidangan. [foto : ist]

    Khairunnas Kembali Pimpin Golkar Sumbar, Terpilih Secara Aklamasi dalam Musda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jembatan Akses Utama Kampung Surau Rusak Parah, Warga: Jangan Sampai Ada Korban Jiwa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanda Titik pada Singkatan Nama Perusahaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Musda Golkar Sumbar Digelar Besok, Ketua Umum Bahlil Lahadalia dan Sejumlah Tokoh Nasional Hadir

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penggunaan Kata Depan “dari” dan “daripada” yang Tidak Tepat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yonnarlis Ungkap Pentingnya Sinergi dan Kolaborasi Masyarakat dan Polri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Peringatan HUT ke-79 Bhayangkara, Ketua DPRD Dharmasraya: Polri Harus jadi Pelayan Masyarakat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024