Kamis, 13/11/25 | 12:02 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI ARTIKEL

720 Hari Menjelajah Korea dari Perspektif yang Lain

Minggu, 03/9/23 | 12:15 WIB

Oleh: Elly Delfia
(Dosen Prodi Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas)

 

Buku 720 Hari Menjelajah Korea yang terbit pada tahun 2022 dan ditulis oleh Ronidin berbicara tentang pengalaman hidup selama berbaur dengan masyarakat Korea. Buku ini juga  merefleksikan aktivitas keseharian penulis saat menjadi Dosen Tamu di Hankuk University of Foreign Studies, Korea Selatan.

BACAJUGA

Menyingkap Makna Kata “saja “ dalam Berbagai Konteks Kalimat

Menyingkap Makna Kata “saja “ dalam Berbagai Konteks Kalimat

Senin, 20/10/25 | 07:36 WIB
Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Penggunaan, Jenis, dan Fungsi Kata “Tersebut” dalam Kalimat

Minggu, 21/9/25 | 18:30 WIB

Buku ini terdiri atas dua jilid, yaitu jilid 1 dan 2. Jilid 1 merangkum 70 tulisan yang dibagi atas lima bagian. Bagian Pertama berjudul “Perjalanan dan Musim” yang terbagi lagi atas beberapa tulisan. Bagian Kedua berjudul “Budaya dan Kebiasaan sehari-hari-hari” yang terdiri atas lima belas tulisan. Bagian Ketiga berjudul “Spiritualitas”. Bagian Keempat berjudul “Kearifan Lokal”. Bagian Kelima berjudul “Pendidikan dan Milenial. Buku jilid 2 juga terdiri atas lima bagian dengan judul-judul berikut: “Apa pun tentang Korea”, “Bahasa dan Interaksi”, “Korea-an Style”, “Keindonesiaan di Korea”, dan “Pulang”.

Dalam buku ini diceritakan detail kehidupan masyarakat Korea dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Kehidupan yang tetap mempertahankan nilai-nilai keteraturan, kedisiplinan, kejujuran, pekerja keras, dan pantang menyerah. Sikap mempertahankan nilai-nilai tersebut membuat negara Korea Selatan yang merdeka tanggal 15 Agustus 1945, hanya dua hari lebih dulu dari Indonesia, menjadi negara maju dan modern di Asia Timur Raya. Nilai-nilai tersebut tidak hanya dimiliki oleh individu, tetapi juga dimiliki oleh masyarakat sebagai kesadaran kolektif yang berefek pada kemajuan negara.

Buku ini juga menceritakan  sisi lain kehidupan masyarakat Korea Selatan yang berbeda dengan Indonesia, seperti jangan memoto/memotret tanpa izin, jangan menginjak rumput, nomor HP hanya satu untuk segala urusan, dan melayani diri sendiri (self service). Melayani diri sendiri ini mulai dari membayar sendiri minuman dan makanan ringan melalui toko online, mengisi t-money/ e-money untuk ongkos transportasi dalam kota, seperti bus, kereta bawah tanah, taksi, hingga mengisi bensin sendiri di SPBU dan membuang sendiri sampah sisa makanan saat kita makan di restoran. Mandiri merupakan aktivitas yang lumrah di Korea dan masih jarang kita temukan di Indonesia. Jadi, salah satu ciri-ciri negara maju seperti Korea yang diceritakan dalam buku ini adalah kemandirian dalam berbagai sisi kehidupan.

Penulis berhasil mengajak pembaca untuk menjelajah Korea dari perspektif seorang pengajar yang selalu dapat menarik kesimpulan dengan melihat nilai-nilai terbaik dari kehidupan. Perspektif yang berbeda dengan kebanyakan anak muda yang hanya melihat Korea dari K-Pop dan K-drama.

Setidaknya, ada tiga hal menarik yang dapat dicatat setelah membaca buku 720 Hari Menjelajah Korea ini. Tiga hal tersebut, yaitu 1. Korea sama dengan negara lain di dunia, 2. Masyarakat Korea memiliki karakter dasar yang teratur, disiplin, dan jujur, serta 3. Masyarakat Korea pekerja keras dan pantang menyerah.

Korea sama dengan negara lain di dunia

Korea disebutkan sama dengan negara lain yang ada di dunia. Artinya kehidupan masyarakat Korea sama dengan kehidupan lain yang ada di berbagai belahan dunia. Hal itu dinyatakan oleh penulis dalam bab pertama Buku Jilid 1 berikut.

“Dunia Korea yang diangan-angankan banyak orang sesungguhnya tidaklah jauh berbeda dengan dunia lain. Hanya saja masyarakat Korea menjaga dan memelihara apa yang mereka miliki dengan sepenuh hati.”(Ronidin, 2022:1)

Penulis menyampaikan bahwa Korea sama dengan negara lain di dunia, tetapi kelebihan yang dimiliki orang Korea adalah berhasil membuat propaganda yang menjadikan negara mereka populer dan digandrungi oleh orang-orang dari negara lain dengan cara “menjaga dan memelihara apa yang dimiliki dengan sepenuh hati”. Selebihnya, kehidupan masyarakat Korea sama dengan kehidupan lain di dunia. Jika orang Indonesia makan nasi, orang Korea juga makan nasi. Jika orang Indonesia bersekolah, orang Korea juga bersekolah. Jika orang Korea mengendarai mobil di jalan raya, orang Indonesia juga sama.

Beberapa hal yang membedakan antara orang Indonesia dan orang Korea hanya soal kemasan (packaging) dan gaya/cara. Orang Indonesia makan nasi dengan tangan atau sendok, orang Korea makan nasi dengan sumpit dan sendok. Gaya orang Korea terlihat menarik dan digandrungi karena yang makan adalah para idola k-pop yang tampan-tampan dan memilik banyak talenta. Mereka bisa menyanyi, menari, main musik, jadi model, dan sebagainya. Secara visual, apa pun yang dilakukan oleh para idol terlihat lebih menarik daripada apa pun yang dilakukan oleh orang biasa.

Memiliki karakter dasar yang teratur, disiplin, dan jujur

Teratur, disiplin, dan jujur dalam banyak hal adalah sikap yang patut ditiru dari masyarakat Korea. Salah satunya teratur dan disiplin dalam berkendara yang juga dibicarakan dalam buku 720 hari Menjelajah Korea. Hal itu dapat dilihat pada cuplikan bab yang berjudul “Jujur dan Disiplin”

“Di Kota Seoul sistem transportasi sangat teratur. Walaupun di kota ini kendaraan sangat banyak seperti di Jakarta, tetapi tidak macet. Di jalan jarang terjadi kecelakaan, jarang pula ada kasus perampokan dan pemerkosaan oleh sopir-sopir nakal seperti yang terjadi di beberapa tempat di negeri lain” (Ronidin, 2022: 109).

Teratur dan disiplin dalam berkendara sehingga tidak menimbulkan kemacetan dan kecelakaan itu adalah hal yang biasa di Korea. Transportasi umum juga digambarkan sebagai tempat yang aman dan jauh dari tindakan kriminalitas. Teknologi transpotasi juga sudah maju. Ada banyak jenis transportasi umum dengan teknologi canggih yang ada di Korea Selatan, seperti KTX/kereta cepat, kereta bawah tanah, bus, dan taksi. Karena orang-orang mematuhi rambu-rambu, jarang terjadi kemacetan dan kecelakaan di Korea. Selain itu, tidak ada bunyi klakson yang berisik memenuhi jalan raya karena orang-orang berkendara dengan teratur. Barang-barang yang tertinggal di transportasi umum tidak akan hilang, diselamat oleh sopir,  dan dikembalikan pada pemiliknya. Hal itu juga mencerminkan sikap jujur yang dimiliki oleh masyarakat Korea sebagai karakter dasar yang mengakar kuat pada diri mereka.

Pekerja keras dan pantang menyerah

Masyarakat Korea juga memiliki karakter pekerja keras dan pantang menyerah untuk menggapai sukses. Hal itu juga digambarkan penulis dalam buku tentang Korea dalam bab “Bangkit karena Kerja Keras”. Kebangkitan masyarakat Korea diceritakan muncul setelah melewati Perang Dunia II pada tahun 1950. Sejak itu hingga saat ini, masyarakat Korea menjadi masyakarat yang pekerja keras dan pantang menyerah sehingga bisa menjadi negara maju yang dijuluki macan ekonomi Asia dengan kemajuan industri K-pop dan K-drama yang terkenal dengan Korean wave atau gelombang Korea. Hal itu dapat dilihat dari kutipan berikut.

“Jika kita jalan-jalan ke Gangnam dan kota-kota lainnya di Korea, kita akan melihat banyak anak muda di sana berlatih tanpa Lelah mengejar cita-cita mereka. Anak-anak muda Korea  akan pulang ke rumah mereka sekitar pukul 22 atau 23 malam setelah sebelumnya melatih segala potensi mereka dengan keras. Intinya, jika ingin sukses, kerja keras menjadi kata kunci yang tidak dapat ditawar” (Ronidin, 2022: 135).

Demikian kerja keras masyarakat Korea digambarkan untuk mencapai sukses. Anak-anak muda belajar dan berlatih hingga jam 11 malam. Tidak ada kata malas-malasan dalam hidup mereka jika ingin menjadi sukses. Semua sikap positif, seperti teratur, disiplin, jujur, pekerja keras, dan pantang menyerah diceritakan sebagai kesadaran kolektif atau kesadaran bersama dimiliki oleh masyarakat Korea sebagai kunci kemajuan negara.

Buku 720 Hari Menjelajah Korea yang diterbitkan oleh Afifa Utama ini pantas dibaca oleh semua umur karena disajikan dengan narasi yang ringan dan menyentuh, terutama bagi para pelancong atau wisatawan yang ingin jalan-jalan, bertugas, berkuliah, atau berkunjung ke Korea Selatan. Dari buku ini, pembaca bisa mendapatkan gambaran seperti apa kehidupan orang Korea agar tidak mengalami keterkejutan budaya (culture shock) saat sampai di Korea. Selain itu, pengalaman penulis dalam buku ini juga dapat menjadi sumber inspirasi bagi pembaca untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari demi mencapai kesuksesan dan kehidupan yang lebih baik.

Tags: #Elly Delfia
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Cerpen “Petani yang Menyemai Emas” Karya Dodi Saputra dan Ulasannya oleh Azwar, M.Si.

Berita Sesudah

Hanya Mampu di Waktu yang Tepat

Berita Terkait

Identitas Lokal dalam Buku Puisi “Hantu Padang” Karya Esha Tegar

Konflik Sosial dan Politik pada Naskah “Penjual Bendera” Karya Wisran Hadi

Minggu, 02/11/25 | 17:12 WIB

  Pada pukul 10:00 pagi, 17 Agustus 1945, di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta. Berkat desakan dari golongan muda,...

Aia Bangih Bukan Air Bangis

Apa Pentingnya Makna?

Minggu, 02/11/25 | 16:43 WIB

Oleh: Ahmad Hamidi (Dosen Prodi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas)    Apa pentingnya makna? Sejauh mana ia menggambarkan...

Lari Pagi atau Sore, Mana yang Lebih Efektif ?

Lari Pagi atau Sore, Mana yang Lebih Efektif ?

Minggu, 26/10/25 | 11:27 WIB

Oleh: Muhammad Afif  (Mahasiswa MKWK Bahasa Indonesia dan Mahasiswa Departemen Teknik Sipil Universitas Andalas)   Beberapa tahun terakhir, olahraga lari...

Puisi-puisi M. Subarkah

Ketika Bahasa Daerah Mulai Sunyi, Siapa yang Menjaga?

Minggu, 26/10/25 | 10:29 WIB

Oleh: M.Subarkah (Mahasiswa Prodi S2 Linguistik Universitas Andalas)   Bahasa daerah adalah warisan yang tidak hanya layak dikenang, tetapi harus...

Perlawanan terhadap Lupa dalam Novel “Laut Bercerita”

Perlawanan terhadap Lupa dalam Novel “Laut Bercerita”

Minggu, 26/10/25 | 10:17 WIB

Oleh: Ghina Rufa’uda (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas)   Dan yang paling berat bagi semua orang...

Perbedaan Tren Skena dan Kalcer

Perbedaan Tren Skena dan Kalcer

Minggu, 19/10/25 | 23:58 WIB

Oleh: Aprinalia Pratiwi (Mahasiswa MKWK Bahasa Indonesia dan S1 Teknik Lingkungan Universitas Andalas)   Dalam derasnya arus perkembangan zaman, manusia...

Berita Sesudah
Satu Tikungan Lagi

Hanya Mampu di Waktu yang Tepat

Discussion about this post

POPULER

  • Afrina Hanum

    Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Portal Pembatas Jalan Milik Pemkab Dharmasraya Rusak, Diduga Dihantam Truk Berat PT BRM

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Kata “bapak” dan “ibu” Harus Ditulis dalam Huruf Kapital ?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemko Padang Gelar Job Fair 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketua DPRD Kota Padang Pimpin Sidang Paripurna Jawaban Walikota Terhadap Pandangan Umum Fraksi Tentang RAPBD 2026

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kata Penghubung dan, serta, dan Tanda Baca Koma (,)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024