Minggu, 13/7/25 | 23:46 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI KLINIK BAHASA

Perbedaan Awalan ber- dan me-

Minggu, 28/4/24 | 10:20 WIB

BACAJUGA

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Persoalan Kata Hidup dan Mati

Minggu, 29/6/25 | 08:02 WIB
Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Perbedaan Kata “Agak”, “Sedikit”, “Cukup”, dan “Lumayan”

Minggu, 01/6/25 | 11:00 WIB
Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Pengajar Bahasa Indonesia di Busan University of Foreign Studies, Korea Selatan)

Di dalam bahasa Indonesia, ada kata berfoto dan memfoto, belajar dan mengajar, berjemur dan menjemur, berendam dam merendam, bersisir dan menyisir, berbaju dan memakai baju, bersatu dan menyatu, berdua dan mendua, berubah dan mengubah, bergeser dan menggeser, bertinju dan meninju, berangkat dan mengangkat, berbuka dan membuka, dan sebagainya. Ketika membaca contoh-contoh kata tersebut, kita tentu mengetahui sebenarnya kata-kata itu berbeda meskipun berasal dari satu kata dasar yang sama. Kita bisa merasakan nuansa yang tidak sama, tetapi terkadang cukup sulit untuk mendeskripsikannya. Untuk itu, mari kita lihat perbedaannya.

Sebelum kita masuk ke perbedaan makna awalan dari kata-kata tersebut, kita akan memulainya dengan mengenal dua awalan yang akan kita bahas secara singkat. Pertama adalah awalan ber-. Awalan ber- memiliki tiga alomorf yaitu, be-, ber-, dan bel-. Ketiga alomorf ini digunakan sesuai dengan kata yang mengikutinya. Alomorf ber- diikuti oleh kata-kata yang tidak dimulai dengan huruf r atau kata-kata yang tidak memiliki banyak huruf r, seperti: ber- + kata (berkata), ber- + sepatu (bersepatu), dan ber- + selancar (berselancar). Alomorf be- diikuti oleh kata-kata yang dimulai dengan huruf r atau memiliki banyak huruf r seperti: be- + rambut (berambut), be- + renang (berenang), be- + kerja (bekerja), dan be- + cermin (becermin). Alomorf bel- hanya diikuti oleh kata ajar menjadi belajar.

Tidak jauh berbeda dengan awalan ber-, awalan me- (sebagian ahli bahasa lain menyebutnya awalan meN- atau awalan me-). Dalam artikel ini kita akan menggunakan awalan me-. Awalan me- juga memiliki alomorf, tetapi jumlahnya lebih banyak. Awalan me- memiliki enam alomorf, yaitu me-, mem-, men-, meng-, menge-, dan meny-. Sama halnya dengan awalan ber-, berbagai variasi alomorf me- juga digunakan sesuai dengan kata yang mengikutinya. Alomorf me- digunakan untuk kata-kata dengan huruf pertama l, m, n, r, w, dan y (melihat, memasak, menikah, merawat, dan mewisuda). Alomorf mem- digunakan untuk kata-kata dengan huruf pertama b, f, p, dan v, tetapi huruf p akan lesap atau hilang (membuka, memfoto, memakai, dan memveto). Alomorf men- digunakan untuk kata-kata dengan huruf pertama c, d, j, t, dan z, tetapi huruf t akan lesap atau hilang (mencari, mendata, menjual, dan menutup). Alomorf meng- digunakan untuk kata-kata dengan huruf pertama a, i, u, e, o, g, h, dan k, tetapi huruf k akan lesap atau hilang (mengajak, mengikat, mengulang, mengeja, mengobrol, menggoreng, menghapus, dan mengejar). Alomorf menge- digunakan untuk kata yang hanya memiliki satu suku kata, seperti tes (mengetes), lap (mengelap), bom (mengebom), dan cat (mengecat). Alomorf meny- digunakan untuk kata-kata dengan huruf pertama s, tetapi huruf s menjadi lesap atau hilang, seperti simpan (menyimpan), satu (menyatu), dan sikat (menyikat).  Ini adalah penjelasan mengenai penggunaan awalan ber- dan me-. Selanjutnya, kita akan masuk ke dalam makna-maknanya.

Halaman 1 dari 5
12...5Next
Tags: #Reno Wulan Sari
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Kunjungan Wisatawan ke Sumbar Meningkat, Program Pariwisata Berbasis Masyarakat Dinilai Layak Dipertahankan

Berita Sesudah

Memaknai Ulang Istilah ‘Kampung Halaman’ dalam Novel Apfelkuchen und Baklava

Berita Terkait

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Hegemoni Deiksis “We” dalam Perspektif Analisis Wacana Kritis

Minggu, 13/7/25 | 22:55 WIB

Oleh: Elly Delfia (Dosen Prodi Sastra Indonesia dan S2 Linguistik FIB Universitas Andalas) Kali ini, mari kita membaca ulasan yang...

Serba-serbi Kritik Sosial Habis Lebaran

Perempuan Indonesia Tidak Mengenal Mekap

Minggu, 06/7/25 | 10:35 WIB

Oleh: Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum. (Dosen Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas) Layakkah ini dijadikan kesimpulan? Perempuan...

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Persoalan Kata Hidup dan Mati

Minggu, 29/6/25 | 08:02 WIB

Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Tamu di Busan University of Foreign Studies) Kata hidup dan mati termasuk dua kata yang...

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Syarat Sebuah Paragraf yang Ideal

Minggu, 22/6/25 | 20:22 WIB

Oleh: Elly Delfia (Dosen Prodi Sastra Indonesia dan S2 Linguistik FIB Universitas Andalas) Mengenal syarat paragraf yang ideal dalam membuat...

Serba-serbi Kritik Sosial Habis Lebaran

Dialek-dialek Bahasa Minangkabau yang (akan) Mulai Hilang

Minggu, 08/6/25 | 07:19 WIB

Oleh: Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum. (Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas) Selasa lalu (3 Mei 2025) mahasiswa Sastra Indonesia...

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Perbedaan Kata “Agak”, “Sedikit”, “Cukup”, dan “Lumayan”

Minggu, 01/6/25 | 11:00 WIB

Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Tamu Busan University of Foreign Studies, Korea Selatan) Edisi Klinik Bahasa Scientia kali ini akan...

Berita Sesudah
Gaya Bahasa pada Lagu Satu-Satu oleh Idgitaf

Memaknai Ulang Istilah ‘Kampung Halaman’ dalam Novel Apfelkuchen und Baklava

Discussion about this post

POPULER

  • Afrina Hanum

    Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Efisiensi di Negeri Petro Dolar: Jalan Penuh Lubang, Jembatan Reyot Vs Mobil Dinas Baru yang Lukai Rasa Keadilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Forum Mahasiswa Dharmasraya Soroti Konflik Perusahaan dengan Masyarakat, Desak Bupati Bertindak Tegas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 100 Hari Kerja Wali Kota Padang Capai Kepuasan 80 Persen

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penggunaan Kata Ganti Engkau, Kau, Dia, dan Ia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Moral dalam Cerpen “Robohnya Surau Kami”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mambangkik Batang Tarandam dalam Naskah Drama “Orang-orang Bawah Tanah” karya Wisran Hadi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024