Minggu, 13/7/25 | 14:12 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI RENYAH

Jam Tangan dan Seni Menjadi Siapa

Minggu, 25/5/25 | 13:50 WIB

Salman Herbowo
(Kolumnis Rubrik Renyah)

Seorang teman pernah berujar tentang urgensi dari jam tangan. Ia menjelaskan tentang benda kecil yang melingkar di pergelangan itu, bisa mengindetifikasi siapa, dari mana, dan hendak kemana si yang punya pergi. Tentu saja itu bagian dari kemajuan teknologi informasi. Tidak dapat dipungkiri, saat ini jam tangan bukan semata fungsinya sebagai penunjuk waktu, tapi karena ia menyimpan identitas, prestise, dan kadang, makna adat yang tak terucap.

Dalam lanskap gaya hidup modern yang serba cepat dan visual, jam tangan telah bertransformasi menjadi pernyataan personal. Ia tak lagi sekadar alat bantu, melainkan aksesoris yang dipilih dengan pertimbangan estetika, fungsionalitas, dan citra diri. Generasi kini yang akrab dengan ritme multitasking, menjadikan jam tangan sebagai penanda profesionalisme sekaligus selera.

Tidak salah juga sekiranya ada pendapat yang menyatakan bahwa mengenakan smartwatch dengan desain minimalis sering diasosiasikan dengan produktivitas dan efisiensi, sementara mereka yang setia pada jam analog biasanya diasosiasikan dengan ketenangan, keanggunan, dan kecermatan. Bahkan pilihan untuk tidak memakai jam tangan pun bisa dibaca sebagai simbol kebebasan dari tekanan waktu, atau gaya hidup yang lebih santai dan lepas.

BACAJUGA

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Pesan yang Tak Pernah Usai

Minggu, 06/7/25 | 16:34 WIB
Satu Tikungan Lagi

Yang Tersembunyi di Balik Ramalan

Minggu, 29/6/25 | 19:13 WIB

Sebagian kita fokus untuk menyakan waktu, sebagian justru memakai jam tangan untuk menjawab pertanyaan yang lebih mendalam, “Saya sedang menjadi siapa hari ini?”. Bayangkan seorang pelajar yang setiap hari memakai smartwatch, bukan hanya untuk melihat waktu, tapi juga untuk melacak aktivitas harian seperti jumlah langkah, kualitas tidur, bahkan notifikasi tugas yang harus segera diselesaikan.

Jam tangan itu menjadi semacam asisten pribadi yang membantunya tetap fokus dan teratur di tengah tumpukan tugas dan deadline. Sementara itu, ada anak muda lain yang memilih jam tangan analog, sebagai cara mengekspresikan gaya dan kecintaannya pada hal-hal klasik di tengah hiruk-pikuk dunia digital. Jam tangan bagi mereka bukan sekadar penunjuk waktu, tapi juga cara menunjukkan siapa mereka, apakah si pecinta teknologi yang dinamis, atau si penggemar gaya retro yang santai.

Ironisnya, di balik segala kecanggihan dan simbolisme yang melekat, jam tangan justru mengajarkan kita satu hal sederhana tapi sering terlupa: waktu itu bukan hanya soal angka atau detik yang terus berdetak. Jam tangan, dalam keheningan kecilnya, menantang kita untuk berhenti sejenak, untuk bertanya bukan “berapa lama lagi?”, tapi “apa yang benar-benar berarti?”. Pada akhirnya, bukan jam di pergelangan yang mengatur hidup, melainkan bagaimana kita memilih untuk mengisi setiap detik yang berjalan.

Tags: #Salman Herbowo
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Kekacauan dalam Film “Pengepungan di Bukit Duri”

Berita Sesudah

Literature Review Artikel “Power in the Discourse of West Sumatra Regional Regulation Number 7 of 2018 concerning Nagari”

Berita Terkait

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Pesan yang Tak Pernah Usai

Minggu, 06/7/25 | 16:34 WIB

  Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Pekan lalu, tepatnya Minggu, 29 Juni 2025, saya menuliskan kembali kenangan tentang masa...

Satu Tikungan Lagi

Yang Tersembunyi di Balik Ramalan

Minggu, 29/6/25 | 19:13 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Semasa sekolah menengah, saya dan banyak teman sebaya gemar mengakses ramalan, dari situs mistis...

Belajar dari Menunggu

Minggu, 22/6/25 | 18:32 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Menunggu ujian bukan hanya soal duduk diam di luar ruang kelas dengan segelas air...

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Jalan Pagi atau Jajan Pagi

Minggu, 15/6/25 | 17:57 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Beberapa minggu terkahir ini, di akhir pekannya saya suka jalan-jalan pagi. Niat awalnya olah...

Satu Tikungan Lagi

Masih Tentang Busa dan Bilasan

Minggu, 08/6/25 | 17:51 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Minggu lalu, di rubrik Renyah, saya menulis tentang pengalaman mencuci pakaian—aktivitas sederhana yang diam-diam...

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Cerita dari Balik Busa dan Bilasan

Minggu, 01/6/25 | 16:05 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Ada satu kebiasaan yang tak pernah absen menemani masa-masa kuliah saya dulu, menumpuk cucian....

Berita Sesudah
Literature Review Artikel “Power in the Discourse of West Sumatra Regional Regulation Number 7 of 2018 concerning Nagari”

Literature Review Artikel “Power in the Discourse of West Sumatra Regional Regulation Number 7 of 2018 concerning Nagari”

POPULER

  • Efisiensi di Negeri Petro Dolar: Jalan Penuh Lubang, Jembatan Reyot Vs Mobil Dinas Baru yang Lukai Rasa Keadilan

    Efisiensi di Negeri Petro Dolar: Jalan Penuh Lubang, Jembatan Reyot Vs Mobil Dinas Baru yang Lukai Rasa Keadilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 100 Hari Kerja Wali Kota Padang Capai Kepuasan 80 Persen

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mambangkik Batang Tarandam dalam Naskah Drama “Orang-orang Bawah Tanah” karya Wisran Hadi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penggunaan Kata Ganti Engkau, Kau, Dia, dan Ia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Psikologi Kekuasaan dalam Cerpen “Seekor Beras dan Sebutir Anjing”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Angka Penyalahgunaan Narkoba di Sumbar Sempat Tempati Posisi Tertinggi, Kapolda : Kita Bakal All Out

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Festival Sepak Bola Usia Dini KNPI CUP Bentuk Mental Juara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024