Siapa yang sudah pernah melihat aksi penjual es krim dari Turki? Saat pembeli mengambil es krim yang diberikan melalui tongkat panjang, yang diterima kadang hanyalah cone atau ‘kerucut’ saja. Bahkan, pada atraksi selanjutnya, si pembeli tidak mendapatkan apa-apa meskipun sudah mengikuti gerak kerucut es krim dari si penjual.
Atraksi ini memang mengundang tawa siapa pun yang melihatnya. Kadang ada juga yang kesal atau marah saat menerimanya. Namun, kita perlu tahu mengapa es krim yang melekat pada tongkat panjang tersebut tidak jatuh atau mencair? Ternyata tekstur es krim dari Turki yang sangat lengket itu berasal dari sejenis tepung yang terbuat dari anggrek ungu (orchis mascula) dan getah pohon mastic. Campuran tersebut menyebabkan es krim Turki menjadi lengket.
Dalam bahasa Turki, es krim tersebut bernama dondurma. Dondurma bermakna ‘membeku’. Akhir-akhir ini kehadiran penjual es krim ini marak di Indonesia. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Republik Indonesia pun memasukkan kata ini ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Dalam KBBI, dondurma bermakna ‘es krim Turki yang memiliki tekstur sangat lengket dan padat sehingga tidak mudah mencair, biasanya dijual dengan atraksi yang menarik dari penjualnya dengan membolak-balikkan es krim tersebut’. Karena tidak banyak pengguna yang tahu kata ini, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Republik Indonesia memberikan definisi yang lengkap agar bisa dipahami oleh pengguna bahasa Indonesia.
Ternyata bukan hanya kata dondurma yang diserap dari bahasa Turki. Ada kosakata lainnya yang diserap ke dalam bahasa Indonesia. Sebanyak lima kosakata bahasa Turki sudah tercantum dalam KBBI daring (2023), yaitu dolma, dondurma, kofte, manti, dan simit. Dalam KBBI edisi cetak, kosakata tersebut belum ada meskipun Indonesia sudah lama bekerja sama dengan Turki.
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (2014) menjelaskan bahwa sejak abad ke-12, Indonesia sudah berhubungan dengan Turki. Hubungan tersebut terbentuk melalui kedatangan pelajar Turki ke Indonesia. Para pelajar dari Turki menyebarkan ajaran Islam melalui metode dakwah di Nanggroe Aceh Darussalam. Pada Oktober 1923, Indonesia mengakui kedaulatan Turki dan dilanjutkan pada 29 Desember 1949, Turki juga mengakui Indonesia sebagai negara merdeka. Pada 10 April 1957, kantor Kedutaan Besar Turki pun resmi dibuka di Indonesia.
Hubungan yang harmonis antara Indonesia dan Turki ini terus berlanjut dalam diplomasi politik. Turki dan Indonesia sama-sama bergabung dalam Organization of Islamic Cooperation (OIC) dan Organisasi Delapan Negara Berkembang yang penduduknya mayoritas muslim (D8). Namun, dalam sejarah panjang tersebut, bahasa Turki tidak berkontribusi dalam perkembangan kosakata bahasa Indonesia.
Penyebaran budaya dan bahasa Turki ternyata terjalin melalui jalur lain, yakni melalui makanan. Era digital memang memberi peluang besar bagi budaya asing masuk ke Indonesia. Promosi wisata, baik tempat, makanan, dan pakaian sangat mudah dilakukan melalui media sosial. Oleh karena itulah, kata dondurma yang menjadi penganan dari Turki ini cepat dikenal oleh pengguna bahasa Indonesia.
Selain dondurma, ada juga dolma. Dalam KBBI Edisi daring, dolma adalah makanan khas Turki yang berupa terung, tomat, atau paprika yang bagian dalamnya diisi daging cincang, dimasak dengan dikukus. Isi terung, tomat, dan paprika dikeluarkan dan diganti dengan daging cincang. Dolma dengan isian daging ini sangat enak disajikan dengan saus.
Di negara asalnya, ada juga dolma yang hanya diisi dengan nasi saja (tanpa daging). Dolma ini disajikan dingin dan diberi bumbu lain, seperti bawang, peterseli, daun mint, dan juga rempah. Makanan ini terkenal tidak hanya di Turki, tetapi juga di negara-negara Laut Tengah, seperti Arab Saudi, Lebanon, Turki, Yunani, Maroko, Israel, dan negara di sekitar Mediterania.
Kosakata lainnya yang juga masuk dalam KBBI adalah kofte. Kofte merupakan ‘makanan khas Turki yang berbahan daging sapi, kambing, atau ayam yang digiling dan dicampur bumbu, dimasak dengan cara direbus, dipanggang, atau digoreng, biasanya disajikan dengan salad dan saus’. Kofte disajikan seperti steak, tetapi dalam ukuran yang lebih kecil. Sebagian orang ada juga yang menyebutnya dengan bakso turki. Kofte biasanya disajikan dengan nasi putih hangat dan salad, serta siraman dari saus khas Turki.
Selain dondurma, dolma, dan kofte, juga ada manti dan simit. Manti adalah ‘penganan khas Turki, seperti pangsit, diisi daging sapi atau kambing, disajikan dengan saus yoghurt atau mentega’, sedangkan simit adalah ‘roti khas Turki yang dipilin dan dibentuk menyerupai cincin, dibuat dari tepung, garam, dan ragi yang dicelupkan ke molases dan ditaburi wijen sebelum dipanggang, biasanya disajikan dengan keju, selai, yoghurt, dan sayuran segar’. Jika tidak punya pengalaman mencicipi makanan Turki ini, memang sulit membayangkan seperti apa. Namun, untuk memenuhi keingintahuan, kita dapat membuka mesin pencari untuk melihat seperti apa rupa kelima makanan ini.
Dalam kuliner Indonesia, salah satu makanan yang melekat kata Turki adalah kebab. Di mana-mana sudah banyak yang menjual makanan kebab turki. Namun, kata kebab dalam KBBI tidak mendapat label sebagai kosakata dari bahasa Turki. Kebab diserap tanpa identitas dari bahasa mana pun. Namun, jika kita menelusuri asal-usulnya, kebab diperkirakan berasal dari Persia. Pada abad ke-16, para tentara Turki mempopulerkan makanan ini ke seluruh dunia. Itulah sebabnya Turki yang dikenal sebagai negara asal kebab, bukan Persia.
Dengan demikian, tampaklah bahwa pada hari ini Turki memiliki pengaruh dalam perkembangan kosakata bahasa Indonesia. Meskipun baru lima kata dari bahasa Turki yang masuk, ke depan tidak tertutup kemungkinan bertambah kosakata lainnya. Hubungan antara Indonesia dan Turki pada hari ini tampak terus meningkat.
Discussion about this post