Minggu, 13/7/25 | 15:26 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home Unes

Mengetuk Pintu

Minggu, 11/6/23 | 09:04 WIB


Lastry Monika
(Kolumnis Rubrik Renyah)

 

Sebagian orang telah menemukan pintunya. Pintu itu terbuka dan ia masuk ke dalamnya. Sebagian lagi sedang mengetuk pintu dan menunggu pintu itu terbuka. Sebagian lainnya pula, sedang mencari pintu untuk ia ketuk lagi setelah pintu-pintu sebelumnya tidak terbuka untuknya. Bagaimana denganmu?

Setiap orang mungkin memiliki pintu yang ia suka. Oleh sebab itu, sedari awal ia menempuh rute yang tujuan akhirnya ialah pintu tersebut. Meskipun ia telah menempuh rute yang benar, namun pintu yang ia tuju belum tentu bisa terbuka walaupun ia ketuk berkali-kali? Lalu, apakah ia harus memaksa agar pintu itu terbuka atau mencari pintu yang lain? Sepertinya, pilihan yang terbaik ialah opsi yang kedua.

Loh, kenapa tidak berusaha lebih untuk membukanya? Tentu saja berusaha. Akan tetapi, tidak semua pintu yang disuka dan dimau bisa terbuka. Oleh sebab itu, cari dan coba ketuk pintu yang lain. Meskipun seseorang memiliki pilihan-pilihan dalam hidup, namun takdir bisa berkata lain. Bukankah begitu? Ya, itu pun kalau kamu percaya takdir.

BACAJUGA

Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Menyulam Nilai Lewat Cerita: Inyiak Bayeh dan Cerita-cerita Lainnya

Minggu, 11/5/25 | 17:14 WIB
Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Talempong Batu: dari Batu ke Nada

Minggu, 04/5/25 | 18:02 WIB

Beberapa bulan lalu, saya mengibaratkan kampus dan jurusan favorit sebagai sebuah pintu kepada siswa-siswa SMA yang sedang berjuang masuk ke perguruan tinggi. Lalu ia bertanya, “Apakah Kakak sudah masuk ke pintu yang Kakak inginkan?” saya terdiam sebentar sebelum akhirnya saya menggeleng dan dengan lirih berkata, “Belum!”

Lalu ia bertanya kembali, “Loh, bukannya dengan Kakak bertemu kami di sini itu artinya Kakak telah masuk ke sebuah pintu?”

“Ya benar, tetapi ini bukan pintu yang Kakak maksud. Ketika dalam perjalanan menuju pintu yang diinginkan, pintu ini terbuka dan mempersilakan masuk. Tentu saja, pintu yang terbuka ini layak dicoba. Anggap saja seperti sebuah persinggahan karena mungkin perjalanan menuju pintu yang diinginkan masih jauh,” jawab saya. Sebetulnya obrolan kami yang terkesan serius ini tidak seserius itu.

Obrolan kami berakhir dengan saya mendoakan agar pintu yang sedang mereka ketuk segera terbuka dan mereka dipersilakan masuk ke dalamnya. Sebagian dari siswa SMA itu tidak menghiraukan harapan baik ini. Sebab, pintu persinggahan yang terbaik saat itu ialah menuju rumah atau tongkrongan setelah dijejali pelajaran dari pagi sampai sore. Beberapa siswa lainnya juga menuturkan harapan baik untuk saya.

“Semoga Kakak segera sampai di pintu yang Kakak tuju. Setelah diketuk, pintu itu juga segera terbuka!” ujarnya. Saya membalasnya dengan amin paling serius. Saat itu saya terharu sekali.

Setelah beberapa bulan berlalu, saya mendapat kabar bahwa sebagian dari mereka telah masuk ke pintu yang mereka tuju. Oh, sungguh senang sekali mendapat kabar ini. Sebagian lainnya masih berusaha mencari dan mengetuk pintu yang lain.

Bila sebuah pintu telah diketuk dan ia tak terbuka, saya kira itu artinya ialah mencoba mengetuk pintu yang lain. Seperti halnya kutipan dari sebuah drama yang saya tonton akhir-akhir ini, “Gagal artinya kau harus mencoba kembali!” Oke, saya setuju! Apakah kamu juga?

Tags: #Lastry Monica
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Tenunan Khas Lima Puluh Kota pada Songket Halaban

Berita Sesudah

Cerpen “Kucing Pembawa Hikmah” karya Annevi Dhora Royenza dan Ulasannya oleh Dara Layl

Berita Terkait

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Pesan yang Tak Pernah Usai

Minggu, 06/7/25 | 16:34 WIB

  Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Pekan lalu, tepatnya Minggu, 29 Juni 2025, saya menuliskan kembali kenangan tentang masa...

Satu Tikungan Lagi

Yang Tersembunyi di Balik Ramalan

Minggu, 29/6/25 | 19:13 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Semasa sekolah menengah, saya dan banyak teman sebaya gemar mengakses ramalan, dari situs mistis...

Belajar dari Menunggu

Minggu, 22/6/25 | 18:32 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Menunggu ujian bukan hanya soal duduk diam di luar ruang kelas dengan segelas air...

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Jalan Pagi atau Jajan Pagi

Minggu, 15/6/25 | 17:57 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Beberapa minggu terkahir ini, di akhir pekannya saya suka jalan-jalan pagi. Niat awalnya olah...

Satu Tikungan Lagi

Masih Tentang Busa dan Bilasan

Minggu, 08/6/25 | 17:51 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Minggu lalu, di rubrik Renyah, saya menulis tentang pengalaman mencuci pakaian—aktivitas sederhana yang diam-diam...

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Cerita dari Balik Busa dan Bilasan

Minggu, 01/6/25 | 16:05 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Ada satu kebiasaan yang tak pernah absen menemani masa-masa kuliah saya dulu, menumpuk cucian....

Berita Sesudah
Cerpen “Kucing Pembawa Hikmah” karya Annevi Dhora Royenza dan Ulasannya oleh Dara Layl

Cerpen "Kucing Pembawa Hikmah" karya Annevi Dhora Royenza dan Ulasannya oleh Dara Layl

Discussion about this post

POPULER

  • Efisiensi di Negeri Petro Dolar: Jalan Penuh Lubang, Jembatan Reyot Vs Mobil Dinas Baru yang Lukai Rasa Keadilan

    Efisiensi di Negeri Petro Dolar: Jalan Penuh Lubang, Jembatan Reyot Vs Mobil Dinas Baru yang Lukai Rasa Keadilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 100 Hari Kerja Wali Kota Padang Capai Kepuasan 80 Persen

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mambangkik Batang Tarandam dalam Naskah Drama “Orang-orang Bawah Tanah” karya Wisran Hadi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penggunaan Kata Ganti Engkau, Kau, Dia, dan Ia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Psikologi Kekuasaan dalam Cerpen “Seekor Beras dan Sebutir Anjing”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Festival Sepak Bola Usia Dini KNPI CUP Bentuk Mental Juara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Moral dalam Cerpen “Robohnya Surau Kami”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024