Kata cantik di dalam Kamus Besar Bahasa Inonesia (KBBI) memiliki makna ‘1. a elok; molek (tentang wajah, muka perempuan) 2. a indah dalam bentuk dan buatannya’. Kata cantik ini dilekatkan untuk sosok perempuan, sama seperti ganteng atau tampan untuk laki-laki, dan indah untuk pemandangan. Kata cantik merupakan jenis kelas kata adjektiva (kata sifat). Penggunaan kata cantik dalam sebuah kalimat bisa menempati unsur predikat, seperti contoh kalimat berikut: (1) Adik saya cantik, (2) Penyanyi itu sangat cantik, dan (3) Semua perempuan cantik. Kelas kata adjektiva bisa menjadi penanda karakteristik untuk nomina atau pronomina yang ditandainya. Hal ini dapat dilihat dalam contoh-contoh berikut.
- Adik saya cantik.
- Buku itu sangat besar.
- Tas ibu saya mahal.
- Kota ini sangat indah.
Kata cantik menjadi penanda karakteristik untuk adik saya. Kata besar menjadi penanda untuk buku itu, kata mahal menjadi penanda untuk tas ibu, dan kata indah menjadi penanda untuk kota ini. Empat adjektiva tersebut dilekatkan pada empat nomina yang menjadi penanda karakteristiknya. Hal ini memberi makna bahwa kata cantik, besar, mahal, dan indah adalah identitas yang diberikan pada nomina tersebut, bukan suatu tindakan yang dilakukan oleh nomina tersebut. Inilah yang kemudian membedakan peran adjektiva dan verba yang sama-sama bisa mengisi unsur predikat di dalam kalimat. Perhatikanlah kalimat berikut:
- Adik saya mandi.
- Kakak saya tidur di kamarnya.
- Mereka membaca buku di perpustakaan.
Kata mandi, tidur, dan membaca yang menempati unsur predikat (sama seperti adjektiva) tidak berperan sebagai penanda karakteristik terhadap subjek dalam kalimat tersebut. Akan tetapi, kata-kata itu menjadi indikasi suatu tindakan atau perbuatan yang dilakukan oleh subjek (adik, kakak saya, dan mereka).
Diksi cantik bisa memiliki makna yang berbeda jika tidak digunakan dalam konteks yang sesuai. Akhir-akhir ini, dengan semakin banyaknya pengguna media sosial, kata cantik ini sering muncul dari berbagai akun-akun nonpersonal yang membagikan berbagai informasi. Ada banyak akun yang fokus pada informasi pendidikan, seni, kuliner, humor, hingga agama(Islam). Keberadaan akun media sosial ini memiliki banyak sisi positif bagi para akun lain yang mengikutinya sebab banyak informasi yang bermanfaat yang bisa didapatkan oleh para pengguna media sosial. Salah satu contoh media sosial yang saat ini banyak digunakan adalah Instagram. Di dalam aplikasi tersebut, ada banyak akun yang fokus untuk memberi informasi bermanfaat. Salah satunya adalah akun-akun Islami. Akun-akun ini selalu memberi banyak informasi tentang Islam, baik dalam bentuk unggahan ulang video ceramah, kutipan surat dari isi Alquran, hadis, kata-kata motivasi, dan sebagainya. Tujuan utama dari akun-akun ini tentu saja menambah pengetahuan dan keimanan bagi umat Islam. Dari sekian banyak unggahan di Instagram, tidak sedikit akun-akun tersebut mengangkat tema tentang perempuan.
Ada banyak unggahan yang memotivasi perempuan untuk selalu beriman, berakhlak mulia, menjaga hati, bahkan juga beberapa kali ada unggahan yang menyebutkan bahwa peroalan hati (keimanan) lebih penting daripada persoalan fisik perempuan. Oleh karena itu, penggunaan kata cantik juga sering muncul dalam postingan-postingan tersebut. Pada tulisan ini, akan dibahas dua unggahan yang menjadi analisis bahasa kali ini.
Unggahan pertama dari salah satu akun Instagram dengan username @fiqihwanita_. Akun ini membuat sebuah unggahan dengan tema untuk perempuan. Unggahan itu ada sejak tanggal 21 April 2021. Unggahan tersebut berisi sebuah foto dan juga tulisan di dalam foto (kutipan ini mengikuti ejaan yang ada di dalam unggahan), yaitu: “Wanita yang cantik—Wanita yang cantik kulitnya akan takut Terbakar panas matahari, sedangkan wanita yang cantik akhlaknya akan takut terbakar api neraka. Ustadz Firanda Andirja.” Dari tulisan (dalam foto) tersebut, dapat dipahami bahwa tulisan itu juga dikutip dari nama yang dituliskan. Selain itu, pada unggahan tersebut juga ditulis caption:
WANITA yang Cantik Kulitnya akan Takut Terbakar Panas Matahari,
Sedangkan, Wanita yang Cantik Akhlaknya akan Takut Terbakar Api Neraka
.
WANITA yang Cantik Wajahnya akan Berseri-seri Menikmati Duniawi,
Sedangkan, WANITA yang Cantik Hatinya akan Tunduk, Patuh dan Takut pada Illahi.
.
WANITA yang Cantik Dirinya akan Menangis jika Dunia pergi Darinya,
Sedangkan,WANITA yang Cantik Jiwanya akan tercukupi Hidupnya dengan Aqidahnya.
.
WANITA yang Cantik Hidupnya akan Bangga dengan Kemewahannya,
Sedangkan,WANITA yang Cantik Akhiratnya akan Berpuasa dan Bersedekah dengan Hartanya.
.
WANITA yang Cantik Zamannya akan mengikuti Akal, Nafsu dan Segala kehendaknya,
Sedangkan,WANITA yang Cantik Waktunya, akan menemukan Hikmah, Ilmu dan Segala Amal Soleh untuknya.
.Jazakallah Khayran
Ustadz Firanda Andirja.
Unggahan kedua dari akun @remajaislami. Unggahan ini ada di laman Instagram sejak tanggal 22 April 2021. Isi unggahan tersebut adalah foto beberapa perempuan dengan tulisan yang ada di dalam foto yang berbunyi, “Hanya ada 2 wanita pilihan. 1. Jika kau pilih wanita cantik, kebutuhannya adalah uang dan materi. 2. Jika kau pilih wanita setia. Kebutuhannya adalah waktu dan perhatian. -hariys-”. Unggahan itu juga disertakan dengan caption, “Mau nyari yang punya ke dua nya? Ingat tidak ada manusia yang sempurna. Yang ada siap2 ga nikah2”.
Dari dua unggahan tersebut, kita memfokuskan perhatian pada penggunaan kata cantik. Sebelumnya, analisis ini dilakukan dengan tujuan untuk menyesuaikan diksi yang lebih baik berdasarkan konteks kalimat yang dituju. Dua unggahan tersebut ingin menyampaikan kepada pembaca bahwa kepribadian yang cantik adalah hal utama yang harus dimiliki oleh perempuan, bukan hanya persoalan mempercantik fisik. Akan tetapi, penggunaan kata cantik pada dua unggahan tersebut hanya menembatkan kata cantik sebagai penanda nomina, bukan sebagai perbuatan.
Hal ini terjadi karena kata cantik merupakan adjektiva, bukan verba. Kalimat “Wanita yang cantik kulitnya akan takut terbakar matahari, sedangkan wanita yang cantik akhlaknya akan takut terbakar Api neraka” dan kalimat “Jika kau pilih wanita cantik, kebutuhannya adalah uang dan materi”, menjadikan kata cantik tidak sesuai dengan konteks kalimat. Kata cantik yang ada di dalam dua kalimat tersebut adalah penanda untuk wanita yang disebutkan. Artinya, wanita dalam kalimat tersebut tidak melakukan perbuatan apa pun untuk menjadi cantik, tetapi dia sudah memiliki karakteristik sebagai seseorang yang cantik. Hal ini secara sederhana dapat dilihat dalam dua contoh kalimat berikut.
- Adik saya cantik.
- Adik saya selalu mempercantik dirinya.
Dua kalimat tersebut memiliki makna yang berbeda. Kalimat (1) menyatakan bahwa cantik sebagai penanda untuk adik saya. Artinya, adik saya tersebut terlihat cantik oleh orang lain yang memandangnya, yang bisa jadi dalam kasus tersebut, sejak kecilnya sudah terlihat cantik, meskipun dia tidak melakukan usaha apa pun untuk terlihat cantik. Adik saya tersebut sudah terlahir sebagai perempuan yang cantik.
Kalimat (2) menunjukkan kata cantik yang awalnya adjektiva kemudian ditambah awalan memper- menjadi mempercantik. Kata mempercantik merupakan verba. Jika kata mempercantik yang sebagai verba menempati unsur predikat di dalam kalimat, maka subjek dalam predikat telah melakukan tindakan atau perbuatan. Oleh karena itu, kalimat (2) memiliki makna bahwa adik saya telah melakukan sebuah tindakan untuk membuat dirinya menjadi cantik atau lebih cantik. Dengan demikian, dua unggahan di Instagram yang telah dituliskan sebelumnya semestinya menggunakan kata mempercantik untuk mendapatkan makna bawa perempuan hanya berusaha membuat fisiknya lebih cantik, bukan akhlaknya. Kalimat “Wanita yang cantik kulitnya akan takut terbakar matahari….” Tidak sesuai dengan konteks kalimat sebab ada perempuan yang sejak lahirnya telah memiliki kulit yang cantik (tanpa usaha apa pun dari dirinya sendiri) sehingga pada kalimat itu kita tidak bisa menyalahkan dia yang terlahir dengan kulit cantik.
Kalimat tersebut menjadi lebih tepat jika ditulis “Wanita yang hanya mempercantik kulitnya akan takut terbakar matahari, sedangkan wanita yang mempercantik akhlaknya akan takut terbakar api neraka.” Hal ini juga berlaku untuk postingan kedua, yaitu “Jika kau pilih wanita cantik, kebutuhannya adalah uang dan materi.” Jika wanita tersebut sudah terlahir cantik sebagai anugerah dari Sang Pencipta, tentu kita tidak bisa memastikan bahwa dia hanya mementingkan uang dan materi. Oleh sebab itu, kalimat tersebut lebih sesuai dengan konteks jika ditulis “Jika kau pilih wanita yang hanya mempercantik dirinya, kebutuhannya adalah uang dan materi”.
Diksi, sebagaimana artinya, yaitu pilihan kata memang menjadi sesuatu yang rumit bagi penggunanya. Kepiawaian seseorang memilih kata menjadi hal penting ketika orang tersebut menulis atau berbicara sebab setiap kata (terutama kata yang sudah berimbuhan) memiliki makna yang berbeda. Jika kita salah memilih kata, maknanya juga akan berbeda. Semoga bermanfaat.
Discussion about this post