
Dia dan Danau
Oleh: Adli Maul
Awali pagi dengan senyuman
menaiki perahu, melintasi danau
mata indah melihat genangan air
pergi jauh menuju ladang
hentakan cangkul mendalami tanah
pikiran penuh dengan harapan
aliran keringat di udara dingin
anak dirumah menahan rindu
di tepi danau ia bersandar
melepas tenaga yang ia habiskan
danau berharap kepada langit
harapan itu selalu dikabulkan
ia berharap kepada atasan}
harapan itu selalu diharapkan
Danau Talang, 12 Mei 2025
Pertanyaan di Tengah Pertempuran
Oleh: Adli Maul
Runtuh tembok asap mengudara
Kapal terbang melintasi sang surya
Ledakan menyerang insan tergeletak
Wanita tua bertanya kepada semesta, kapan pertempuran ini usai?
Mata berkaca penuh trauma
Mata tertutup hanya tinggal nama
Gadis kecil berwajah abu-abu
Dipeluk erat oleh sang ibu
Semua bertanya kepada semesta, kapan Pertempuran ini usai?
Ribuan mulut mengucapkan hal itu
Darah mengalir uang mengalir
Semua digunakan sebagai kepuasan bergilir
Padang, 20 Mei 2025
Gadis di bawah terik
Oleh: Adli Maul
Panas mentari dekat samudera.
Senyuman manis membuat ku terpana.
Mulut diam tak banyak bicara.
Seperti tak tahu gadis asal mana.
Duduk tenang di bawah terik.
Umat ribut masalah kecil.
Dia tenang bagaikan bunga matahari.
Memilih urus diri sendiri.
Ku lihat gambar orang ramai.
Mata ku hanya tertuju kepadanya.
Wahai gadis itu, ku buat puisi untuk mu.
Agar kau tahu isi hati ku.
Pesisir Selatan, 18 Mei 2025
Tentang rindu
Oleh: Adli Maul
Tanah subur, angin syahdu
Langit biru meratapi ku
Kamu disana menunggu aku
Aku melangkah menahan rindu
Ku ambil gambar dengan kamera lama
Agar kau lihat saat ku tiba
Bahwa gunung pernah bercerita
Yang harus dipahami setiap makna
Gunung Talang, 15 Juni 2025
Jawaban Sang Ayah
Oleh: Adli Maul
Oh ayah, oh ayah, oh ayah
Kapan semua ini lekas membaik?
Suara tangisan meminta keadilan
Semua dimakan habis-habisan
Rasa peduli tak ada mereka rasakan
Oh ayah, oh ayah, oh ayah
Jawablah pertanyaan ku!
Untuk apa mereka disana?
Duduk manis di bawah pendingin
Kita tunduk dibawah Mentari
Keringat mengalir mengambil padi
Oh ayah, oh ayah, oh ayah
Mereka bekerja perlu dilihat
kita bekerja tidak ada yang melihat
Oh ayah, oh ayah, oh ayah
Suara-suara mereka hiraukan
Janji-janji mereka dustakan
Lalu kita, mereka apakan?
Anak ku, anak ku, anak ku
Satukan jemari menghadap ke langit
Ucap kata dalam hati yang syahdu
Hanya kepadanya kita bisa berharap
Ia sendiri bisa mendengar
Tanpa perlu suara yang tegar
Padang, 21 Mei 2025
Biodata Penulis:
Adli Maul mempunyai nama asli Diandra Adli Maulana. Mahasiswa kelahiran Padang, 08 November 2006 sedang merampung studi di Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas.