
Dharmasraya, Scientia.id — Di momen peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97, kabar membanggakan untuk Kabupaten Dharmasraya. Salah seorang putra terbaik daerah tersebut, Prof. Pramono, S.S, M.Si., Ph.D, akademisi Universitas Andalas (UNAND) sekaligus pemerhati budaya, menerima Penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka 2025 dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI).
Penghargaan tersebut diserahkan dalam acara Festival Literasi Perpusnas 2025 yang digelar di Hotel Gran Mercure, Jakarta, Selasa (28/10/2025). Prof. Pramono dianugerahi penghargaan pada kategori Pelestarian Naskah Kuno (Pegiat Naskah Kuno Perorangan 2025), berdasarkan hasil verifikasi dan seleksi yang tertuang dalam Berita Acara Penilaian Penghargaan Naskah Kuno 2025 Nomor B.3119/3/JIP.02.01/X.2025.
“Terima kasih kepada Perpustakaan Nasional RI atas Penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka 2025 – Kategori Pelestarian Naskah Kuno. Penghargaan ini saya maknai bukan sebagai pencapaian pribadi, melainkan pengakuan atas kerja kolektif banyak pihak yang telah berjuang menjaga dan menghidupkan khazanah naskah kuno di Sumatera Barat. Semoga tiap lembar yang kita jaga bermanfaat bagi khalayak luas,” ungkap Pramono.
Lebih dari dua dekade, Pramono mendedikasikan hidupnya untuk meneliti, melestarikan, dan memopulerkan naskah kuno Nusantara, terutama warisan naskah Minangkabau. Ia telah menelusuri berbagai surau dan rumah gadang, melakukan inventarisasi dan digitalisasi lebih dari 1.200 naskah kuno yang tersebar di Sumatera Barat, Aceh, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, hingga Buton.
Hasil digitalisasi tersebut kini dapat diakses publik melalui Minangkabau Corner Perpustakaan Universitas Andalas.
Melalui komunitas Surau Intellectual for Conservation (SURI), Pramono juga memadukan pelestarian budaya dengan pemberdayaan sosial. Salah satu program inovatifnya adalah pelatihan membatik motif iluminasi naskah kuno bagi difabel rungu, menjadikan manuskrip klasik sebagai sumber inspirasi ekonomi kreatif inklusif.
Dalam kiprahnya, Pramono menjalin kerja sama internasional dengan lembaga ternama seperti SOAS University of London, Tokyo University of Foreign Studies (TUFS) Jepang, DREAMSEA, dan Endangered Archives Programme (EAP) dari British Library. Melalui kolaborasi tersebut, pelestarian naskah kuno Minangkabau mendapat perhatian luas di tingkat global.
Selain itu, Pramono aktif menulis dan menjadi advokat kebudayaan. Ia pernah mengampu kolom “Khazanah Naskah Minangkabau” di Harian Padang Ekspres (2015–2017), serta menjadi Tim Ahli Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Sumatera Barat sejak 2021.
Ia juga menggagas pengusulan Naskah Tambo Tuanku Imam Bonjol ke Memory of the World Asia–Pacific dan Naskah Syekh Burhanuddin Ulakan ke Ingatan Kolektif Nasional (IKON) pada tahun 2024.
Kiprah panjangnya telah membuahkan berbagai penghargaan, di antaranya:
- Pertama, Juara 2 Lomba Penulisan Cagar Budaya Wilayah Sumbar, Riau dan Kepri (2014);
- Kedua, Dosen Berprestasi I FIB Unand (2016);
- Ketiga, Dosen Berprestasi II Unand (2016);
- Keempat, Pemegang hak cipta terbanyak di Universitas Andalas (2020) dengan lebih dari 800 desain motif batik berbasis iluminasi naskah kuno; dan
- Kelima, Anugerah Kebudayaan dari Gubernur Sumatera Barat (2021).
Meski dihadapkan pada keterbatasan sumber daya dan tantangan geografis, Pramono tetap teguh melangkah dengan semangat konservasi berbasis masyarakat.
“Pelestarian naskah kuno bukan hanya soal menyelamatkan teks, tapi tentang menghidupkan kembali nilai dan pengetahuan di dalamnya untuk masa kini,” tuturnya.
Melalui kiprah dan dedikasinya, Pramono menegaskan bahwa naskah kuno bukan sekadar peninggalan dokumenter, melainkan sumber inspirasi yang dapat menggerakkan pendidikan, kebudayaan, dan pemberdayaan sosial-ekonomi masyarakat Minangkabau.
Baca Juga: UNAND, USU, dan UNSOED Perkuat Kerja Sama dalam Studi Bahasa, Sastra, Budaya Jepang
Prestasi ini tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi, tetapi juga membawa nama Kabupaten Dharmasraya dan Sumatera Barat di kancah nasional dan internasional sebuah teladan bahwa warisan budaya dapat menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan. (tnl)









