
Dharmasraya, Scientia.id — Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, resmi menyalurkan Bantuan Pemerintah (Banpem) Fasilitasi dan Pembinaan Kelompok Masyarakat Apresiasi Komunitas Literasi (Komlit) 2025 kepada 100 komunitas literasi se-Indonesia.
Tiga di antaranya berasal dari Sumatra Barat, termasuk Rumah Baca Marenda yang berlokasi di Kabupaten Dharmasraya.
Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk pengakuan atas konsistensi komunitas dalam mendorong gerakan literasi di tingkat akar rumput.
Pendiri dan Ketua Rumah Baca Marenda, Amar Salahuddin mengungkapkan rasa syukur atas kepercayaan yang diberikan pemerintah. Ia menyatakan bahwa penghargaan ini merupakan awal dari langkah yang lebih besar.
“Apresiasi ini bukan akhir, melainkan pemantik untuk bergerak lebih luas. Rangkaian program 2025 kami rancang untuk menunjukkan bahwa literasi adalah gerakan pemberdayaan,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa berbagai kegiatan yang digagas Rumah Baca Marenda bertujuan menjadikan literasi sebagai bagian dari aksi nyata dan kolaboratif di tengah masyarakat.
Pada tahun 2025 ini, Rumah Baca Marenda meluncurkan lima program utama yang dirangkum dalam tema besar “Suluah”, yang berarti cahaya atau pelita dalam bahasa Minang. Program tersebut meliputi:
- Pertama, Pelatihan Manajemen Konten dan Literasi Baca Tulis untuk TBM;
- Kedua, Kelas Literasi Interaktif (membaca buku cerita, menggambar, menulis bebas);
- Ketiga, Satu Buku, Satu Aksi (membaca buku dan membuat proyek aksi kecil);
- Keempat, Mentor Literasi (pendampingan membaca dan menulis kreatif untuk anak-anak); dan
- Terakhir, Festival Literasi Marenda (pameran karya, lomba menulis, dan pentas puisi).
Rangkaian kegiatan resmi ditutup pada Minggu, 19 Oktober 2025, melalui gelaran Festival Literasi Marenda yang berlangsung meriah dengan antusiasme tinggi dari peserta.
Salah satu peserta, Lia Faridatul Ulfa, membagikan pengalamannya selama mengikuti kegiatan.
“Kegiatan ini tidak hanya bersifat kompetitif, tetapi juga edukatif. Kami belajar literasi, menulis, membaca, dan berekspresi dalam suasana yang inklusif dan hangat. Rasanya seperti rumah kedua bagi kami,” tuturnya.
Ia berharap agar program Suluah dapat terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak generasi muda di berbagai wilayah.
“Semoga Rumah Baca Marenda terus menjadi suluah — cahaya yang melahirkan gagasan positif dan karya yang menginspirasi,” tambahnya.
Melalui penghargaan Banpem Komlit 2025, Rumah Baca Marenda membuktikan bahwa literasi bukan lagi sekadar aktivitas membaca dan menulis, melainkan gerakan sosial yang memberdayakan, menyatukan, dan menerangi.
Baca Juga: Rumah Baca Marenda Gelar Pelatihan Literasi: Satu Buku, Satu Aksi
Dengan semangat “Suluah”, Rumah Baca Marenda terus menyalakan obor literasi dari Dharmasraya untuk Indonesia. (tnl)








![Gubernur Sumbar, Mahyeldi saat orasi.[foto : ist]](https://scientia.id/wp-content/uploads/2025/10/Mahyeldi-Palestina-75x75.jpg)
