Jumat, 17/10/25 | 05:51 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI

Bonus Demografi dan Peranan Pemuda dalam Pendidikan

Kamis, 21/5/20 | 10:34 WIB

Oleh:

Yulenri Arief Hidayat
Mahasiwa Ilmu Administrasi Negara UNP

p
Holaaa…. Tahukah teman-teman ditahun 2030 Indonesia bakal menikmati suatu periode dimana jumlah penduduk usia produktif lebih banyak daripada penduduk usia non produktif, dilansir dari BAPPENAS bahwa di tahun 2030 bakal ada kurang lebih 64% penduduk Indonesia yang berusia rentang umur 16-40 tahun, yang mana artinya Indonesia bakal menikmati bonus-bonus keproduktifan dari anak-anak muda ini, kita kenal ini dengan Bonus Demografi.

Kondisi Bonus Demografi tersebut bukan tanpa resiko, dengan bertambahnya jumlah penduduk usia muda, namun tidak diiringi dengan kualitas sumber daya, tidak terbukanya lapangan kerja, etos kerja yang lemah, dapat menjadikan kondisi tersebut sebagai bumerang bagi bangsa ini.

BACAJUGA

Anggota Komisi IX DPR RI, Ade Rezki Pratama saat memberikan sambutan dalam kegiatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi di Kayu Tanam. Kamis, (16/10) [foto : sci/yrp]

Cantik Sesaat, Derita Berkepanjangan: Ade Rezki Ingatkan Bahaya Produk Instan

Jumat, 17/10/25 | 00:37 WIB
Seminar Latihan Kesiapsiagaan yang dibuka secara resmi oleh, Wakil Wali Kota Padang Maigus Nasir, di Palanta Rumah Dinas Wali Kota Padang, Kamis (16/10).

Siaga Potensi Tsunami Pemko Padang Lakukan Drill Tsunami

Kamis, 16/10/25 | 20:17 WIB

Timbul pertanyaan selanjutnya, bagaimana cara kita sebagai pemuda Indonesia untuk dapat memanfaatkan momentum tersebut untuk membangun indonesia yang lebih maju?

Untuk dapat memaksimalkan Bonus Demografi yang indonesia miliki, Indonesia memerlukan pemuda-pemuda yang berkualitas, mampu menciptakan lapangan kerja baru, memiliki etos kerja tinggi, dan dapat berjejaring baik Internasional dan juga Nasional.Ada tiga solusi yang penulis tawarkan dalam permasalahan ini…
1. Pendidikan
2. Pendidikan
3. Pendidikan

Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Sehingga menjadi seorang yang terdidik itu sangat penting.

Kita dididik menjadi orang yang berguna baik bagi Negara,Nusa dan Bangsa.Pendidikan pertama kali yang kita dapatkan di lingkungan keluarga (Pendidikan Informal), lingkungan sekolah(Pendidikan Formal),dan lingkungan masyarakat (Pendidikan Nonformal).

Pendidikan Informal adalah pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar,sejak seseorang lahir sampai mati.Proses pendidikan ini berlangsung seumur hidup.

Sehingga peranan keluarga itu sangat penting bagi anak terutama orang tua (Azra, 2002).Orang tua mendidik anaknya dengan penuh kasih sayang.Kasih sayang yang diberikan orang tua tidak ada habisnya dan terhitung nilainya.

Orang tua mengajarkan kepada kita hal-hal yang baik misalnya, bagaimana kita bersikap sopan-santun terhadap orang lain, menghormati sesama,dan berbagi dengan mereka yang kekurangan.

Kenapa Pendidikan? “Pendidikan menerangkan pikiran dan penetapan hati. Ia membawa kita ke dalam alam pikiran, alam nurani semata-mata. Dan oleh karena itu melepaskan kita daripada pengaruh tempat dan waktu.

Dalam pergaulan hidup, yang begitu menindas akan rohani, sebagai di tanah pembuangan Digul, keamanan perasaan itu perlu ada”.

kutipan dari bung hatta mencoba menyadarkan kita betapa pentingnya pendidikan bagi suatu bangsa, dengan pendidikan setiap individu mampu memberikan penerangan bagi pemikiran, mampu memberikan ketetapan hati guna menjadi berintegritas, pengaruh pendidikan terhadap mentalitas dan internal individu bangsa ini jelas mampu menciptakan , individu individu yang berkualitas sejak dalam fikiran dan mental.

Lalu pendidikan itu juga memberikan pelajaran dalam pergaulan, dengan pendidikan menciptakan individu yang mampu menciptakan jejaring kerjasama yang baik, dengan tidak selalu mengedepankan ego pribadi dan golongan, selalu mampu menciptakan sinergi untuk bangsa.

Banyak sebenarnya yang perlu kita kritisi dari sistim pendidikan kita saat ini, evaluasi terkait kebijakan kurikulum, peningkatan kualitas guru, distribusi tenaga pengajar, fasilitas pendidikan, motivasi mengikuti sekolah bagi siswa, dan banyak lainnya.

Sebagai pemuda kita haruslah mampu memberikan kontribusi dalam penciptaan iklim pendidikan yang baik bagi bangsa, bagaimana cara?.

Bisa kita mulai dengan diri sendiri, menciptakan niatan dalam hati diawal untuk memberikan semangat dalam menempuh pendidikan, baik formal ataupun nonformal.

Selanjutnya, membantu pemerintah dalam hal advokasi kebijakan wajib belajar 12 tahun, bersama komunitas-komunitas, organisasi-organisasi yang kita ikuti, sebarkan pesan-pesan wajib belajar kepada masyarakat sekitar, baik disetiap kegiatan, ataupun program yang dilakukan oleh komunitas dan organisasi teman-teman.

Mengabdikan diri sebagai tenaga didik voluntering untuk beberapa daerah tertinggal di indonesia, dengan ini kita juga membantu pemerintah dalam upaya pemenuhan tenaga didik yang berniat untuk mengabdi didaerah 3T.

Generasi muda memiliki posisi dan peran yang sangat vital dalam kehidupan kebangsaan Indonesia. Hal ini didasarkan pada peran pemuda seperti yang dimuat dalam UU RI No. 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan yang berbunyi pemuda berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional.

Selain itu dengan adanya individu-individu muda, produktif, bangsa ini seharusnya kelak dapat menghadirkan suatu perubahan bagi peradaban bangsa ini.

Sehingga BONUS DEMOGRAFI bukanlah menjadi sebuah ancaman, namun momentum bagi bangsa ini untuk terus maju kedepan dan membawa perubahan baik bagi peradaban dunia.

Jelas bahwasannya harapan besar dititipkan dipundak para pemuda, dengan tetap terus menempuh pendidikan dan memaksimalkan manfaat yang diberikan pendidikan tersebut.

Lalu mengaplikasikannya pada setiap lini kehidupan, sehingga kedepannya mampu memeberikan damak baik bagi di sendiri dan masyarakat pada umumnya, sehingga momentum BONUS DEMOGRAFI menjadi solusi atas permasalahan bangsa ini. (*)

ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Berdamai Setengah Hati

Berita Sesudah

Istilah-istilah Khusus dalam Mazhab Syafi’i

Berita Terkait

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Minggu, 12/10/25 | 19:23 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Entah mengapa, hari itu saya hanya ingin mendengarkan satu lagu. Satu lagu saja! Padahal...

Jejak Peranakan Tionghoa dalam Sastra Indonesia

Jejak Peranakan Tionghoa dalam Sastra Indonesia

Minggu, 12/10/25 | 12:34 WIB

Oleh: Hasbi Witir (Mahasiswa Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas) Banyak dari kita mungkin beranggapan bahwa sejarah sastra Indonesia modern dimulai...

Makna Dibalik Puisi “Harapan” Karya Sapardi Tinjauan Semiotika

Makna Dibalik Puisi “Harapan” Karya Sapardi Tinjauan Semiotika

Minggu, 12/10/25 | 11:30 WIB

Oleh: Muhammad Zakwan Rizaldi (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas dan Anggota UKMF Labor Penulisan Kreatif)          ...

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Kata Penghubung Sebab Akibat

Minggu, 12/10/25 | 10:25 WIB

Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Tamu di Busan University of Foreign Studies Korea Selatan) Setiap bahasa memiliki kata penghubung (dalam...

Puisi-puisi Zahrah Ziqro

Puisi-puisi Zahrah Ziqro

Senin, 06/10/25 | 00:11 WIB

Sayap Oleh: Zahrah Ziqro Dari balik jendela kutatap awan biru terbentang Indah sekali seakan-akan memanggilku ke atas sana Kapan sayapku...

Puisi-puisi Ronaldi Noor dan Ulasannya oleh Ragdi F. Daye

Puisi Luka Gaza dalam “Gaza Tak Pernah Sunyi” Karya Hardi

Minggu, 05/10/25 | 23:48 WIB

Oleh: Ragdy F. Daye (Penulis dan  Sastrawan Sumatera Barat)   Kota ini bukan kota lagi. Ia museum luka yang terus...

Berita Sesudah

Istilah-istilah Khusus dalam Mazhab Syafi’i

Discussion about this post

POPULER

  • Afrina Hanum

    Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Seminar Ekonomi UNP Dorong Mahasiswa Jadi Penggerak Ekonomi Berkelanjutan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Kata “bapak” dan “ibu” Harus Ditulis dalam Huruf Kapital ?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Job Fair 2025 UNP Hadirkan Puluhan Perusahaan Ternama, Buka Peluang Karier bagi Lulusan Muda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Se Indonesia, seIndonesia, atau se-Indonesia?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemkab Solok Hentikan Sementara Kegiatan Wisata Glamping Lakeside Alahan Panjang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanda Titik pada Singkatan Nama Perusahaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024