Jakarta, Scientia.id – Komitmen meningkatkan kualitas pendidikan madrasah kembali ditunjukkan oleh Kementerian Agama. Melalui Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah, Kemenag meluncurkan program Kursus Bahasa Inggris untuk Guru Madrasah Ibtidaiyah (MI), lengkap dengan beasiswa untuk 300 guru terpilih dari seluruh Indonesia.
Program ini merupakan langkah strategis dalam menjawab tantangan globalisasi dan tuntutan kurikulum pendidikan dasar yang semakin menekankan pentingnya penguasaan bahasa asing, terutama Bahasa Inggris.
Direktur GTK Madrasah, Thobib Al Asyhar, menyatakan bahwa kursus ini bertujuan membekali para guru dengan kemampuan pedagogis yang menyenangkan, relevan, dan sesuai kebutuhan peserta didik usia dini. “Kami ingin guru MI mampu mengajar Bahasa Inggris dengan metode yang tepat dan berbasis kebutuhan anak. Ini adalah bagian dari ikhtiar serius kami,” ujarnya, Jumat (25/7/2025), di Jakarta.
Dengan pelatihan ini, para guru diharapkan lebih percaya diri dan kompeten dalam menyampaikan materi bahasa—mulai dari listening, speaking, reading, hingga writing. Selain itu, peserta juga akan diajarkan strategi pemetaan kebutuhan siswa, teknik mengembangkan kosakata, serta penggunaan asesmen formatif yang sesuai perkembangan anak.
Pendaftaran program ini dibuka secara daring hingga 31 Juli 2025 melalui laman resmi: https://s.id/KursusguruMI. Peserta akan mengikuti pelatihan sepenuhnya secara online, sehingga memungkinkan partisipasi luas dari berbagai daerah di Indonesia.
Menariknya, program ini merupakan hasil kolaborasi antara Kemenag dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat melalui Regional English Language Office (RELO) dan asosiasi internasional pengajar bahasa Inggris, TESOL.
“Penguatan kualitas guru madrasah tidak bisa dilakukan sendiri. Lewat kerja sama dengan RELO-TESOL, kita ingin menghadirkan standar pelatihan internasional yang terbaik,” tegas Thobib.
Baca Juga: Formasi Jabatan Fungsional Kemenag 2025 Naik Signifikan, Ini Daftar Lengkapnya
Direktorat GTK Madrasah berharap program ini dapat menjadi titik awal dalam membangun ekosistem pembelajaran Bahasa Inggris yang lebih kuat di madrasah ibtidaiyah. Dengan penguasaan metode ajar yang lebih baik, guru MI akan lebih siap menjawab tantangan pendidikan di era global. (*)