Selasa, 15/7/25 | 05:20 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI ARTIKEL

Fenomena dan Keunikan Kata “anu”

Minggu, 23/4/23 | 08:40 WIB

Oleh: Metra Wiranda Putra, S.Sos.
(Alumni UIN Imam Bonjol Padang)

Siapa yang tidak pernah mengucapkan dan mendengarkan kata “anu” dalam kehidupan sehari-hari? Acap kali kita mendengar orang atau diri kita sendiri mengucapkan kata “anu”. Seakan-akan kata anu ini tidak asing lagi untuk kedua telinga kita ini mendengarnya dan bisa jadi sudah bosan lisan ini melafalkannya.

Kata anu familiar dipakai ketika seseorang dalam berdialog. Biasanya kata anu dipakai ketika seseorang lupa mengingat kata yang ingin diucapkan. Contoh yang pertama karena situasi tergesa-gesa, “anu” yang saya buat tadi malam tidak termasukan ke dalam tas”. Contoh yang kedua sebagai pengganti nama orang ketiga: “Saya melihat ibu guru “anu” yang pernah mengajar kita saat di SD dulu di warung depan rumah saya”.

BACAJUGA

Adat “Naiak Anak Mudo” Manifestasi Berdemokrasi Anak muda Minangkabau

Adat “Naiak Anak Mudo” Manifestasi Berdemokrasi Anak muda Minangkabau

Minggu, 19/1/25 | 10:13 WIB
Pilkada 2024, Representasi Wajah Demokrasi Indonesia ke Depannya

Pilkada 2024, Representasi Wajah Demokrasi Indonesia ke Depannya

Senin, 09/12/24 | 13:11 WIB

Fenomena pertama di atas menunjukkan adanya indikasi lupa mengingat nama benda yang ia masukkan ke dalam tas yang telah dibuat tadi malam. Kemungkinan barang tersebut adalah tugas kuliah. Fenomena kedua yaitu seseorang lupa dengan nama guru yang pernah mengajarnya waktu SD dulu. Oleh sebab itu, untuk pengganti nama tersebut secara spontan dia menyebut “anu” karena tidak ingat atau lupa. Jika diulik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata anu berarti yang tidak disebutkan namanya (orang, benda, dan sebagainya) dan  (untuk menyebutkan) sesuatu yang namanya terlupa atau tidak diketahui.

Saat ini kata anu sedikit mengalami pergeseran makna. Jika dalam KBBI bermakna sesuatu yang namanya terlupa atau tidak diketahui dan pengganti nama orang, benda, atau nama yang tidak diketahui, menurut penulis makna kata anu lebih dari itu. Interpretasi seseorang dalam mendengar kata “anu” zaman sekarang sangat beragam. Ada kata anu dipakai orang karena lupa nama dan tidak mengetahui nama orang yang dibicarakan, tidak menemukan kata yang tepat untuk diucapkan, menyampaikan pesan privasi ke lawan bicara, bahan kata untuk bercanda, menyebutkan sesuatu yang jorok, ekspresi kegugupan atau canggung dalam memulai sebuah pembicaraan.

Namun sekarang, kebanyakan orang menginterpretasikan penggunaan kata anu kepada hal-hal yang berbau negatif (kata kotor). Satu kata kaya akan makna itulah kata anu. Namun, tidak semua kondisi bisa diwakilkan dengan kata anu. Pemaknaan kata anu bisa saja berubah-ubah, tetapi hal itu sesuai dengan situasi, kondisi, dan tujuan pembicaraan.

Gadur, Enam Lingkung, 15 April 2023

Tags: #Metra Wiranda Putra
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Puisi-puisi Danang Susena

Berita Sesudah

Selalu Ada Jalan Untuk Kembali

Berita Terkait

Ekspresi Puitik Penderitaan Palestina dalam Puisi “Tamimi” karya Bode Riswandi

Ekspresi Puitik Penderitaan Palestina dalam Puisi “Tamimi” karya Bode Riswandi

Minggu, 06/7/25 | 11:11 WIB

Oleh: Aldi Ferdiansyah (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas)   Karya sastra adalah hasil proses kreatif yang...

Psikologi Kekuasaan dalam Cerpen “Seekor Beras dan Sebutir Anjing”

Psikologi Kekuasaan dalam Cerpen “Seekor Beras dan Sebutir Anjing”

Minggu, 06/7/25 | 10:56 WIB

Oleh: Nikicha Myomi Chairanti (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia Universitas Andalas) Cerita pendek "Seekor Beras dan Sebutir Anjing" karya Eka Arief...

Tantangan Kuliah Lapangan Fonologi di Era Mobilitas Tinggi

Tantangan Kuliah Lapangan Fonologi di Era Mobilitas Tinggi

Minggu, 29/6/25 | 08:21 WIB

Oleh: Nada Aprila Kurnia (Mahasiswa Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas dan Anggota Labor Penulisan Kreatif/LPK)   Kridalaksana (2009),...

Mendorong Pemberdayaan Perempuan melalui KOPRI PMII Kota Padang

Mendorong Pemberdayaan Perempuan melalui KOPRI PMII Kota Padang

Minggu, 22/6/25 | 13:51 WIB

Oleh: Aysah Nurhasanah (Anggota KOPRI PMII Kota Padang)   Kopri PMII (Korps Putri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) merupakan organisasi yang...

Aspek Pemahaman Antarbudaya pada Sastra Anak

Ekokritik pada Fabel Ginting und Ganteng (2020) Karya Regina Frey dan Petra Rappo

Minggu, 22/6/25 | 13:12 WIB

Oleh: Andina Meutia Hawa (Dosen Prodi Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas)   Kajian ekokritik membahas hubungan antara manusia, karya sastra,...

Perkembangan Hukum Islam di Era Digital

Mencari Titik Temu Behaviorisme dan Fungsionalisme dalam Masyarakat Modern

Minggu, 22/6/25 | 13:00 WIB

Oleh: Nahdaturrahmi (Mahasiswa Pascasarjana UIN Sjech M. Jamil Jambek Bukittinggi)   Sejarah ilmu sosial, B.F. Skinner dan Émile Durkheim menempati...

Berita Sesudah
Satu Tikungan Lagi

Selalu Ada Jalan Untuk Kembali

Discussion about this post

POPULER

  • Sekitar 150 warga Jorong Kampuang Surau, Nagari Gunung Selasih, Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, menggelar aksi unik dengan mengarak TOA (pengeras suara) keliling kampung pada Minggu malam (13/7/2025).

    Warga Kampuang Surau Arak TOA Keliling Kampung, Tuntut Pengembalian 20 Persen Lahan dari PT BPSJ

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanda Titik pada Singkatan Nama Perusahaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hegemoni Deiksis “We” dalam Perspektif Analisis Wacana Kritis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perayaan HUT Koperasi ke-78 di Bukittinggi, Bung Hatta Kembali Jadi Inspirasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penggunaan Kata Ganti Engkau, Kau, Dia, dan Ia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yusri Latif: Koperasi Harus Jadi Kunci Kebangkitan UMKM dan Potensi Lokal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024