Salman Herbowo
(Kolumnis Rubrik Renyah Scientia.id)
Apa pentingnya membawa ban serap di mobil? Begitu pertanyaan seorang teman saat ia menemani saya mengemudi. Pada waktu kami menempuh perjalanan jauh, ke provinsi tetangga.
Semakin jauh jalan ditempuh, semakin banyak pula hal yang dilihat. Semakin lama berjalan, tentu semakin bermacam pula yang terjadi. Begitu seorang teman menyemangati saya saat mengemudi perjalanan jauh.
Perjalanan waktu itu tidak semulus yang dibayangkan. Seperti lazimnya akhir pekan, jalanan macet, padat merayap istilahnya sekarang. Memang akhir pekan waktunya healing agar Senin kembali bekerja dengan semangat. Begitu teorinya.
Medan yang ditempuh tergolong cukup ekstrem. Banyak tanjakan berliku dan terkadang berlubang. Bikin panik bila terjebak macet di tanjakan, bisa bikin kaki mengigil dan keringat dingin. Paling tidak itu yang dikatakan rekan saat ia mengemudi.
Cukup lama kiranya terjebak macet di tanjakan itu. Sudah habis pula dua bungkus gorengan dan empat botol air mineral. Mobil ini belum juga terlepas dari macet. Dari langit kemerahan hingga hitam kelam, hanya berangsut saja jalannya.
Ini baru masalah macet, belum lagi kendala kendaraan. Namanya jalanan tentu ada-ada saja yang terjadi secara tiba-tiba, di luar perkiraan. Seperti ban bocor dialami saat malam di daerah yang berjarak dari permukiman.
Beruntungnya, mobil yang kami kemudikan sudah tersedia ban serap. Memang kami tidak cek apakah ban serap, kunci ban, dan dongkrak tersedia atau tidak. Seperti biasanya, selesai serah terima kunci dan STNK, mobil rental pun langsung kami jalankan. Kalau pun ada yang hendak dicek, itu pun kondisi minyak.
Tidak butuh waktu lama kami menggatinya dengan ban serap. Semuanya turun tangan, ada yang buka ban, ada pula yang ambil ban serap di kolong mobil. Kerja cepat, biar segera meninggalkan lokasi yang gelap itu. Tentu tujuan yang harus dicari cepat adalah rumah makan. Rehat sambil mengisi perut keroncongan, itu yang terpikirkan.
Usai mengganti ban serap dan melanjutkan perjalanan, ada satu pembicaraan penting yang harus direnungkan. Tiba-tiba saja seorang teman menanyakan apa pentingnya ada ban serap? Bagi kami ini pertanyaan biasa saja, yang jelas sebagai cadangan. Begitu rata-rata jawaban kami. Sepertinya jawaban kami itu tidak ada yang sesuai dengan ekspetasinya. Mungkin ada jawaban filosofis yang akan ia sampaikan. Begitu perkiraan kami, dan memang itu benarnya.
Baginya ban serap itu ibarat kaderisasi. Terkadang, seorang pengemudi juga butuh rehat, tapi mobil tetap terus berjalan. Jika dipaksakan, akibatnya bisa fatal. Tidak hanya bagi pengemudi, tetapi juga bagi semua penumpang.
Begitulah ban serap baginya, begitu penting dan berarti. Tanpa ada ban serap bisa terhambat pula perjalanannya. Sambil berkelakar ia mengatakan kalau tanpa ban serap deg-degan pula ia mengemudi jarak jauh. Paling tidak, bisa ke tempat tujuan dengan waktu tempuh singkat. Pengemudi boleh istirahat, tetapi mobil tetap jalan terus.
Discussion about this post