Kamis, 31/7/25 | 12:56 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI ARTIKEL

Stereotip Gender dan Maskulinitas dalam “The Way of the Househusband”

Minggu, 24/9/23 | 07:00 WIB

Oleh: Roma Kyo Kae Saniro
(Dosen Prodi Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas)

 

“The Way of the Househusband” adalah seri manga yang berasal dari Jepang yang dibuat oleh Kousuke Oono. Manga ini telah mendapatkan banyak perhatian karena konsepnya yang unik dan humor yang khas. Cerita ini pertama kali diterbitkan dalam majalah manga daring Kurage Bunch pada tahun 2018 dan menceritakan kisah seorang mantan anggota yakuza yang memutuskan untuk meninggalkan kehidupan kriminalnya dan menjadi  bapak rumah tangga yang memiliki banyak waktu untuk mendukung istri dalam berkarier. Meskipun penampilannya yang menakutkan, karakter utama ini dengan sungguh-sungguh menjalankan tugas-tugas rumah tangga dan rutinitas harian yang sering kali menghasilkan momen lucu.

BACAJUGA

Penggambaran Perempuan Muda dalam Serial Hello, My Twenties! Season 1

The Day Before the Wedding (2023): Simbol Integral Kemerdekaan Perempuan

Minggu, 19/11/23 | 07:35 WIB
Penggambaran Perempuan Muda dalam Serial Hello, My Twenties! Season 1

Perempuan dan Kisah Tak Sampai pada “Gadis Kretek”

Minggu, 12/11/23 | 07:40 WIB

Kisah ini kemudian diadaptasi menjadi drama live-action oleh Nippon TV pada tahun 2020 dan menjadi seri anime original Net Animation (ONA) produksi Netflix yang dirilis dalam beberapa bagian mulai dari bulan April hingga Oktober 2021. Musim kedua dari anime ini kemudian tayang perdana pada bulan Januari 2023, melanjutkan kisah petualangan mantan anggota yakuza ini dalam peran rumah tangganya yang tidak biasa.

“The Way of the Househusband” berhasil membangun basis penggemar yang setia karena konsepnya yang unik. Series ini menggabungkan unsur komedi dengan gambaran kehidupan sehari-hari yang tak terduga dari seorang mantan anggota yakuza yang tangguh. Ini adalah contoh yang menarik tentang bagaimana manga dan anime dapat mengeksplorasi tema-tema yang tidak konvensional dan memberikan sudut pandang yang segar tentang kehidupan sehari-hari.

“The Way of the Househusband” mencoba mengguncang stereotip tradisional mengenai peran gender, khususnya peran laki-laki dalam rumah tangga. Stereotip gender adalah pandangan umum yang ada di masyarakat tentang bagaimana seharusnya individu berperilaku, berpenampilan, atau memegang peran tertentu berdasarkan jenis kelamin mereka. Stereotip ini cenderung mencerminkan peran tradisional yang diharapkan dari laki-laki dan perempuan yang sering kali membatasi kebebasan individu. Perempuan sering dianggap sebagai pengurus rumah tangga yang peduli dan laki-laki diharapkan menjadi pencari nafkah yang tangguh. Stereotip ini dapat membatasi pilihan karier, ekspresi diri, dan identitas individu.

Stereotip juga mencakup gambaran bahwa maskulinitas dikaitkan dengan kekuatan dan agresivitas, sedangkan feminitas sering dianggap sebagai sifat yang lebih lembut dan empatik. Hal ini dapat memengaruhi cara individu mengekspresikan emosi dan kepribadian mereka. Selain itu, stereotip gender juga memengaruhi pemahaman masyarakat tentang karier yang sesuai dengan jenis kelamin tertentu, serta tampilan fisik yang diharapkan.

Stereotip tersebut berusaha didobrak oleh tokoh utama yang seorang mantan anggota yakuza. Ia secara sukarela memilih untuk menjadi suami rumah tangga dan mengurus tugas-tugas rumah tangga. Keputusan Tatsu untuk menjadi seorang househusband ‘bapak rumah tangga’ menunjukkan bahwa laki-laki juga dapat memilih peran rumah tangga dan mendedikasikan diri untuk tugas-tugas rumah tangga.Ini memberikan pandangan yang berbeda tentang laki-laki yang dapat dan bersedia berkontribusi dalam konteks rumah tangga. Konsep maskulinitas juga menunjukkan bahwa kekuatan fisik tidak selalu menjadi aspek utama dari maskulinitas.

Penggunaan humor dalam kisah ini mendobrak stereotip yang menghadapkan tokoh utama pada situasi yang tidak biasa dalam tugas rumah tangga, mengundang penonton untuk mempertanyakan persepsi mereka tentang gender dan maskulinitas. Selain itu, hubungan seimbang antara tokoh utama dan istrinya menggambarkan pasangan yang bekerja sama tanpa terjebak dalam peran gender tradisional bahwa laki-laki yang tangguh harus terlibat dalam aktivitas yang lebih berbahaya atau maskulin. Dengan demikian, “The Way of the Househusband” berkontribusi pada diskusi tentang peran gender dan menunjukkan bahwa masyarakat dapat menghargai keberagaman dalam pilihan hidup dan peran gender tanpa harus mematuhi norma yang kaku.

Tatsu adalah sosok maskulin yang kuat, tetapi ia juga menunjukkan sisi lembut dan peduli saat merawat rumah serta saat berinteraksi dengan istrinya. Ini membantu menggugah kesadaran bahwa maskulinitas tidak harus terbatas pada atribut fisik atau kekerasan, tetapi juga mencakup sikap peduli, kesetiaan, dan keterampilan rumah tangga. Selain itu, hubungan Tatsu dengan istrinya, Miku, juga berkontribusi pada pendobrakan stereotip gender. Miku adalah seorang profesional yang sukses. Hubungan mereka sangat seimbang. Miku mendukung karier Tatsu sebagai househusband. Ini menggambarkan hubungan yang kolaboratif dan adil di mana pasangan saling mendukung tanpa terikat oleh peran gender tradisional.

Secara keseluruhan, series manga ini berhasil memberikan pendobrakan terhadap stereotip gender dan maskulinitas terhadap laki-laki. Stereotip gender biasanya memberikan dampak negatif, seperti ketidaksetaraan, diskriminasi, dan rasa tidak nyaman bagi individu yang tidak cocok dengan harapan sosial ini. Series ini mampu menunjukkan bahwa adanya masyarakat yang lebih inklusif dan adil dengan mengatasi dan merespons stereotip gender melalui pendidikan, kesadaran, dan perubahan budaya yang positif. Seri manga ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran bahwa keragaman identitas dan kesetaraan gender yang sebenarnya tanpa membeda-bedakan peran individu berdasarkan jenis kelamin.  Hal itu adalah bentuk penghargaan terhadap identitas gender masing-masing individu.

Tags: #Roma Kyo Kae Saniro
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Ruang Tunggu Kereta Bawah Tanah Korea Selatan

Berita Sesudah

Berbagai Istilah Urutan Waktu dalam Bahasa Indonesia

Berita Terkait

AI Membuat Ghibli Tenar, Bagaimana dengan Hak Cipta?

AI Membuat Ghibli Tenar, Bagaimana dengan Hak Cipta?

Minggu, 27/7/25 | 14:21 WIB

Oleh: Adela Damanik (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia dan anggota UKMF Labor Penulisan Kreatif (LPK) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas)  ...

Modernisasi Penampilan Rabab Pasisia Di ISI Padangpanjang

Modernisasi Penampilan Rabab Pasisia Di ISI Padangpanjang

Minggu, 20/7/25 | 12:15 WIB

Oleh: Muhammad Zakwan Rizaldi (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia Universitas Andalas)   Di zaman sekarang ini, sastra lisan mulai kurang diminati...

Penamaan Tempat di Nagari Andiang

Penamaan Tempat di Nagari Andiang

Minggu, 20/7/25 | 11:20 WIB

Oleh: Annisa Aulia Amanda (Mahasiswi Sastra Indonesia Universitas Andalas dan  Mahasiswa KKN Nagari Andiang   Pemberian nama atau alamat pada...

Ekspresi Puitik Penderitaan Palestina dalam Puisi “Tamimi” karya Bode Riswandi

Ekspresi Puitik Penderitaan Palestina dalam Puisi “Tamimi” karya Bode Riswandi

Minggu, 06/7/25 | 11:11 WIB

Oleh: Aldi Ferdiansyah (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas)   Karya sastra adalah hasil proses kreatif yang...

Psikologi Kekuasaan dalam Cerpen “Seekor Beras dan Sebutir Anjing”

Psikologi Kekuasaan dalam Cerpen “Seekor Beras dan Sebutir Anjing”

Minggu, 06/7/25 | 10:56 WIB

Oleh: Nikicha Myomi Chairanti (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia Universitas Andalas) Cerita pendek "Seekor Beras dan Sebutir Anjing" karya Eka Arief...

Tantangan Kuliah Lapangan Fonologi di Era Mobilitas Tinggi

Tantangan Kuliah Lapangan Fonologi di Era Mobilitas Tinggi

Minggu, 29/6/25 | 08:21 WIB

Oleh: Nada Aprila Kurnia (Mahasiswa Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas dan Anggota Labor Penulisan Kreatif/LPK)   Kridalaksana (2009),...

Berita Sesudah
Petinju dan Peninju; Manakah yang Benar?

Berbagai Istilah Urutan Waktu dalam Bahasa Indonesia

Discussion about this post

POPULER

  • Afrina Hanum

    Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Wendriadi: Pemutusan Kontrak Sepihak TPP oleh Kemendes Cacat Prosedur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rumah Doa Dibubarkan, Anak Terluka, Negara Tak Boleh Cukup dengan “Maaf”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mahasiswa KKN Unand Sosialisasikan PHBS dan Cyber Bullying di MAN 4 Pasbar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kepala Sekolah se-Sumbar Ikuti Workshop Mutu Pendidikan di Bukittinggi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Payakumbuh Lantik Kepala Sekolah dan Pengawas Baru, Fokus Tingkatkan Kualitas Pendidikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ombudsman RI: Ada Maladministrasi dalam Pemutusan Kontrak TPP oleh Kementerian Desa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024