Senin, 25/8/25 | 08:34 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home Unes

Kalau Bisa Nanti, Kenapa Harus Sekarang?

Minggu, 06/8/23 | 12:19 WIB

Salman Herbowo
(Kolumnis Rubrik Renyah)

 

Terkadang bikin jengkel dan menyebalkan, bila sebuah urusan yang harusnya bisa selesai cepat tapi dibikin lambat. Urusan yang harusnya terjadwal selesai dalam hitungan jam, namun harus selesai esok. Terlebih menyebalkan, bila semua urusan hari itu tidak dapat diselesaikan sesuai standar waktunya dengan berbagai alasan yang “bertele-tele”. Istilah lainnya “kalau bisa nanti, kenapa harus sekarang?”.

Mungkin saja pada saat mengurus hal itu, kita sudah meluangkan waktu dan menyesuaikan dengan jadwal yang telah ditetapkan. Tidak menutup kemungkinan pula, jika yang berurusan itu ada yang harus izin dari pekerjaannya. Bila tidak dapat selesai sesuai jadwal yang telah ditetapkan, tentu harus mengajukan izin lagi sampai urusan tersebut terselesaikan.

BACAJUGA

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Rahasia di Balik Semangkuk Mi Rebus

Minggu, 10/8/25 | 19:24 WIB
Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Crack! Sebuah Denting Kecil

Minggu, 13/7/25 | 18:39 WIB

Urusan di sini maksudnya dalam banyak hal. Begitu pula dengan standar waktu yang ditetapkan itu dari berbagai sudut pandang pula. Baik itu individu dengan lembaga/instansi, maupun antar individu.

Misalnya berurusan pada sebuah lembaga atau instansi, tentu ada papan informasi yang menjelaskan estimasi waktu layanan tersebut. Untuk satu urusan tertentu dapat diselesaikan dalam hitungan jam, seperti satu, dua, atau sampai tiga jam. Bisa juga urusan tersebut terselesaikan dalam hitungan hari atau minggu.

Bagi saya adanya informasi mengenai estimasi waktu lamanya sebuah urusan itu selesai tentu sangat diperlukan. Apalagi jika di papan informasi atau laman resmi instansi atau lembaga tersebut juga memberikan informasi lengkap dan detail tentang prosedur layanannya, sungguh sangat membantu.

Tidak hanya itu, bagi yang ingin berurusan pun dapat mempersiapkan berkas-berkas yang diperlukan. Nantinya, saat berada di kantor lembaga atau instansi tersebut semua yang dipersyaratkan sudah tersedia. Tentu saja ini akan menjadikan proses layanannya menjadi efektif dan efesien.

Lain lagi ceritanya bila berkaitan dengan antar individu. Misalnya, jika itu urusan pribadi berupa janji untuk membayar hutang dan harus bertemu di tempat tertentu, maka hasilnya tentu harus sesuai dengan yang telah disepakati. Jangan sampai yang menagih sudah menunggu, malah yang ditangih masih otw sejak sejam yang lalu. Padahal jarak yang ditempuh tidak lebih dari sepuluh kilo meter.

Saya jadi teringat suatu momen betapa lucunya istilah “kalau bisa nanti, kenapa harus sekarang?”. Terkadang sesuatu yang ditunda itu tidak selalu buruk, bahkan dapat mendatangkan kebaikan. Saat itu, teman itu berujar kalau dalam hal tertentu jangan terburu-buru, bahkan lebih baik diperlambat atau ditunda.

Saat itu, saya cukup heran dengan pernyataanya itu dengan topik pembicaraan kami yang sepakat bahwa selesai tepat waktu itu penting. “Untuk hal menghambur-hamburkan uang, kalau bisa nanti, kenapa harus sekarang? begitu ujarnya sambil cekikikan. Saya masih ingat raut muka cekikikan yang menyebalkan itu.

Tags: #Salman Herbowo
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Dari Cikini ke Gondangdia

Berita Sesudah

Cerpen “Pulang ke Rahim Ibu” Karya Amalia Aris Saraswati dan Ulasannya oleh Azwar, M.Si.

Berita Terkait

Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Rumah dan Kenangan yang Abadi

Minggu, 24/8/25 | 21:15 WIB

Lastry Monika (Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand)   Minggu lalu, tepat pada 17 Agustus 2025, saya menulis sebuah catatan...

Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Tuah Rumah

Minggu, 17/8/25 | 19:03 WIB

Lastry Monika (Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand)   Dalam dua tahun terakhir, rumah saya di kampung lebih sering sepi....

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Rahasia di Balik Semangkuk Mi Rebus

Minggu, 10/8/25 | 19:24 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Sore itu, hujan mengguyur tanpa henti sejak siang, menebar hawa dingin yang merayap masuk...

Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Melangkah Pelan dalam Dunia Pernaskahan: Catatan dari Masterclass Naskah Sumatera

Minggu, 03/8/25 | 21:28 WIB

Lastry Monika (Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand)   Menjadi peserta Masterclass Naskah Sumatera yang diadakan oleh SOAS University of...

Suatu Hari di Sekolah

Fiksi dan Fakta: Dua Sayap Literasi

Minggu, 27/7/25 | 16:28 WIB

Lastry Monika (Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand/Kolumnis Rubrik Renyah)   Perdebatan soal bacaan fiksi dan nonfiksi kerap muncul di...

Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Ruang Bernama Kita

Minggu, 20/7/25 | 21:04 WIB

Lastry Monika (Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand/Kolumnis Rubrik Renyah)   Pada 16 Februari 2025, saya pernah menulis di rubrik...

Berita Sesudah
Cerpen “Pulang ke Rahim Ibu” Karya Amalia Aris Saraswati dan Ulasannya oleh Azwar, M.Si.

Cerpen "Pulang ke Rahim Ibu" Karya Amalia Aris Saraswati dan Ulasannya oleh Azwar, M.Si.

Discussion about this post

POPULER

  • Aduh! Maarten Paes Cedera, Absen Bela Timnas Indonesia 6-8 Minggu

    Aduh! Maarten Paes Cedera, Absen Bela Timnas Indonesia 6-8 Minggu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • PCNU Dharmasraya Gelar Konfercab ke-V

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbar Raih Penghargaan Nasional Perhutanan Sosial 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duka Kecelakaan Kereta di Padang: Wagub Sumbar Desak Perbaikan Sistem Keselamatan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ormas dan OKP Tak Dilibatkan dalam Kebijakan Pemkab, Sekretaris KNPI Dharmasraya: Bentuk Keangkuhan Bupati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pawai Budaya Sungai Duo Meriah, Panitia Tekankan Pelestarian Tradisi dan Kreativitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024