Jumat, 29/8/25 | 04:18 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI ARTIKEL

Belajar Membuat Kompos dari Sampah Rumah Tangga

Minggu, 12/2/23 | 07:49 WIB

Oleh: Dr. Silvia Permata Sari, SP., M.P.
(Dosen Fakultas Pertanian Universitas Andalas)

 

Setiap kegiatan pasti menghasilkan barang sisa yang biasa kita sebut dengan istilah sampah atau limbah. Apalagi kegiatan rumah tangga akan menghasilkan sampah yang lebih banyak, baik sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik yang berasal dari rumah tangga umumnya berasal dari kegiatan dapur, antara lain sisa makanan, sisa nasi, sisa potongan sayur, daun, umbi, dan kulit buah. Selain itu, juga bisa dari sampah tanaman pekarangan dan kebun seperti rumput, daun, ranting, dan sisa-sisa tanaman lainnya. Sedangkan sampah anorganik dari rumah tangga seperti plastik, kaca, mika, kawat, kertas, dan
styrofoam.

BACAJUGA

Pestisida Nabati, Sahabat Baru Pencinta Tanaman di Masa Pandemi Covid-19

Melek Bahaya Pestisida, Tingkatkan Kesadaran Hidup Sehat

Minggu, 04/9/22 | 07:24 WIB
Kisah Sukses Petani Organik di Bukit Gompong

Bertanam “Si Pedas Merah” dengan Good Agricultural Parctice (GAP)

Minggu, 21/8/22 | 07:00 WIB

Kompos adalah bahan-bahan organik yang sudah mengalami proses pelapukan karena terjadi interaksi antara mikroorganisme atau bakteri pengurai dengan bahan organik tersebut. Pada dasarnya proses pelapukan ini merupakan proses alamiah yang biasa terjadi di alam. Kompos memiliki bentuk seperti tanah dan tidak berbau. Kompos sangat bermanfaat terutama bagi tumbuhan dan tanaman. Itu karena kompos dapat digunakan sebagai pupuk (unsur hara) bagi tanaman sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanaman. Selain sebagai pupuk, kompos juga dapat memperbaiki struktur tanah sehingga tanah menjadi lebih gembur.

Cara pembuatan kompos dari sampah rumah tangga dapat dilakukan dengan mudah, murah, serta tidak memerlukan banyak peralatan dan tempat yang luas.
Oleh karena itu, sekarang kita akan ulas bagaimana cara membuat kompos dari sampah organik rumah tangga. Adapun langkah membuah kompos dari sampah organik rumah tangga yaitu sebagai berikut :
1. Pisahkan wadah untuk sampah organik dengan sampah anorganik di rumah  tangga.
2. Kumpulkan sampah organik dari rumah tangga.
3. Sediakan alat dan bahan untuk membuat pupuk kompos. Alat yang digunakan yaitu wadah berukuran besar dengan penutup (ember atau tong),
dan sarung tangan. Bahan membuat pupuk kompos yaitu sampah organik dari rumah tangga, tanah, air, arang sekam, kapur, dan EM4 (bakteri
pengurai).
4. Pastikan wadah pembuat kompos (tong atau ember) tersebut tidak terkontaminasi oleh air hujan dan tidak terkena paparan sinar matahari
langsung.
5. Masukkan tanah secukupnya ke dalam wadah yang telah yang telah diisi dengan sampah organik.
6. Siram permukaan tanah tersebut dengan air secukupnya.
7. Masukkan sampah organik yang telah dicampur arang sekam (optional) dan kapur pertanian ke dalam wadah yang telah disediakan (tong atau ember).
8. Siram dengan air yang telah dicampur dengan EM4.
9. Masukkan lagi tanah ke dalam wadah (yang fungsi tanah tersebut sebagai penutup sampah).
10. Tutup wadah dengan rapat dan biarkan sekitar 3-4 minggu. Setelah itu kompos dari sampah rumah tangga pun siap diaplikasikan ke tanaman Anda.

Begitu uraian singkat mengenai pembuatan kompos dari sampah rumah tangga. Mudah bukan. Selamat mencoba sahabat pembaca semua. Salam organik.

Tags: #Silvia Permata Sari
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Pecinta dan Pencinta

Berita Sesudah

Puisi-puisi Afifah Syafila Alwafi dan Ulasannya oleh Ragdi F. Daye

Berita Terkait

Tantangan Kuliah Lapangan Fonologi di Era Mobilitas Tinggi

Langkuik, Hidden Gem di Tengah Hutan Tanah Galugua

Minggu, 17/8/25 | 16:20 WIB

Oleh: Nada Aprila Kurnia (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia Universitas Andalas)   Langkuik Kolam bukan kolam. Petualangan kami ke sana bukan...

Berbagai Istilah dan Kemubaziran Kata dalam Kalimat

Hukum Kawin Sesuku di Minangkabau

Minggu, 17/8/25 | 16:05 WIB

Oleh: Yori Leo Saputra, S.Hum., Gr. (Guru Muatan Lokal Keminangkabau SMAN 1 Ranah Pesisir)   Mengapa di Minangkabau dilarang melakukan...

Aspek Fonologis dan Keformalan Bahasa

Aspek Fonologis dan Keformalan Bahasa

Minggu, 17/8/25 | 15:49 WIB

Oleh: Nani Kusrini (Jurusan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Lampung)   Komunikasi merupakan proses dinamis untuk menyampaikan dan menerima pesan antara...

Penulisan Jenjang Akademik dalam Bahasa Indonesia

Memilih Menantu (Sumando)

Minggu, 10/8/25 | 13:46 WIB

Oleh: Yori Leo Saputra, S.Hum., Gr. (Guru Muatan Lokal Keminangkabauan SMAN 1 Ranah Pesisir)   Orang Minangkabau dalam memilih menantu...

Modernisasi Penampilan Rabab Pasisia Di ISI Padangpanjang

Emansipasi Wanita dalam Drama “Nurani” Karya Wisran Hadi

Minggu, 03/8/25 | 16:48 WIB

Oleh: Muhammad Zakwan Rizaldi (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia Universitas Andalas)            Kesetaraan gender merupakan sebuah isu yang banyak dibahas...

Nyonya-Nyonya dan Luka Tak Terbagi Karya Wisran Hadi

Nyonya-Nyonya dan Luka Tak Terbagi Karya Wisran Hadi

Minggu, 03/8/25 | 15:56 WIB

Oleh: Cynthia Syafarani (Mahasiswa Universitas Andalas, Fakultas Ilmu Budaya, Jurusan Sastra Indonesia) Siapa sangka, sebuah teras rumah bisa menjadi medan...

Berita Sesudah
Puisi-puisi Afifah Syafila Alwafi dan Ulasannya oleh Ragdi F. Daye

Puisi-puisi Afifah Syafila Alwafi dan Ulasannya oleh Ragdi F. Daye

Discussion about this post

POPULER

  • Kominfo Dharmasraya Diduga Jadi Biang Kegaduhan Soal Pembahasan Asistensi APBD-P 2025

    Kominfo Dharmasraya Diduga Jadi Biang Kegaduhan Soal Pembahasan Asistensi APBD-P 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukittinggi Didorong Jadi Kota Beradat, Berbudaya, dan Ramah Pejalan Kaki

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 401 PPPK di Pesisir Selatan Resmi Dilantik, Bupati Ingatkan Jangan Gadaikan SK ke Bank

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bupati Solok Tutup Safari Berburu Hama, Dorong Perlindungan Pertanian dan Silaturahmi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Buzzer, Kominfo, dan Tensi Politik Dharmasraya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tiga Pelaku Narkoba Ditangkap, Rekonstruksi Peredaran Sabu di Bukittinggi Terungkap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024