Pertama, Pola Pikir Tetap (Fixed Mindset) dan Pola Pikir Berkembang (Growth Mindset). Psikolog Carol S. Dweck dalam bukunya Mindset : The New Psychology of Success (2006) memperkenalkan dua jenis pola pikir utama, yakni fixed mindset dan growth mindset.
“Orang dengan fixed mindset percaya bahwa kecerdasan dan kemampuan adalah sifat yang tetap, sedangkan orang dengan growth mindset percaya bahwa kemampuan dapat dikembangkan melalui usaha dan belajar,” tulis Dweck.
Seseorang dengan fixed mindset akan mudah menyerah ketika gagal. Sedangkan mereka dengan growth mindset akan melihat kegagalan sebagai peluang untuk belajar.
Kedua, Pola Pikir Positif dan Negatif. Menurut Norman Vincent Peale dalam buku The Power of Positive Thinking (1952), pola pikir positif membantu seseorang lebih optimis dan resilient dalam menghadapi tantangan. Sebaliknya, pola pikir negatif cenderung membuat seseorang mudah putus asa dan pesimis.
Ketiga, Pola Pikir Kritis (Critical Thinking). Richard Paul dan Linda Elder dalam Critical Thinking: Tools for Taking Charge of Your Learning and Your Life (2014) menjelaskan bahwa pola pikir kritis adalah kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan merefleksikan suatu masalah secara objektif sebelum mengambil keputusan. Contohnhya, dalam memilih produk, seseorang dengan pola pikir kritis tidak mudah percaya pada iklan, melainkan mencari informasi dan membandingkan pilihan secara rasional.
Keempat, Pola Pikir Kreatif (Creative Thinking). Menurut De Bono (1992) dalam Serious Creativity, pola pikir kreatif adalah cara berpikir yang mencari kemungkinan baru, ide inovatif, dan solusi unik dari sebuah masalah. Contoh, Ketika menghadapi keterbatasan alat dalam sebuah proyek, individu dengan pola pikir kreatif akan mencari alternatif yang tidak terpikirkan orang lain.
Kelima, Pola Pikir Sistemik (Systemic Thinking). Dalam jurnal Systems Research and Behavioral Science (Senge, 1990), pola pikir sistemik adalah pola pikir yang melihat hubungan antara berbagai bagian dalam satu sistem secara menyeluruh. Contoh, seorang manajer dengan pola pikir sistemik tidak hanya fokus pada satu divisi, tetapi juga memahami bagaimana perubahan di satu bagian akan memengaruhi keseluruhan perusahaan.
Berdasarkan penjelasan di atas, para ahli sepakat, memahami dan mengembangkan pola pikir yang tepat dapat membantu seseorang lebih mudah meraih keberhasilan dan kebahagiaan.
“Mindset is not a minor personality quirk; it explains a lot about why people succeed or fail,” kata Dweck dalam penelitiannya. (Rai)