Pariaman, Scientia – KAI Drive II Sumatera Barat terus melakukan upaya penutupan perlintasan sebidang liar kereta api. Penutupan itu bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan kereta api dengan penguna jalan lain.
Kepala Humas KAI Drive II Sumbar, As’ad Habibuddin mengatakan, saat ini terdapat 299 perlintasan sebidang yang terdiri dari 112 perlintasan resmi dan 187 perlintasan liar.
Upaya penutupan yang dilakukan oleh KAI berorientasi pada perlintasan liar. Sejak 2023 hingga 16 Agustus 2024, pihak KAI baru bisa melakukan penutupan sebanyak 12 perlintasan.
“KAI Divre II Sumbar selama ini terus berusaha melakukan penutupan perlintasan liar untuk mendukung keselamatan perjalanan kereta api. KAI Divre II Sumbar menargetkan sebanyak 20 perlintasan liar ditutup pada 2024 ini,” ujar As’ad.
Upaya penutupan perlintasan liar ungkap As’ad, mengalami banyak tantangan dan kendala. Di antaranya penolakan serta perlawanan dari masyarakat, karena dianggap jalur penting.
“Kita juga udah sampaikan kepada pemerintahan baik itu desa, keelurahan, dan pemerintah daerah. Namun hal itu masih mendapat tanggapan yang variatif, ada yang menerima dan ada yang menolak,” jelas As’ad.
Selain dilakukan penutupan perlintasan, As’ad menyebut bahwa pihaknya juga melalukan upaya preventif penanggulangan kecelakaan dengan sosialisasi kepada masyarakat. Serta menyampaikan bahwa penutupan perlintasan liar ditujukan untuk keselamatan perjalanan KA dan juga masyarakat.
“Namun masih saja ada masyarakat yang tidak mengindahkan peringatan yang kami berikan,” katanya.
Sementara, hingga saat ini masih terdapat sebanyak 175 perlintasan liar yang menjadi prioritas KAI untuk dilakukan penutupan. KAI menargetkan pada tahun 2024 ini pihaknya dapat menutup sebanyak 20 perlintasan liar.(yrp)