Satu, Berpikir Deduktif dan Induktif. Menurut John Dewey dalam How We Think (1910), berpikir deduktif adalah metode berpikir yang dimulai dari prinsip umum menuju kesimpulan khusus. Sebaliknya, berpikir induktif berawal dari pengamatan kasus-kasus khusus untuk membentuk kesimpulan atau prinsip umum.
Contoh berpikir deduktif yaitu Semua manusia pasti mati. Socrates adalah manusia. Maka Socrates pasti mati. Contoh berpikir induktif adalah melihat beberapa burung bisa terbang, lalu menyimpulkan bahwa semua burung bisa terbang.
Cara melatih berpikir deduktif adalah pelajari dan gunakan premis atau teori umum dalam kehidupan nyata. Untuk berpikir induktif, perbanyak observasi dan analisis terhadap fenomena sehari-hari sebelum menarik kesimpulan.
Dua, Berpikir Analitis dan Sintetis. Menurut Ennis (2011) dalam The Nature of Critical Thinking, berpikir analitis adalah kemampuan memecah masalah menjadi bagian-bagian kecil untuk dipahami lebih mendalam, sedangkan berpikir sintetis adalah kemampuan menggabungkan informasi yang berbeda untuk membentuk pemahaman atau solusi baru.
Contoh analitis yaitu menguraikan faktor penyebab kemacetan lalu lintas. Contoh sintetis adalah merancang sistem transportasi terpadu dengan menggabungkan beberapa solusi.
Cara melatih berpikir analitis, biasakan bertanya mengapa dan bagaimana terhadap setiap masalah. Sedangkan berpikir sintetis, latih menggabungkan informasi dari berbagai sumber atau bidang ilmu.
Tiga, Berpikir Kritis (Critical Thinking). Richard Paul dan Linda Elder dalam Critical Thinking: Tools for Taking Charge of Your Learning and Your Life (2014) mendefinisikan berpikir kritis sebagai kemampuan mengevaluasi argumen, mengidentifikasi bias, dan mengambil keputusan yang logis. Contohnya, mengkritisi berita yang tersebar di media sosial sebelum mempercayainya.
Cara melatihnya yaitu sering berdiskusi dan bertukar pikiran dan selalu cek fakta dan sumber informasi sebelum mengambil keputusan.
Empat, Berpikir Kreatif (Creative Thinking)
Menurut De Bono (1992) dalam Serious Creativity, berpikir kreatif adalah metode berpikir yang menghasilkan ide baru, inovatif, dan tidak konvensional. Contohnya, menghasilkan desain produk unik yang belum pernah ada sebelumnya.
Cara melatihnya adalah membuat brainstorming ide tanpa batasan dan Biasakan diri mencoba pendekatan atau sudut pandang yang berbeda.
Lima, Berpikir Reflektif. Donald Schön (1983) dalam The Reflective Practitioner menjelaskan berpikir reflektif sebagai proses meninjau dan mengevaluasi pengalaman untuk belajar dan memperbaiki diri. Contohnya, setelah gagal dalam ujian, seseorang merenungkan penyebab dan menyusun strategi baru.
Cara melatihnya adalah membiasakan menulis jurnal harian atau melakukan evaluasi diri secara rutin dan merenungkan pengalaman dan cari pembelajaran di balik setiap peristiwa.
Para pakar menegaskan, melatih berbagai metode berpikir ini secara konsisten akan membantu individu lebih siap menghadapi berbagai permasalahan hidup dan meningkatkan kualitas keputusan. (Rai)