
Padang, Scientia.id – Menanggapi capaian Polda Sumatera Barat yang berhasil mengungkap ratusan kasus narkotika dalam kurun Januari hingga April 2025, anggota DPRD provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Firdaus menyampaikan apresiasinya terhadap upaya tersebut. Namun ia mengingatkan bahwa perang terhadap narkoba tidak bisa semata-mata disandarkan pada aparat penegak hukum.
“Kerja keras Polda patut kita apresiasi, tapi akar masalah narkoba tidak bisa diselesaikan hanya lewat penangkapan. Yang lebih penting adalah membangun kesadaran kolektif sejak dari rumah, sekolah hingga nagari,” ujar Firdaus pada Scientia.id, Rabu (30/4).
Firdaus menilai bahwa Masyarakat khususnya generasi muda, masih minum akses pada edukasi tentang bahaya narkoba yang relevan dengan kondisi sosial saat ini. Ia menyarankan agar pemerintah daerah menggandeng komunitas lokal, pesantren dan organisasi kepemudaan untuk menjadi ganda terdepan dalam program pencegahan.
“Daripada hanya menggelar seminar yang formal, kenapa tidak buat ruang diskusi terbuka di warung kopi, di lapau-lapau, tempat anak muda biasa kumpul, kampanye anti narkoba harus masuk ke ruang hidup mereka,” kata Firdaus.
Firdaus juga mengusulkan pendekatan berbasis penguatan ekonomi keluarga dan pemberdayaan remaja melalui pelatihan keterampilan. Menurutnya, banyak kasus penyalahgunaan narkoba berakar dari tekanan ekonomi dan lingkungan sosial yang tidak mendukung.
Baca Juga: Lonjakan Kasus Narkoba di Sumbar, Firdaus: Generasi Muda Makin Terancam
“Anak-anak muda butuh harapan. Kalau mereka tidak punya akses kependidikan, pekerjaan atau ruang berekspresi, makan narkoba bisa jadi pelarian. Ini yang harus dicegah,” tegas Firdaus. (tmi)