Tertipu
Di perempatan pusat kota malam itu
Kau tahan malu, menjajakan lesu
Meraut irisan sembilu di atas tumpukan batu-batu
Nantikan haru sang supir bukakan pintu
Cahaya merah meringkus sangar tatapanmu
Angankan kepingan seribu-seribu
Tak sadar kau telah ditipu
Riasan indah, kelap-kerlip warna lampu
Di perempatan pusat kota malam itu
Kau genggam tangis, demi buah hatimu Ibu
Menjemput Senja
Pohon itu menyaksikan jelas
Tentang setetes air yang hinggap menggetarkan sampai atas
Terlihat di sana tatapan jauh mengulai
Di balik sandaran keras bergerigi
Sebentar Engkau lihat, sebentar Engkau palingkan
Pandangan tajam menatap sebuah harapan
Menjemput senja
Menerka-nerka
Ah, aku tak bisa merangkai kata
Entah kenapa tak satu pun kujumpa
Di kepalaku rasanya tersusun rapi kata-kata
Tapi tak satu pun sajak tertata
Kubalik lagi lembaran lama
Lihat deretan seni rupa
Yang menari mendongakkan kepala
Seolah aku telah jumpa
Kini, harapan itu telah sirna
Mengalir deras hantam rongga muara
Seperti biasa, gelisah itu teman setia
Sudahlah, terima saja kenyataannya
Aku selalu menerka-nerka
Biodata:
Yogi Resya Pratama lahir di Kota Pariaman. Ia merupakan alumni SMA Negeri 3 Pariaman dan sekarang sedang merampungkan studi di IAIN Batusangkar pada Jurusan Bimbingan dan Konseling.
Discussion about this post