Dr. Dini Hervani, M.P.
(Dosen Fakultas Pertanian Universitas Andalas)
Salah satu persyaratan untuk memproduksi benih padi yang bersertifikat adalah: mempertahankan kemurnian dan mutu genetik suatu varietas. Kegiatan yang penting dalam upaya peningkatan kemurnian benih dalam produksi benih disebut Roguing. Apa itu roguing, apa tujuannya, dan kapan waktu kita melakukan roguing? Pada artikel ini akan dibahas secara singkat dan jelas.
Roguing adalah seleksi negatif (off type), yaitu kegiatan mengidentifikasi dan menghilangkan tanaman yang menyimpang. Adapun tujuan roguing yaitu:
- Mengkarakteristik varietas yang digunakan, oleh karena itu orang yang melakukan roguing harus mengetahui deskripsi dari varietas yang dibudidayakan.
- Pembuangan tanaman-tanaman yang memiliki ciri atau penampilan berbeda yang dilaksanakan di lahan produksi benih dengan tujuan untuk menjaga kemurnian fisik varietas yang sedang diproduksi.
- Membuang gulma berbahaya sehingga persyaratan sertifikasi benih dapat terpenuhi dan kemurnian benih dapat terjaga.
Roguing dilakukan secara rutin dan dalam beberapa kali pelaksanaan pada fase pertumbuhan yang berbeda secara terus menerus sampai penampilan tanaman memang terlihat seragam dan hingga sebelum panen. Untuk mendapatkan hasil yang baik, maka sebaiknya roguing dilakukan pada pagi hari sebelum matahari terlalu panas agar pengenalan terhadap ciri-ciri kritis yang ada dapat lebih mudah dilakukan.
Kegiatan roguing menjadi hal yang harus diutamakan agar secara fisik benih yang dihasilkan benar-benar murni. Roguing dilakukan untuk menghilangkan varietas yang menyimpang dari varietas utamanya. “Bisa dibayangkan bila yang berbeda hanya satu malai dengan jumlah benih sekitar 200 gabah, sehingga bila 10 malai sudah 2000 gabah. Jika benih tersebut ditanam lagi maka akan sangat mengganggu kemurnian benih yang dihasilkan,”.
Jika roguing tidak kita lakukan, kemungkinan terjadinya varietas menyimpang itu tergolong tinggi. Tanda-tanda varietas yang menyimpang adalah: penampilan fisik berbeda (tanaman lebih tinggi, warna dan malainya berbeda), dan varietas yang berbeda bisa lebih rendah dari yang lainnya. Penyimpangan biasanya karena beberapa benih yang tercampur dengan benih dari varietas utama yang akan dihasilkan. Hal tersebut terjadi saat dilakukan perontokan (alat perontok harus benar-benar bersih), atau penggunaan sekam bakar saat persemaian dan bisa pula terjadi jika panen menggunakan mesin.
Untuk tanaman padi, roguing dapat dilakukan sebanyak minimal empat kali dan roguing dilakukan secara berulang dan sistematik, bahkan tidak disarankan jika dilakukan hanya satu kali karena peluang untuk menghasilkan varietas yang menyimpang akan sangat tinggi. Ada empat waktu dilakukannya roguing pada tanaman padi, yaitu sebagai berikut :
- Roguing pada fase vegetatif awal (35 sampai 45 Hari Setelah Tanaman).
- Roguing pada fase vegetatif akhir atau anakan maksimum (50 sampai 60 HST).
Pada fase ini, tipe tanaman yang di-roguing adalah tanaman yang tumbuh di luar jalur/barisan, tanaman/rumpun yang tipe pertunasan menyimpang dari sebagian besar rumpun-rumpun lain, tanaman yang bentuk dan ukuran daunnya berbeda dari sebagian besar rumpun-rumpun lain, tanaman yang warna kaki atau helai daun dan pelepahnya berbeda dari sebagian besar rumpun-rumpun lain, tanaman/rumpun yang tingginya sangat berbeda (mencolok).
- Roguing pada fase generatif awal / berbunga (85 sampai 90 HST).
- Roguing pada fase generatif akhir / masak (100 sampai 115 HST).
Tipe tanaman yang diroguing pada fase generatif akhir ini adalah: tanaman/rumpun yang tipe tumbuhnya menyimpang dari sebagian besar rumpun-rumpun lain, tanaman yang bentuk dan ukuran daun benderanya berbeda dari sebagian besar rumpun-rumpun lain, tanaman yang berbunga terlalu cepat atau terlalu lambat dari sebagian besar rumpun-rumpun lain, tanaman/rumpun yang memiliki eksersi malai berbeda, tanaman/rumpun yang terlalu cepat matang, tanaman/rumpun yang memiliki bentuk dan ukuran gabah, warna gabah. dan ujung gabah (rambut /tidak berambut) berbeda.
Kegiatan sosialisasi roguing pada tanaman padi sudah pernah dilakukan pada kelompok tani Semangat Berkarya di Nagari Sungai Batang, Kabupaten Agam. Kegiatan tersebut disambut baik oleh kelompok tani Nagari Sungai Batang yang saat ini dilatih menjadi penangkar benih padi oleh Tim Pengabdian Masyarakat Unand. Itu terlihat dari sesi tanya jawab yang interaktif antara narasumber dengan anggota kelompok tani hingga selesai kegiatan pengabdian.
Discussion about this post