Rabu, 11/6/25 | 11:22 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI KLINIK BAHASA

Penggunaan Huruf Miring dalam Bahasa Indonesia

Minggu, 24/1/21 | 07:00 WIB
Reno Wulan Sari
Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Jurusan Sastra Indonesia Unand dan Dosen Tamu di Busan University of Foreign Studies)

Huruf miring banyak digunakan dalam kegiatan menulis. Huruf miring bisa ditemukan di dalam buku, majalah, surat, dan segala hal yang berbentuk tulisan. Wujud dari huruf miring ini adalah menuliskan huruf, kata, dan kelompok kata dengan bentuk miring sehingga bisa tampak berbeda dengan kata lainnya dalam tulisan tersebut. Contoh huruf miring dalam tulisan adalah saya, bahasa, rumah, dan Minggu. Ketika suatu huruf, kata, atau kelompok kata ditulis miring (sehingga menjadi berbeda dengan huruf lainnya) tentu saja memiliki tujuan khusus dalam tulisan tersebut. Berikut ini adalah tiga pedoman dan fungsi dari huruf miring.

Pertama, huruf miring bisa digunakan oleh seorang penulis ketika menuliskan judul atau nama. Judul atau nama yang bisa ditulis dalam bentuk huruf miring adalah judul buku, nama majalah, atau nama koran. Contoh penggunaan huruf miring dalam penjelasan pertama ini dapat dilihat pada kalimat-kalimat berikut:

  1. Ayah saya sangat menyukai novel Laskar Pelangi.
  2. Saya sudah membaca novel Bumi Manusia.
  3. Majalah Kartinimemiliki banyak informasi untuk wanita Indonesia.
  4. Majalah Horisonterbit pertama kali pada tahun 1966.

Penggunaan huruf miring pada contoh-contoh tersebut berfungsi untuk memudahkan pembaca membedakan antara kata biasa dengan judul atau nama yang dituliskan dalam kalimat tersebut. Penggunaan huruf miring ini tidak bisa diterapkan untuk nama diri, lembaga, judul film, sinetron, lagu, artikel, dan lain-lain. Penulisan judul film, sinetron, lagu, dan artikel bisa menggunakan tanda petik (“…”). Hal ini dapat dilihat dalam contoh kalimat-kalimat berikut:

  1. Dia membaca puisi “Aku” karya Chairil Anwar dengan sangat baik.
  2. Sinetron “Tukang Bubur Naik Haji” memiliki banyak episode.
  3. Film “Petualang Sherina” banyak disukai oleh anak-anak.
  4. Salah satu lagu Iwan Fals adalah “22 Januari”.

Kedua, huruf miring bisa digunakan oleh seorang penulis ketika menggunakan bahasa asing atau bahasa daerah di dalam tulisannya. Penggunaan huruf miring untuk kebutuhan ini memudahkan pembaca untuk membedaan keragaman bahasa yang ada di dalam tulisan tersebut. Penggunaan huruf miring untuk bahasa daerah dapat dilihat dalam contoh-contoh berikut: (1) Istilah urang awak ditujukan untuk masyarakat Minangkabau, (2) Kata nuhun adalah bahasa Sunda. Huruf miring pada frasa urang awak dan kata nuhun memberikan pemahaman kepada pembaca bahwa kata-kata tersebut bukanlah bahasa Indonesia. Penggunaan huruf miring untuk bahasa asing seperti: Dia akan segera upload videonya untuk tugas hari ini. Penggunaan huruf miring ini tidak berlaku untuk semua istilah bahasa daerah atau asing yang berfungsi sebagai nama diri atau lembaga, seperti: Busan University of Foreign Studies terletak di Korea Selatan. Nama Busan University of Foreign Studies memang ditulis dalam bahasa Inggris, tetapi penulisannya dalam bahasa Indonesia tidak diwakilkan dengan huruf miring. Hal ini disebabkan Busan University of Foreign Studies merupakan nama sebuah universitas, bukan sebuah kata umum yang digunakan dalam bahasa Inggris.

BACAJUGA

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Perbedaan Kata “Agak”, “Sedikit”, “Cukup”, dan “Lumayan”

Minggu, 01/6/25 | 11:00 WIB
Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Mengenal Angka Romawi

Minggu, 11/5/25 | 07:47 WIB

Ketiga, huruf miring bisa digunakan oleh seorang penulis untuk memberikan penegasan terhadap suatu huruf, kata, atau kelompok kata agar pembaca bisa fokus pada hal yang dikhususkan tersebut. Contoh penggunaan huruf miring pada kaidah ini adalah: (1) Pilihlah jawaban yang tidak tepat! (2) Makna yang terdapat dalam kalimat tersebut adalah dibaca bukan membaca. Pada dua contoh kalimat tersebut, terdapat tiga kata yang ditulis dalam bentuk miring, yaitu tidak, dibaca, dan membaca. Penggunaan huruf miring untuk ketiga kata tersebut memiliki tujuan pengkhususan suatu kata dalam sebuah kalimat. Pada contoh kalimat (1), kata tidak ditulis secara miring agar pembaca bisa fokus pada makna dari tulisan tersebut sehingga bisa meminimalkan kesalahpahaman dalam membaca. Pada contoh kalimat (2), penulis mengkhususkan dua kata yang berbeda untuk mendapatkan perhatian khusus pembacanya pada kata-kata tersebut.

Tiga pedoman penggunaan huruf miring tersebut bisa diwujudkan jika seorang penulis mengetiknya di dalam komputer, sebab penulisan huruf miring bisa diaplikasikan melalui pengaturan tulisan dalam bentuk italic. Akan tetapi, penulisan huruf miring yang dilakukan dengan cara tulis tangan tidak semudah ketika mengetik di komputer. Oleh sebab itu, ketika seorang penulis ingin mengkhususkan suatu kata, menggunakan bahasa daerah atau bahasa asing, dan menulis judul buku atau nama majalah, kita bisa menggunakan garis bawah sebagai pengganti huruf miring. Hal ini dapat dilihat dalam contoh berikut (perumpaan bahwa tulisan ini dilakukan dengan cara tulis tangan):

  1. Ayah saya sangat menyukai novel Laskar Pelangi.
  2. Istilah urang awakditujukan untuk masyarakat Minangkabau.
  3. Pilihlah jawaban yang tidaktepat!

Itulah penjelasan tentang penggunaan huruf miring dalam bahasa Indonesia. Semoga penjelasan ini bermanfaat untuk pembaca ketika akan menulis sesuatu.

Tags: #Reno Wulan Sari
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Tanda Hubung: Penghubung Dua Unsur

Berita Sesudah

Penggunaan Kata Sandang dalam Bahasa Indonesia

Berita Terkait

Serba-serbi Kritik Sosial Habis Lebaran

Dialek-dialek Bahasa Minangkabau yang (akan) Mulai Hilang

Minggu, 08/6/25 | 07:19 WIB

Oleh: Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum. (Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas) Selasa lalu (3 Mei 2025) mahasiswa Sastra Indonesia...

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Perbedaan Kata “Agak”, “Sedikit”, “Cukup”, dan “Lumayan”

Minggu, 01/6/25 | 11:00 WIB

Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Tamu Busan University of Foreign Studies, Korea Selatan) Edisi Klinik Bahasa Scientia kali ini akan...

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Minggu, 25/5/25 | 17:21 WIB

Oleh: Elly Delfia (Dosen Prodi Sastra Indonesia dan S2 Linguistik Universitas Andalas) Kali ini kita akan membahas tentang bahasa hukum,...

Serba-serbi Kritik Sosial Habis Lebaran

Indonesia dalam Korpus Histori Bahasa Inggris

Minggu, 18/5/25 | 10:49 WIB

Oleh: Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum. (Dosen Prodi Sastra Indonesia Universitas Andalas) Setelah menelusuri kosakata bahasa Indonesia dari berbagai kamus-kamus...

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Mengenal Angka Romawi

Minggu, 11/5/25 | 07:47 WIB

Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Tamu di Busan University of Foreign Studies) Angka romawi menjadi salah satu angka yang digunakan...

Memaknai Kembali Arti THR

AI dan Kecerdasan Bahasa Indonesia

Minggu, 04/5/25 | 13:26 WIB

Oleh: Elly Delfia (Dosen Prodi Sastra Indonesia dan S2 Linguistik Universitas Andalas) Pengaruh AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan tidak...

Berita Sesudah

Penggunaan Kata Sandang dalam Bahasa Indonesia

Discussion about this post

POPULER

  • Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

    Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Wakil Ketua DPRD Padang Pariaman Terima Audiensi Imapar UIN IB Padang Bahas Kolaborasi Pembangunan Daerah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jalan di Nagari Sopan Jaya Rusak, Warga Tuntut PT SAK Tanggung Jawab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puisi-puisi Elfa Edriwati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanda Titik pada Singkatan Nama Perusahaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penggunaan Kata Ganti Engkau, Kau, Dia, dan Ia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024