Kamis, 04/12/25 | 19:43 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI KLINIK BAHASA

Perbedaan Awalan ber- dan me-

Minggu, 28/4/24 | 10:20 WIB

BACAJUGA

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Bahasa Indonesia itu Mudah atau Sulit?

Minggu, 30/11/25 | 12:42 WIB
Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Kalimat Perintah di dalam Bahasa Indonesia

Minggu, 02/11/25 | 16:55 WIB
Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Pengajar Bahasa Indonesia di Busan University of Foreign Studies, Korea Selatan)

Di dalam bahasa Indonesia, ada kata berfoto dan memfoto, belajar dan mengajar, berjemur dan menjemur, berendam dam merendam, bersisir dan menyisir, berbaju dan memakai baju, bersatu dan menyatu, berdua dan mendua, berubah dan mengubah, bergeser dan menggeser, bertinju dan meninju, berangkat dan mengangkat, berbuka dan membuka, dan sebagainya. Ketika membaca contoh-contoh kata tersebut, kita tentu mengetahui sebenarnya kata-kata itu berbeda meskipun berasal dari satu kata dasar yang sama. Kita bisa merasakan nuansa yang tidak sama, tetapi terkadang cukup sulit untuk mendeskripsikannya. Untuk itu, mari kita lihat perbedaannya.

Sebelum kita masuk ke perbedaan makna awalan dari kata-kata tersebut, kita akan memulainya dengan mengenal dua awalan yang akan kita bahas secara singkat. Pertama adalah awalan ber-. Awalan ber- memiliki tiga alomorf yaitu, be-, ber-, dan bel-. Ketiga alomorf ini digunakan sesuai dengan kata yang mengikutinya. Alomorf ber- diikuti oleh kata-kata yang tidak dimulai dengan huruf r atau kata-kata yang tidak memiliki banyak huruf r, seperti: ber- + kata (berkata), ber- + sepatu (bersepatu), dan ber- + selancar (berselancar). Alomorf be- diikuti oleh kata-kata yang dimulai dengan huruf r atau memiliki banyak huruf r seperti: be- + rambut (berambut), be- + renang (berenang), be- + kerja (bekerja), dan be- + cermin (becermin). Alomorf bel- hanya diikuti oleh kata ajar menjadi belajar.

Tidak jauh berbeda dengan awalan ber-, awalan me- (sebagian ahli bahasa lain menyebutnya awalan meN- atau awalan me-). Dalam artikel ini kita akan menggunakan awalan me-. Awalan me- juga memiliki alomorf, tetapi jumlahnya lebih banyak. Awalan me- memiliki enam alomorf, yaitu me-, mem-, men-, meng-, menge-, dan meny-. Sama halnya dengan awalan ber-, berbagai variasi alomorf me- juga digunakan sesuai dengan kata yang mengikutinya. Alomorf me- digunakan untuk kata-kata dengan huruf pertama l, m, n, r, w, dan y (melihat, memasak, menikah, merawat, dan mewisuda). Alomorf mem- digunakan untuk kata-kata dengan huruf pertama b, f, p, dan v, tetapi huruf p akan lesap atau hilang (membuka, memfoto, memakai, dan memveto). Alomorf men- digunakan untuk kata-kata dengan huruf pertama c, d, j, t, dan z, tetapi huruf t akan lesap atau hilang (mencari, mendata, menjual, dan menutup). Alomorf meng- digunakan untuk kata-kata dengan huruf pertama a, i, u, e, o, g, h, dan k, tetapi huruf k akan lesap atau hilang (mengajak, mengikat, mengulang, mengeja, mengobrol, menggoreng, menghapus, dan mengejar). Alomorf menge- digunakan untuk kata yang hanya memiliki satu suku kata, seperti tes (mengetes), lap (mengelap), bom (mengebom), dan cat (mengecat). Alomorf meny- digunakan untuk kata-kata dengan huruf pertama s, tetapi huruf s menjadi lesap atau hilang, seperti simpan (menyimpan), satu (menyatu), dan sikat (menyikat).  Ini adalah penjelasan mengenai penggunaan awalan ber- dan me-. Selanjutnya, kita akan masuk ke dalam makna-maknanya.

Halaman 1 dari 5
12...5Next
Tags: #Reno Wulan Sari
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Kunjungan Wisatawan ke Sumbar Meningkat, Program Pariwisata Berbasis Masyarakat Dinilai Layak Dipertahankan

Berita Sesudah

Memaknai Ulang Istilah ‘Kampung Halaman’ dalam Novel Apfelkuchen und Baklava

Berita Terkait

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Bahasa Indonesia itu Mudah atau Sulit?

Minggu, 30/11/25 | 12:42 WIB

Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Tamu di Busan University of Foreign Studies Korea Selatan) Apakah bahasa Indonesia itu sulit? Atau...

Serba-serbi Kritik Sosial Habis Lebaran

Bahasa AI dan Curahan Hati Gen Z

Minggu, 23/11/25 | 06:43 WIB

Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum. (Doktor Linguistik dan Dosen Prodi S2 Linguistik Universitas Andalas)  Ada yang menarik dari kehadiran AI...

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Perkembangan Kosakata di Era Komunikasi Digital

Minggu, 16/11/25 | 07:55 WIB

Oleh: Elly Delfia (Dosen Prodi Sastra Indonesia dan S2 Linguistik FIB Universitas Andalas) Sebuah kosakata, frasa, atau istilah muncul karena...

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Kalimat Perintah di dalam Bahasa Indonesia

Minggu, 02/11/25 | 16:55 WIB

Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Tamu di Busan University of Foreign Studies, Korea Selatan) Setiap bahasa memiliki berbagai ekspresi komunikasi,...

Serba-serbi Kritik Sosial Habis Lebaran

Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Surat-Menyurat

Senin, 27/10/25 | 07:19 WIB

Oleh: Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum. (Dosen Prodi Sastra Indonesia dan S2 Linguistik FIB Universitas Andalas)  Ketika seseorang diminta menulis...

Menyingkap Makna Kata “saja “ dalam Berbagai Konteks Kalimat

Menyingkap Makna Kata “saja “ dalam Berbagai Konteks Kalimat

Senin, 20/10/25 | 07:36 WIB

Oleh: Elly Delfia (Dosen Prodi Sastra Indonesia dan S2 Linguistik Universitas Andalas) Kata saja amat sering digunakan dalam berbagai bentuk...

Berita Sesudah
Gaya Bahasa pada Lagu Satu-Satu oleh Idgitaf

Memaknai Ulang Istilah ‘Kampung Halaman’ dalam Novel Apfelkuchen und Baklava

Discussion about this post

POPULER

  • Afrina Hanum

    Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Guru dan Tantangan Mendidik Generasi Alpha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Zalmadi Minta Pemko Padang Pulihkan Sawah Terdampak Banjir, Tekankan Pentingnya Ketahanan Pangan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jenis-jenis Pola Pikir Manusia, Begini Penjelasan Para Ahli Psikologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mahyeldi Dapat Apresiasi Menteri ESDM atas Kecepatan Penanganan Darurat Bencana di Sumbar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanda Titik pada Singkatan Nama Perusahaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Kata “bapak” dan “ibu” Harus Ditulis dalam Huruf Kapital ?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024