Minggu, 24/8/25 | 23:41 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI ARTIKEL

Melafalkan Singkatan Bahasa Asing

Minggu, 15/9/24 | 18:24 WIB
Oleh: Ria Febrina (Dosen Program Studi Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas dan Mahasiswa Program Doktor Ilmu-Ilmu Humaniora Universitas Gadjah Mada)

Sejak Chat GPT populer sebagai salah satu artificial intellingence (AI), para akademisi, terutama mahasiswa mulai marak menyebut nama-nama aplikasi yang dapat membantu tugas-tugas kuliah. Ada banyak nama dengan banyak singkatan. Singkatan-singkatan tersebut bervariasi dilafalkan. Ada yang dilafalkan dengan bahasa Indonesia, ada juga yang dilafalkan dengan bahasa Inggris.

Contoh-contoh tersebut dapat dilihat pada GPT yang dilafalkan sebagai [ji-pi-ti] dan AI dilafalkan dengan [ei-ai]. Namun, pada situasi lain, AI juga ada yang dilafalkan dengan [a-i]. Variasi-variasi pelafalan tersebut tentu saja menimbulkan kegelisahan bagi sebagian ahli bahasa, khususnya dalam perkembangan bahasa Indonesia. Pelafalan dengan bahasa asing dapat mengurangi rasa cinta terhadap bahasa Indonesia. Namun, masyarakat yang mengenali singkatan GPT dan AI sebagai singkatan dari bahasa Inggris sudah terlanjur melafalkan singkatan tersebut dengan huruf-huruf bahasa Inggris. Namun, di sisi lain, pelafalan singkatan bahasa Inggris tersebut tentu saja menyebabkan kebingungan. Jika GPT dan AI dibaca [ji-pi-ti] dan [ei-ai], bagaimana dengan pelafalan WHO? Kita tidak pernah melafalkan singkatan dari World Health Organization dengan huruf bahasa Inggris, malah mengucapkan dengan huruf bahasa Indonesia, yakni [we-ha-o].

Holy Adib, pengamat bahasa Indonesia, pernah membahas pelafalan singkatan asing ini dalam tulisannya yang berjudul “Gibran, SGIE, dan Lafal Singkatan Bahasa Asing”. Dalam tulisan tersebut, ia menegaskan bahwa Gibran sudah melafalkan SGIE dengan benar sebagai [es-ge-i-e] dalam debat cawapres pada 22 Desember 2023. Holy Adib merujuk pada analisis yang dilakukan oleh J. S. Badudu pada tahun 1981 dalam esai yang berjudul “Membina Bahasa Indonesia Baku Seri I” dan pada tahun 1983 dalam esai yang berjudul “Bagaimana Kata Singkatan Dilafalkan”. J. S. Badudu menjelaskan bahwa singkatan bahasa asing harus dilafalkan sesuai dengan pelafalan huruf dalam bahasa Indonesia. Pelafalan singkatan bahasa asing dengan huruf bahasa asing akan menimbulkan masalah baru, terutama dalam melafalkan singkatan-singkatan yang berasal dari bahasa-bahasa yang tidak dikenal oleh masyarakat Indonesia.

Akhir-akhir ini, singkatan bahasa asing dalam bahasa Indonesia memang banyak berasal dari bahasa Inggris. Namun, tidak menutup kemungkinan akan muncul singkatan-singkatan dari bahasa asing yang selama ini berperan dalam perkembangan ekonomi dan perkembangan teknologi di Indonesia, seperti Korea, Jepang, Cina, Thailand, dan Vietnam. Hal itulah yang disampaikan J. S. Badudu bahwa pelafalan singkatan asing oleh masyarakat Indonesia akan bermasalah jika menggunakan bahasa sumbernya karena tidak semua bahasa asing dikenali oleh masyarakat Indonesia, seperti bahasa Norwegia dan bahasa Cekoslavia.

BACAJUGA

Serba-serbi Kritik Sosial Habis Lebaran

Praktik Menyunting

Minggu, 17/8/25 | 14:06 WIB
Serba-serbi Kritik Sosial Habis Lebaran

Tradisi Menyalin dan Menulis dari “Naskah” atau “Manuskrip”

Minggu, 03/8/25 | 15:42 WIB

Dengan demikian, tampak bahwa singkatan-singkatan dari bahasa asing wajib dilafalkan dengan menggunakan huruf-huruf dalam bahasa Indonesia. Singkatan-singkatan dari bahasa asing sangat potensial tumbuh dalam ranah pendidikan, khususnya berkenaan dengan istilah-istilah keilmuan yang secara masif berasal dari bahasa Inggris. Di bidang komputer misalnya, perkembangan artificial intellingence (AI) sangat cepat terjadi karena teknologi-teknologi terbaru dapat memecahkan masalah kognitif yang berkaitan dengan kebutuhan manusia, baik di bidang perbankan, pendidikan, dan teknologi digital.

Singkatan GPT dan AI yang kita kenali selama ini tentu harus dibaca [ge-pe-te] dan [a-i] dalam bahasa Indonesia. Pada tahap awal, akan terasa janggal ketika mengubah singkatan bahasa Inggris yang terbiasa dilafalkan dengan huruf bahasa Inggris menjadi singkatan-singkatan yang dilafalkan dengan huruf bahasa Indonesia. Namun, hal ini hanya persoalan kebiasaan. Pelafalan [a-i] menjadi bukti bahwa masyarakat Indonesia bisa memperbaiki kebiasan tersebut.

Awal-awal dikenal masyarakat Indonesia, hampir semua orang dengan latah melafalkan [ei-ai] dan menolak pelafalan [a-i]. Namun, peran para akademisi yang terus-menerus membiasakan pelafalan [a-i] menyebabkan kata ini diterima dengan baik. Kebiasaan melafalkan GPT yang merupakan singkatan dari Generative Pre-trained Transformer ini tentu dapat diubah. Semakin sering dilafalkan dengan huruf bahasa Indonesia, penerimaan yang janggal terhadap lafal tersebut akan menghilang. Proses itulah yang penting dalam dunia pendidikan, yakni mengubah hal-hal yang tidak diketahui sebelumnya menjadi hal-hal yang benar sesuai dengan kriteria atau standardisasi tertentu.

Kesadaran untuk melafalkan singkatan bahasa Inggris dengan huruf bahasa Indonesia akan mengubah kebiasan-kebiasan pelafalan lain dalam diri kita yang selama ini sudah salah. Salah satu perubahan tersebut dapat dilihat pada pelafalan GPS yang merupakan singkatan dari Global Positioning System. GPS sebagai sistem navigasi berbasis satelit ini sangat sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam penggunaan transportasi. Namun, sangat sedikit masyarakat yang melafalkan [ge-pe-es]. Lebih banyak orang melafalkan singkatan asing tersebut dengan huruf bahasa Inggris berupa [ji-pi-es].

Dengan menyadari bahwa singkatan bahasa Inggris harus dilafalkan dengan huruf bahasa Indonesia, pelafalan sejumlah singkatan asing yang sudah menjadi bagian dalam kehidupan kita dapat diperbaiki secara perlahan. Perlu upaya juga dalam mempopulerkan singkatan tersebut, misal dengan memberikan deskripsi atau penjelasan mengenai singkatan tersebut, seperti kepanjangannya apa dan berkenaan dengan ranah apa. Deskripsi ini penting karena jumlah singkatan asing yang diterima oleh masyarakat Indonesia saat ini sangat banyak dan terus bertambah tanpa jeda. Memberikan deskripsi singkat akan memberi pengetahuan baru kepada lawan bicara kita.

Tags: #Ria Febrina
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Berita Sesudah

Gunung Marapi Erupsi Lagi, Tinggi Abu Capai 300 Meter

Berita Terkait

Tantangan Kuliah Lapangan Fonologi di Era Mobilitas Tinggi

Langkuik, Hidden Gem di Tengah Hutan Tanah Galugua

Minggu, 17/8/25 | 16:20 WIB

Oleh: Nada Aprila Kurnia (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia Universitas Andalas)   Langkuik Kolam bukan kolam. Petualangan kami ke sana bukan...

Berbagai Istilah dan Kemubaziran Kata dalam Kalimat

Hukum Kawin Sesuku di Minangkabau

Minggu, 17/8/25 | 16:05 WIB

Oleh: Yori Leo Saputra, S.Hum., Gr. (Guru Muatan Lokal Keminangkabau SMAN 1 Ranah Pesisir)   Mengapa di Minangkabau dilarang melakukan...

Aspek Fonologis dan Keformalan Bahasa

Aspek Fonologis dan Keformalan Bahasa

Minggu, 17/8/25 | 15:49 WIB

Oleh: Nani Kusrini (Jurusan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Lampung)   Komunikasi merupakan proses dinamis untuk menyampaikan dan menerima pesan antara...

Penulisan Jenjang Akademik dalam Bahasa Indonesia

Memilih Menantu (Sumando)

Minggu, 10/8/25 | 13:46 WIB

Oleh: Yori Leo Saputra, S.Hum., Gr. (Guru Muatan Lokal Keminangkabauan SMAN 1 Ranah Pesisir)   Orang Minangkabau dalam memilih menantu...

Modernisasi Penampilan Rabab Pasisia Di ISI Padangpanjang

Emansipasi Wanita dalam Drama “Nurani” Karya Wisran Hadi

Minggu, 03/8/25 | 16:48 WIB

Oleh: Muhammad Zakwan Rizaldi (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia Universitas Andalas)            Kesetaraan gender merupakan sebuah isu yang banyak dibahas...

Nyonya-Nyonya dan Luka Tak Terbagi Karya Wisran Hadi

Nyonya-Nyonya dan Luka Tak Terbagi Karya Wisran Hadi

Minggu, 03/8/25 | 15:56 WIB

Oleh: Cynthia Syafarani (Mahasiswa Universitas Andalas, Fakultas Ilmu Budaya, Jurusan Sastra Indonesia) Siapa sangka, sebuah teras rumah bisa menjadi medan...

Berita Sesudah
Gunung Marapi Erupsi Lagi, Tinggi Abu Capai 300 Meter

Gunung Marapi Erupsi Lagi, Tinggi Abu Capai 300 Meter

POPULER

  • Aduh! Maarten Paes Cedera, Absen Bela Timnas Indonesia 6-8 Minggu

    Aduh! Maarten Paes Cedera, Absen Bela Timnas Indonesia 6-8 Minggu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbar Raih Penghargaan Nasional Perhutanan Sosial 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • PCNU Dharmasraya Gelar Konfercab ke-V

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duka Kecelakaan Kereta di Padang: Wagub Sumbar Desak Perbaikan Sistem Keselamatan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ormas dan OKP Tak Dilibatkan dalam Kebijakan Pemkab, Sekretaris KNPI Dharmasraya: Bentuk Keangkuhan Bupati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • IPNU-IPPNU Pesisir Selatan Cetak Pemimpin Baru, Teguhkan Semangat Kaderisasi Pelajar NU

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024