Senin, 02/6/25 | 02:47 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI RENYAH

Cerita di Balik Duduk

Minggu, 27/3/22 | 07:18 WIB

 

Salman Herbowo
Kolumnis Rubrik Renyah Scientia.id

 

Saya kira jarang di antara kita yang tidak suka dengan aktivitas duduk. Jika pun ada, barangkali hanya bosan karena dilakukan dengan jangka waktu yang lama. Bermacam cerita dan peristiwa dapat terjadi ketika duduk, mulai dari kisah menyenangkan hingga kejadian menggelikan dan memilukan. Misalkan saja, setelah duduk dalam waktu yang cukup lama, kita dapat menyelesaikan tugas pekerjaan kantor. Mungkin juga ada yang tertidur sambil duduk saat mengikuti sidang atau rapat, boleh jadi karena kelelahan. Lain pula dengan persoalan yang satu ini, hanya dengan duduk di depan televisi berbagai kabar dapat diketahui.

BACAJUGA

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Cerita dari Balik Busa dan Bilasan

Minggu, 01/6/25 | 16:05 WIB
Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Jam Tangan dan Seni Menjadi Siapa

Minggu, 25/5/25 | 13:50 WIB

Selain itu, sambil duduk banyak kisah dan peristiwa dapat disampaikan. Seorang ibu duduk di samping anaknya sebelum memulai membacakan dongeng. Betapa bahagianya hal serupa itu. Ketika seorang staf ingin berbicara dengan pimpinan, tentu lebih elok dilakukan sambil duduk. Apalagi bila pembicaraannya itu perihal pengajuan surat cuti, pasti duduk dengan sopan. Dalam menyelesaikan tulisan ini saja, saya harus duduk di depan laptop, bahkan dengan kebiasaan duduk pula orang dapat berinovasi, seperti menciptakan kloset duduk. Kira-kira begitu.

Dalam rutinitas pekerjaan, saya kira beberapa profesi akan banyak bekerja dengan posisi duduk, bahkan hampir semua tugas memang harus dikerjakan sambil duduk. Bila tidak demikian, berkemungkinan dapat sanksi dari atasan. Namun, ada pula yang lebih menggemaskan kalau di saat bekerja hanya dihabiskan dengan “duduk-duduk” sambil cengengesan. Selain itu, untuk “mendudukkan” sebuah persoalan tidak jarang pula dilakukan dengan duduk bersama. Semakin banyak peserta yang duduk tentu semakin “kaya” pula solusi dan masukan, sehingga semakin cepat pula duduk perkaranya diselesaikan.

Pada suatu waktu, akan ada di antara kita yang turut serta dan berusaha untuk memperoleh tempat “duduk” pada suatu jabatan tertentu. Tentu saja tidak menutup kemungkinan sebagian dari kita nantinya akan ikut pada kontestasi pemilihan dalam berbagai hal, seperti pemilihan ketua Osis, Presiden BEM, atau malah pemilihan kepala daerah dan pemilu legislatif. Berbagai macam cara dan strategi harus gencar dilakukan tentu dengan cara yang damai dan sehat supaya tenteram serta aman.

Tidak selalu hal baik dan bermanfaat yang kita peroleh dari duduk. Beberapa artikel dan berita daring yang sempat saya baca dijelaskan bahwa berbagai penyakit dapat menyerang seseorang ketika terlalu sering duduk. Sungguh informasi yang menakutkan. Saya kira tidak perlu diuraikan pula apa saja jenis penyakitnya itu satu-per satu. Yang jelas, pada akhir pemberitaan disampaikan bahwa kita memang diharuskan untuk banyak melakukan gerak dan melakukan gaya hidup sehat.

Bagi saya salah satu cara untuk melepas penat ialah duduk, tentu bukan dengan waktu yang cukup lama. Akan lebih berkesan duduk sembari minum jahe hangat dan membaca rubrik Renyah. Akan tetapi, duduk melepas penat tidak perlu berlama-lama. Jangan sampai duduk yang tadinya melepas penat menjadi duduk untuk bermalas-malasan, apalagi berakhir dengan rebahan sepanjang akhir pekan. Saya kira di penghujung hari Minggu ini ada baiknya digunakan untuk mempersiapkan hal-hal yang akan dilakukan pada pekan berikutnya. Sebab yang tidak boleh dilupakan ialah “besok hari Senin”.

 

Tags: #Salman Herbowo
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Kamus-kamus sebelum Kamus Besar Bahasa Indonesia

Berita Sesudah

Puisi-puisi Amalia Aris Saraswati

Berita Terkait

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Cerita dari Balik Busa dan Bilasan

Minggu, 01/6/25 | 16:05 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Ada satu kebiasaan yang tak pernah absen menemani masa-masa kuliah saya dulu, menumpuk cucian....

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Jam Tangan dan Seni Menjadi Siapa

Minggu, 25/5/25 | 13:50 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah) Seorang teman pernah berujar tentang urgensi dari jam tangan. Ia menjelaskan tentang benda kecil yang...

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Tertinggal Karena Lupa, Tertawa Karena Ingat

Minggu, 18/5/25 | 16:44 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Lupa adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Dalam keseharian, kita sering kali dibuat repot...

Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Menyulam Nilai Lewat Cerita: Inyiak Bayeh dan Cerita-cerita Lainnya

Minggu, 11/5/25 | 17:14 WIB

Lastry Monika Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand/Kolumnis Rubrik Renyah   Dalam tiga minggu terakhir, saya selalu mengangkat tema seputar...

Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Talempong Batu: dari Batu ke Nada

Minggu, 04/5/25 | 18:02 WIB

Lastry Monika (Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand/Kolumnis Rubrik Renyah)   Bila saya membawa teman pulang kampung, ibu hampir selalu...

Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Sastra Lisan dalam Keseharian

Minggu, 27/4/25 | 18:38 WIB

Lastry Monika (Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand/Kolumnis Rubrik Renyah)   “Jangan menangis keras-keras! Nanti kamu dijemput Inyiak Bayeh. Rambutnya...

Berita Sesudah
Puisi-puisi Amalia Aris Saraswati

Puisi-puisi Amalia Aris Saraswati

Discussion about this post

POPULER

  • Kualitas Aspal Jalan di Kecamatan IV Koto Agam Dipertanyakan

    Kualitas Aspal Jalan di Kecamatan IV Koto Agam Dipertanyakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Libur Panjang 29 Mei – 1 Juni 2025, Ini Rekomendasi Wisata Seru di Kota Padang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Zalmadi Sesalkan RS Rasidin Tolak Pasien Hingga Meninggal : Itu Tidak Manusiawi!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Moral dalam Cerpen “Robohnya Surau Kami”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Epigram 60: Perayaan Ulang Tahun Terakhir Joko Pinurbo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puisi-puisi Yogi Resya Pratama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024