Sabtu, 28/6/25 | 23:47 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI

Label Lelaki Plastik

Minggu, 08/10/23 | 10:40 WIB

Lastry Monika

(Kolumnis Rubrik Renyah)

Ketika pelesiran di media sosial, terkadang membuat kita tersesat ke konten yang bisa jadi tidak kita minati. Akan tetapi, begitulah algoritma media sosial dengan cara kerja yang agak membingungkan. Suatu kali, ketika asyik menggulir-gulir layar telepon pintar, saya berhenti di sebuah konten yang membandingkan atlet sepak bola dengan idola K-pop asal Korea Selatan.

BACAJUGA

Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Menyulam Nilai Lewat Cerita: Inyiak Bayeh dan Cerita-cerita Lainnya

Minggu, 11/5/25 | 17:14 WIB
Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Talempong Batu: dari Batu ke Nada

Minggu, 04/5/25 | 18:02 WIB

Konten tersebut menyorot cedera yang dialami oleh keduanya. Salah seorang atlet sepak bola ditampilkan mengalami cedera setelah terkena tendangan keras dari pesepak bola lain. Tendangan serupa itu memungkinkan ia mengalami cedera patah tulang yang parah. Di samping itu, konten tersebut juga menampilkan seorang idola pria Korea Selatan yang terpeleset dari tangga ketika tampil di atas panggung.

Pasalnya, perbandingan kemungkinan cedera yang ditampilkan dalam konten bertujuan untuk meremehkan atau mencemooh salah satunya. Oleh sebab itu, tidak mengherankan pula kolom komentar dipenuhi oleh komentar-komentar yang membuat pembaca dapat berdecak keheranan.

Komentar-komentar tersebut menunjukkan betapa susahnya seseorang dalam mengendalikan jempolnya. Komentar yang menyebut ‘lelaki plastik’ tidak hanya satu, dua, atau tiga yang bermunculan. Label ini ditujukan kepada idola K-pop yang terpeleset. Lebih mengherankannya, label ini kemudian seolah ditujukan secara general untuk semua idola pria dalam per-K-pop-an. Dalam pendapat yang dikemukakan terdapat tendensi para idola ini jauh dari kata maskulin. Sebab, selain dianggap melakukan operasi plastik, mereka berdandan, memakai warna pink, dan bertingkah imut.

Memang tidak dapat pula dipungkiri bahwa operasi plastik bukan tidak mungkin dilakukan oleh sebagian idola pria tersebut. Hal ini tergolong lazim dilakukan bahkan oleh mereka yang bukan idola di Korea Selatan sana. Lagipula, keputusan untuk operasi plastik tidak selalu berdasarkan kemauan para idola, tetapi berdasar pada kemauan dan tuntutan dari agensi yang menaunginya. Tampil sempurna seolah menjadi tuntutan yang perlu dipenuhi.

Sebagaimana profesi pesepak bola, profesi idola juga berhasil dicapai dengan kerja keras, bukan tampilan menawan belaka. Sebagaimana cedera berat yang dialami pesepak bola, para idola juga memiliki kemungkinan mengalami cedera yang sama beratnya. Tarian yang yang ditampilkan di atas panggung tidak sekadar mengayunkan kaki ke kiri dan ke kanan. Sebagian dari tarian bahkan tergolong sulit dan menuntut kekuatan fisik.

Seorang pesepak bola barangkali telah mengawali kariernya dengan menjadi bagian dari akademi sepak bola sedari belia. Hal yang sama juga dilakukan oleh seseorang yang berkeinginan menjadi idola. Sejak di sekolah menengah, mereka tergabung ke dalam sekolah seni di samping mulai berlatih bertahun-tahun sebagai trainee di sebuah agensi. Menjadi idola dan memiliki banyak penggemar bukanlah suatu hal yang didapat secara instan. Hal itu sama saja dengan profesi lainnya yang diinginkan oleh setiap orang.

Melabeli ‘lelaki plastik’ dengan tujuan merendahkan memang membikin berdecak keheranan. Melakukan operasi plastik, berdandan, memakai warna pink, dan bertingkah imut saya kira tidak perlu dinilai sebagai ancaman yang dapat menggores kemaskulinan seseorang. Namun, hal ini barangkali terkecuali bagi orang-orang dengan sisi maskulin yang memang mudah terluka.

Tags: #Lastry Monica
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Puisi-puisi Jonson Effendi dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Berita Sesudah

Seleksi ASN 2023: Ijazah Salah, Otomatis Gagal!

Berita Terkait

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Syarat Sebuah Paragraf yang Ideal

Minggu, 22/6/25 | 20:22 WIB

Oleh: Elly Delfia (Dosen Prodi Sastra Indonesia dan S2 Linguistik FIB Universitas Andalas) Mengenal syarat paragraf yang ideal dalam membuat...

Belajar dari Menunggu

Minggu, 22/6/25 | 18:32 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Menunggu ujian bukan hanya soal duduk diam di luar ruang kelas dengan segelas air...

Puisi-puisi Adli Maul

Puisi-puisi Adli Maul

Minggu, 22/6/25 | 14:06 WIB

Ilustrasi: Meta AI Dia dan Danau Oleh: Adli Maul Awali pagi dengan senyuman menaiki perahu, melintasi danau mata indah melihat...

Mendorong Pemberdayaan Perempuan melalui KOPRI PMII Kota Padang

Mendorong Pemberdayaan Perempuan melalui KOPRI PMII Kota Padang

Minggu, 22/6/25 | 13:51 WIB

Oleh: Aysah Nurhasanah (Anggota KOPRI PMII Kota Padang)   Kopri PMII (Korps Putri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) merupakan organisasi yang...

Aspek Pemahaman Antarbudaya pada Sastra Anak

Ekokritik pada Fabel Ginting und Ganteng (2020) Karya Regina Frey dan Petra Rappo

Minggu, 22/6/25 | 13:12 WIB

Oleh: Andina Meutia Hawa (Dosen Prodi Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas)   Kajian ekokritik membahas hubungan antara manusia, karya sastra,...

Perkembangan Hukum Islam di Era Digital

Mencari Titik Temu Behaviorisme dan Fungsionalisme dalam Masyarakat Modern

Minggu, 22/6/25 | 13:00 WIB

Oleh: Nahdaturrahmi (Mahasiswa Pascasarjana UIN Sjech M. Jamil Jambek Bukittinggi)   Sejarah ilmu sosial, B.F. Skinner dan Émile Durkheim menempati...

Berita Sesudah
Penggambaran Perempuan Muda dalam Serial Hello, My Twenties! Season 1

Seleksi ASN 2023: Ijazah Salah, Otomatis Gagal!

Discussion about this post

POPULER

  • Jadwal proses pelaksanaan Musda DPD Golkar Sumbar. [foto : ist]

    Jadwal Tahapan Musda DPD Golkar Sumbar Telah Dirilis, Ini Rinciannya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Khairunnas Resmi Daftar Jadi Bakal Calon Ketua DPD Golkar Sumbar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • PT SAK Gerak Cepat Bantu Perbaiki Jembatan Rusak di Nagari Payubarangan Timpeh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Marak Aksi Kekerasan Seksual di Pariaman, IMAPAR UIN IB: Nilai Agama dan Budaya Tinggal Nama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pandangan Khalil Gibran tentang Musik sebagai Bahasa Rohani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yusri Latif Minta Pemerintah Lebih Serius Bantu UMKM Kota Padang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024