Kata merubah sering terdengar dalam penggunaan bahasa Indonesia. Kata ini juga terdapat di dalam beberapa lirik lagu Indonesia. Berikut ini adalah beberapa lirik yang berhasil dirangkum. Lirik pertama dari judul lagu “Mesin Waktu” yang dinyanyikan oleh Budi Doremi. Video lagu ini diunggah di kanal YouTube Budi Doremi pada tanggal 1 April 2021. Bagian lirik yang memiliki kata merubah adalah “Jika aku bisa, ku akan kembali, ku akan merubah takdir cinta yang kupilih”.
Kata merubah terdengar jelas dari pelafalan sang penyanyi. Hal ini juga semakin diperkuat dengan tulisan lirik yang ada di dalam keterangan kanal YouTube tersebut. Lirik kedua berasal dari judul lagu “Lebih Indah” yang dinyanyikan oleh Adera. Video musik dari lagu ini juga bisa ditonton di kanal YoutTube Adera Ega sejak tanggal 10 Juli 2011. Bagian lirik yang memiliki kata merubah adalah “Dan kau hadir merubah segalanya, menjadi lebih indah”. Lirik ketiga dari judul lagu “Saat Bahagia” yang dinyanyikan oleh grup band Ungu dan Andien. Musik Video dari lagu ini bisa dinikmati oleh pendengarnya sejak diunggah di kanal YouTube pada tanggal 22 April 2011. Bagian lirik yang memiliki kata merubah adalah “Kuyakin tak ada satu pun yang mampu merubah rasaku untukmu”. Lirik keempat dari judul lagu “Return of the Condor Horoes” yang dinyanyikan oleh Yuni Shara. Bagian lirik lagu yang memiliki kata merubah ada di awal lirik, yaitu “Siapa yang merubah hatiku, siapa yang membuat kita satu”. Lirik kelima dari judul lagu “Selamat (Selamat Tinggal)” yang dinyanyikan oleh Virgoun dan Audy. Musik Video dari lagu ini bisa ditonton di kalan YouTube Last Child sejak tanggal 19 Desember 2018. Bagian lirik yang memiliki kata merubah adalah “Cinta yang menerima kekurangan dan merubah caraku memandang dunia”. Tidak hanya lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi Indonesia, salah satu lagu dari negara tetangga juga memiliki kata merubah. Lagu itu berjudul “Bukan Cinta Biasa” yang dinyanyikan oleh Siti Nurhaliza. Lagu ini sangat populer di Indonesia. Bagian lirik yang memiliki kata merubah adalah “Andai kubisa merubah semua hingga tiada orang terluka”. Selain itu, juga ada lagu yang dinyanyikan oleh Andmesh dengan judul “Jangan Rubah Takdirku”. Lagu ini sudah bisa didengar masyarakat Indonesia sejak 4 tahun yang lalu. Bagian lirik yang menjadi perhatian adalah “Jangan rubah takdirku, satukanlah hatiku dengan hatinya…”.
Adanya beberapa lagu yang menggunakan kata merubah di dalam liriknya menandakan bahwa kata tersebut tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Oleh sebab itu, dalam penggunaan bahasa secara lisan dan tulisan, kata tersebut juga sering ditemukan. Namun, sudah tepatkah penggunaan kata tersebut? Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata merubah tidak ditemukan. Jika kita mencarinya dengan menggunakan KBBI online, kita akan diberi keterangan “entri tidak ditemukan”. Artinya, kata tersebut tidak ada di dalam KBBI. Jika kata itu tidak ada, lalu apa kata yang tepatnya? Kata baku yang tepat adalah mengubah. Di dalam KBBI, kata mengubah memiliki makna “1. Menjadikan lain dari semula; 2. Menukar bentuk (warna, rupa, dan sebagainya); 3. Mengatur kembali”.
Secara makna, kata merubah yang sering kita dengar merujuk pada makna kata mengubah. Hal ini bisa dibuktikan dengan melihat kembali kata dasarnya, yaitu ubah. Kata ubah di dalam KBBI memiliki makna “tukar; ganti”. Kata ini ditambah dengan awalan me- sehingga membuatnya menjadi verba aktif transitif (verba yang memerlukan objek). Untuk lebih jelasnya, kita bisa melihat kembali kaidah penggunaan awalan me-.
Awalan me- memiliki enam alomorf (variasi) setelah bergabung dengan kata dasar, yaitu me-, mem-, men-, meng-, menge-, dan meny-. Penggunaan berbagai alomorf ini sesuai dengan huruf pertama dari kata dasar yang mengikutinya. Alomorf me- digunakan untuk kata-kata yang huruf pertamanya l, m, n, r, w, dan y (melompat, memakan, menanti, merawat, mewisuda, dan meyakinkan). Alomorf mem- diikuti oleh kata-kata yang huruf pertamanya b, f, p, dan v. Huruf p kemudian langsung diikuti oleh huruf vokal, akan lesap atau hilang. Jika huruf p diikuti oleh huruf konsonan kembali, huruf p tetap ada (membuka, memfoto, mem(p)akai, memproduksi, dan memveto). Alomorf men- diikuti oleh kata-kata yang huruf pertamanya c, d, j, t, dan z. Akan tetapi, huruf t yang langsung diikuti oleh huruf vokal, akan lesap atau hilang. Namun, jika huruf t diikuti oleh huruf konsonan, huruf t tetap ada (mencari, mendata, menjual, men(t)ukar, mentraktrik, dan menziarahi). Alomorf meng- diikuti oleh kata-kata yang huruf pertamanya a, i, u, e, o, g, h, dan k. Akan tetapi, kuruf k yang diikuti langsung oleh huruf vokal, akan lesap atau hilang. Namun, jika huruf k diikuti oleh huruf konsonan lainnya, huruf k akan tetap ada (mengajak, mengikat, mengulang, mengeja, mengolah, menggali, menghapus, meng(k)eras, dan mengkritik). Alomorf menge- untuk kata-kata yang hanya terdiri atas satu suku kata, seperti cek, pel, lap, bom, dan cat (mengecek, mengepel, mengelap, mengebom, dan mengecat). Alomorf meny- diikuti oleh kata yang huruf pertamanya adalah s yang diikuti langsung oleh huruf vokal. Huruf s akan lesap (meny(s)etrika, meny(s)apu, dan meny(s)iram). Akan tetapi, jika huruf s tersebut diikuti oleh konsonan lain, huruf s tetap ada. Namun, alomorfnya berganti dari meny- menjadi men- (menstabilkan, menstempel, dan mensyaratkan).
Dari penjelasan mengenai alomorf tersebut, dapat dipahami bahwa kata ubah memiliki huruf pertama u. Alomorf yang tepat untuk kata ubah adalah meng-. Jika ditambah dengan alomorf meng-, kata ubah akan menjadi mengubah. Berbeda dengan itu, jika kata merubah dianalisis, kita bisa memahami bahwa kata tersebut seperti menggunakan alomorf me- karena diikuti oleh kata yang huruf pertamanya r (rubah). Kata rubah dalam KBBI memiliki makna “Mamalia karnivor terkecil dari kelompok anjing, bermoncong panjang”. Rubah adalah sejenis binatang yang sering muncul di berbagai cerita rakyat. Oleh sebab itu, tidak ada kata perubahan awalan me- menjadi kata merubah. Jika kita mengetahui bahwa kata dasar dari merubah adalah ubah, tentu saja awalan yang digunakannya menjadi mer-, sedangkan dalam variasi awalan me- tidak ada alomorf mer-. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Saya menganalisis secara singkat untuk mengaitkan hal ini dengan awalan ber-. Awalan ber- memiliki tiga alomorf, yaitu be-, ber-, dan bel-. Alomorf be- digunakan untuk kata dasar yang huruf pertamanya r atau kata dasar yang memiliki banyak bunyi r seperti berumah (rumah), berenang (renang), berambut (rambut), dan berias (rias). Kata dasar yang memiliki banyak bunyi r seperti bekerja (bukan berkerja), becermin (bukan bercermin), dan beternak (bukan berternak). Alomorf ber- diikuti oleh semua kata dasar selain yang berhuruf pertamanya r, seperti berlari (lari), berkuda (kuda), bercelana (celana), berpisah (pisah), dan berbelanja (belanja). Alomorf bel- hanya digunakan untuk kata ajar menjadi belajar.
Berdasarkan kaidah ini, kita mengetahui bahwa kata dasar ubah menggunakan alomorf ber- menjadi berubah. Kata berubah di dalam KBBI memiliki makna “1. Menjadi lain (berbeda) dari semula; 2. Bertukar (beralih, berganti) menjadi sesuatu yang lain; 3. Berganti (tentang arah)”. Oleh sebab itu, ketika ada kata berubah, masyarakat pun berpikir saat kata itu berlaku sebagai verba transitif maka akan menjadi merubah.
Apa perbedaan kata mengubah dengan berubah? Dua kata ini memiliki kata dasar yang sama, yaitu ubah. Kata ubah, berubah, dan mengubah termasuk ke dalam kelas kata verba. Ketiganya digunakan dalam konteks kalimat yang berbeda. Kata mengubah termasuk jenis verba transitif (verba yang membutuhkan objek). Berikut ini adalah contoh penggunaan kata mengubah:
- Dia sudah mengubah desain gambarnya.
- Situasi ini telah mengubah Ayana menjadi orang yang sangat bijaksana.
Dua kalimat ini sama-sama memiliki objek, yaitu desain gambarnya dan Ayana. Objek yang ada di dalam kalimat berfungsi sebagai sesuatu yang dikenai kejadian. Kejadian yang ada di dalam dua kalimat tersebut adalah kejadian mengubah. Jika objek adalah sesuatu yang dikenai kejadian, tentu saja ada sesuatu yang melakukan kejadian tersebut. Fungsi inilah yang diperankan oleh subjek. Dua subjek dalam kalimat tersebut adalah dia dan situasi ini. Karena kalimat ini memiliki objek, kalimat ini disebut sebagai kalimat aktif yang kemudian juga bisa diubah menjadi bentuk pasif. Ketika dua kalimat ini dialihkan dalam bentuk pasif, kata mengubah menjadi diubah. Inilah yang membedakannya dengan kata berubah. Verba kata berubah tidak membutuhkan objek di dalam kalimat tersebut. Berikut ini adalah contoh kalimatnya:
- Setelah menunggu beberapa menit, warna adonan itu pun berubah.
- Sikapnya berubah. Saya tidak mengenali dia lagi.
Dua kalimat ini memiliki subjek, yaitu warna adonan dan sikapnya. Akan tetapi, dua kalimat ini tidak memiliki objek. Dengan demikian, kita dapat memahami bahwa konteks dari dua kalimat ini tidak menunjukkan suatu kegiatan mengubah yang dilakukan oleh sesuatu (subjek) terhadap sesuatu (objek). Dua kalimat ini memiliki konteks untuk mengambarkan adanya suatu perubahan sebagai hasil (sebagai deskripsi) atau sebagai sesuatu yang terjadi secara natural. Warna adonan bisa berubah karena proses alami dari berbagai kandungan di dalamnya. Hal ini berbeda dengan kalimat: Dia mengubah warna adonan itu. Pada kalimat ini, ada peran dia yang melakukan tindakan terhadap adonan sebagai objek. Hal ini juga terjadi pada kalimat kedua: Sikapnya berubah. Di dalam kalimat tersebut, tidak disebutnya siapa atau apa yang telah mengubah sikapnya. Di dalam kalimat tersebut, tidak ada penggambaran suatu proses seperti halnya verba dalam kalimat aktif. Selanjutnya, kata ubah sebagai kata dasar bisa digunakan dalam konteks kalimat perintah atau kalimat pasif dengan pronomina saya, aku, kamu, atau anda. Berikut ini adalah contoh kalimatnya:
- Ubahlah kalimat aktif berikut menjadi kalimat pasif!
- Ubahlah arah lokasi dalam gambar ini!
- Jangan ubah posisi benda ini!
- Gambar ini sudah saya ubah. (bentuk pasif dari: Saya sudah mengubah gambar ini).
Berkaitan dengan kalimat perintah, ada bentuk kalimat perintah dalam konteks pengingkaran dengan menggunakan kata jangan atau dilarang. Contoh kalimatnya: Jangan ubah warna lukisan itu! Berdasarkan ini, kita lihat kembali lirik lagu yang dinyanyikan oleh Andmesh, yaitu “Jangan rubah takdirku, satukanlah hatiku dengan hatinya…” Kata rubah di dalam kalimat ini seharusnya menggunakan bentuk kata dasar ubah, bahkan kata tersebut juga diambil sebagai judulnya “Jangan Rubah Takdirku” yang seharusnya menjadi “Jangan Ubah Takdirku”.
Demikian ulasan klinik bahasa kali ini. Setelah membaca artikel ini, ayo kita ganti penggunaan kata merubah dengan mengubah sebagai bentuk cinta terhadap bahasa Indonesia, bahasa negara kita. Semoga bermanfaat.
Discussion about this post