
Laut Bulan Februari
Karya : Hanaa Kamilia
Memikul gulungan pertanyaan di hatimu
Menyeret getar jiwa berjarak dari batas ombak
Apa jawaban yang kau tunggu
Dari laut di bulan Februari
Engkau mencintai surut
Jauh sekali, mendekatlah
Sementara mendekatinya adalah kepergian
Sebab surut akan berganti pasang
Laut enggan memastikan
Disebutnya ini bukanlah jawaban
Melainkan pertanyaan
Apakah ia benar-benar jawaban
Bapak yang Pergi
Karya : Hanaa Kamilia
Tangis berayun bertalu-talu
Mengenang bapak yang pergi
Dengan jasad tak kembali
Kabar pun enggan menghampiri
Kental darah mengalir berhari-hari
Sudah pekat barulah berkalang tanah
Tanah bercampur makan sehari-hari
Liang lahat yang konon abadi
Padang, 17 Juli 2023
Cerita Tiga Hari Setelah Kehilangan
Karya : Hanaa Kamilia
Melupakan adalah ritual mengingat kembali yang menyakitkan. Semakin larut aku melupakanmu, semakin sulit ingatan ini surut. Siapa bilang kehilangan itu kosong? Justru kehilangan terdalam menyebabkan pikiran semakin obesitas dengan memori-memori yang entah kapan akan minggat.
Nah, yang ini menarik. Suatu waktu kamu berucap luapkan emosimu dan lupakan.
Sudah kucoba, namun tetap janggal. Ah, seingatku kalimat itu sempat mujarab karena ia keluar dari lisanmu Serentak dengan rangkulan hangatmu. Tak selang lama tanganmu mendarat pula di kepalaku. Tapi itu dulu.
Benar kan, sudah kubilang. Baca ulang kalimat pertamaku untuk hari ini.
Padang, 15 Mei 2024
Semoga
Karya : Hanaa Kamilia
Bagaimana aku tidak merasa dicinta
Sedang suatu saat kau berkata
Kamu adalah doa
Pembukanya semoga
Penutupnya amin
Semoga selalu puji syukur
Amin
Padang, 21 November 2024
Aku Liat yang Terbakar
Karya : Hanaa Kamilia
Ibu membentukku dari segenggam liat
Yang dikerok dari lembah kasihnya
Mulanya aku meliuk-liuk
Tapi tangan keras ayah membentukku
Lalu aku dituntun nenek menuju tungku
Namun nenek tetiba berpulang
Kata ibu aku akan menghadapi api
Saran ayah bertemanlah dengannya
Sedang tariannya makin menyala
Liat dibakarnya
Maka keras dan rapuhlah ia
Kemudian api terlalu candu membakar liat
Mengokohkan rapuh yang ada
Tungku ini bukan mencari keras tercepat
Yang tegarlah yang bermanfaat setelah keluarnya
Saat ibu bersalin dunia mengukuhkan padaku
Kalau aku akan dibakar di sini
Karena itu aku menangis dalam pelukan ibu
Merindukan kehangatan lembah yang dulu
Padang, 25 November 2024
Biodata Penulis:
Hanaa Vithri Kamilia dikenal sebagai Hanaa Kamilia dalam tulisannya. Perempuan kelahiran Padang, Sumatera Barat ini merupakan Mahasiswa Program Studi Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Andalas. Menulis puisi bagi Hanaa adalah upaya mengobati luka, merayakan kebahagiaan, menyalakan semangat, menyuarakan kebenaran, dan mengabadikan hal-hal yang fana.